Jakarta - Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menuturkan Indonesia mendapat capital inflow asing berupa pembelian Surat Berharga Negara (SBN) dan saham sebesar Rp 4,37 triliun periode 13 hingga 20 April 2020.
"Terjadi inflow asing dari non resident ke Indonesia berupa SBN dan saham sebesar Rp 4,37 triliun dari 13 hingga 20 April," ujar Perry Warjiyo seperti dikutip Tagar dalam kemenkeu.go.id, Jumat, 24 April 2020.
Menurutnya pembelian ini menunjukkan kepercayaan global terhadap ekonomi Indonesia, khususnya investasi pendapatan tetap atau SBN, meningkat. Meski memang pada saham masih terjadi outflow sebesar Rp 2,8 triliun, sehingga netto Rp 1,57 triliun.
"Hal ini menunjukkan confidence asing terhadap Indonesia, khususnya investasi fixed income atau SBN berangsur-angsur meningkat," ucapnya.
Baca juga: Sama-sama Pinjemin Duit, Tahu Beda Fintech dan Bank?
Ia menjelaskan sejumlah faktor yang memengaruhi kenapa Indonesia bisa mendapatkan capital inflow asing, pertama dari imbal hasil, investasi SBN Indonesia cukup menarik. Contohnya, selisih yield spread (suku bunga) obligasi Indonesia bertenor sama-sama 10 tahun dengan treasury Amerika sebesar 7,1 persen atau 713 basis poin.
Contoh lainnya, suku bunga riil setelah dikurangi inflasi sebesar 4,6 persen. Suku bunga tersebut cukup tinggi bila dibandingkan dengan Meksiko, India, maupun negara Asia lainnya.
Kedua, premi resiko lebih rendah. Salah satu indikatornya adalah volatility index fixed dimana sebelum terjadi Covid-19 sebesar 18,8, pada puncaknya di pertengahan bulan Maret 83,2 dan terakhir 43,8. Ini artinya kepanikan pasar keuangan global menurun.
"Imbal hasil dan premi risiko yang rendah adalah dua indikator, investor mau berinvestasi pada obligasi pemerintah," tuturnya. []