Jakarta - Festival Ekonomi Syariah (Indonesia Syariah Economic Festival - ISEF) ke-7 tahun 2020 mencatat transaksi senilai Rp 5,03 triliun. Transaksi itu terdiri dari kesepakatan pembiayaan, komitmen transaksi business to business, transaksi ritel business to consumer, dan komitmen wakaf produktif.
Deputi Gubernur Bank Indonesia, Sugeng mengatakan pandemi Covid-19 tidak menyurutkan semangat penyelengaraan ISEF secara virtual. "Hal tersebut justru memberikan hidayah dan optimisme penciptaan peradaban baru yaitu peradaban digital," katanya pada closing ceremony ISEF 2020, Sabtu, 31 Oktober 2020.
Sugeng mengutip pernyataan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo dalam pembukaan lalu, ISEF 2020 diharapkan dapat mendorong pengembangan ekonomi dan keuangan syariah sebagai sumber baru pertumbuhan nasional. Hal ini untuk mewujudkan Indonesia maju dan menjadi salah satu pusat ekonomi dan keuangan syariah dunia.
ISEF 2020 telah mendapatkan rekognisi sebagai salah satu kegiatan utama berskala internasional, integrator strategis (strategic integrator) pertemuan dan kesepakatan berbagai pihak. Tidak kalah penting sebagai sarana efektif peningkatan literasi dan pengetahuan masyarakat luas terhadap ekonomi dan keuangan syariah.
Sugeng menambahkan, ke depan, Bank Indonesia akan terus berkomitmen untuk mengimplementasikan tiga pilar pengembangan ekonomi dan keuangan syariah, untuk mendukung akselerasi ekonomi dan keuangan syariah nasional.
Pertama, pemberdayaan ekonomi syariah diarahkan untuk membangun mata rantai ekonomi halal. Sektor-sektor unggulannya yakni pertanian, fesyen, wisata ramah muslim, energi terbarukan.
Kedua, keuangan syariah, memperluas produk dan akses keuangan baik komersial, yaitu perbankan, pasar keuangan dan lembaga keuangan lainnya, maupun keuangan sosial, yaitu zakat, infak dan wakaf, serta ketiga, edukasi dan sosialiasi. []
- Baca Juga: BI Dorong Digitalisasi Ekonomi dan Keuangan Syariah
- Jokowi Optimis Indonesia Mampu Jadi Pusat Ekonomi Syariah Dunia