BI: Lebaran Jadi Tantangan Inflasi Selanjutnya

"Kita masih punya tantangan lebaran, dan juga di harga minyak internasional, bagaimana dampaknya kepada inflasi di Indonesia," kata Mirza.
Ilustrasi Inflasi (Foto: Ant)

Jakarta, (Tagar 5/4/2017) - Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara mengatakan periode menjelang Puasa dan Lebaran menjadi tantangan selanjutnya bagi pemerintah untuk mengatasi inflasi agar tidak terlampau tinggi.

"Kita masih punya tantangan lebaran, dan juga di harga minyak internasional, bagaimana dampaknya kepada inflasi di Indonesia," kata Mirza di Jakarta, Rabu (5/4).

Mirza mengapresiasi laju inflasi yang masih relatif terkendali dalam tiga bulan pertama 2017, namun bukan berarti tingkat inflasi rendah bisa terjadi di bulan-bulan berikutnya.

Untuk itu, ia mengharapkan ada upaya untuk menjaga stabilitas harga pangan menjelang Puasa dan Lebaran, karena biasanya harga-harga dalam periode tersebut mengalami kenaikan cukup signifikan.

"Deflasi Maret ini dalam masa panen, tapi dari deflasi satu bulan ini tidak bisa kemudian menjadi santai, karena ini baru tiga bulan pertama," kata Mirza.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Maret 2017 terjadi deflasi 0,02 persen, dengan demikian inflasi nasional tahun kalender Januari-Maret mencapai 1,19 persen dan secara tahunan 3,61 persen (yoy).

Deflasi ini terjadi karena adanya penurunan harga bahan makanan seperti cabai merah, beras, cabai rawit, ikan segar, telur ayam ras dan bawang putih.

Bank Indonesia menargetkan inflasi 2017 berada di rentang tiga persen sampai dengan lima persen atau empat persen plus minus satu persen. (Fet/Ant)

Berita terkait
0
Mendagri Lantik Tomsi Tohir sebagai Irjen Kemendagri
Mendagri mengucapkan selamat datang, atas bergabungnya Tomsi Tohir menjadi bagian keluarga besar Kemendagri.