BI Tegaskan Perlunya Komunikasi Inovatif di Era Digital

BI tegaskan perlunya komunikasi inovatif di era digital. Saat ini zaman semakin canggih, masyarakat lebih pintar untuk memilih media apa yang akan dibaca.
PELATIHAN WARTAWAN DAERAH BANK INDONESIA: Kepala Grup DKEM BI Yoga Affandi (kiri) bersama pengamat ekonomi Lana Soelistyningsih (kedua kiri), Deputi 1 Bidang Perekonomian BI Iskandar (ketiga kiri), Asisten Gubernur BI Dyah Nastiti (ketiga kanan), Kepala DKOM BI Agusman serta Pemred Investor Daily Primus pada kegiatan Pelatihan Wartawan Daerah Bank Indonesia 2017 di Jakarta, Senin (20/11). Pelatihan yang diikuti oleh 580 wartawan dari seluruh Indonesia tersebut digelar untuk meningkatkan pemahaman wartawan media massa terhadap fungsi Bank Sentral dalam kebijakan moneter, sistem pembayaran dan stabilitas sistem keuangan. (Foto: Ant/Adiwinata Solihin)

Jakarta, (Tagar 20/11/2017) – "Saat ini zaman semakin canggih, masyarakat lebih pintar untuk memilih media apa yang akan dibaca, makanya diperlukan komunikasi yang lebih inovatif di era digital seperti saat ini,” kata Asisten Gubernur Bank Indonesia (BI) Dyah Nastiti saat membuka Pelatihan Wartawan Daerah 19-22 November di Jakarta, Senin (20/11).

Dia mengatakan, hal itu sejalan dengan tren masyarakat dengan kategori usia di bawah 39 tahun sudah mendominasi masyarakat Indonesia saat ini.

"Usia ini, sangat banyak dan memegang kendali dalam era komunikasi digital," ujarnya.

Sehingga, kata dia, BI bekerja keras menyiapkan data dan informasi yang dikemas sedemikian rupa agar bisa dibaca oleh masyarakat zaman sekarang.

Karena, kata dia lagi, sekitar 65 persen usia penduduk kita rata-rata 28 hingga 39 tahun atau disebut dengan digital native.

"Nah yang menjadi penting, bagaimana peran media dapat mengkomunikasikan sebuah informasi sehingga sampai, dengan baik ke masyarakat yang digital native tersebut.

Nastiti menjelaskan tentang gaya hidup zaman sekarang (now), khususnya bagi digital native tak lagi tertarik dan berminat untuk membaca berita yang panjang, namun lebih didominasi oleh gambar dan sejenisnya.

Digital native Indonesia, kata Nastiti, berdasarkan penelitian, tercatat bahwa rata-rata mereka menghabiskan waktunya selama tiga jam 40 menit dengan gadjet.

Untuk itu berita yang disajikan harus pendek, paragraf yang tajam, hiperlink dan menggunakan keyword yang tepat.

Ketua Panitia yang juga Kepala Departemen Komunikasl Bank Indonesia, Agusman juga mengatakan pentingnya komunikasi yang lancar, efektif, dan efisien.

“Hal itu membuat transmisi kebijakan BI dapat diterima seluruh tataran industri, pelaku usaha dan masyarakat, terutama dalam pengendalian ekspektasi inflasi,” ujarnya. (ant/yps)

Berita terkait
0
Ini Alasan Mengapa Pemekaran Provinsi Papua Harus Dilakukan
Mantan Kapolri ini menyebut pemekaran wilayah sebenarnya bukan hal baru di Indonesia.