Jakarta - Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19 Achmad Yurianto mencatat penambahan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 pada Sabtu, 27 Juni 2020 sebanyak 1.358 orang. Angka tersebut didapatkan dari pemeriksaan terhadap 21.589 spesimen.
"Dari hasil pemeriksaan hari ini kita dapatkan penambahan kasus konfirmasi positif sebanyak 1.358 orang. Sehingga totalnya menjadi 52.812 orang," tutur Achmad Yurianto di Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Sabtu, 27 Juni 2020.
Jika dilihat dari distribusi kasus positif Covid-19, menurut dia ada lima provinsi yang menunjukan angka cukup tinggi di antaranya yang lain. Pertama, Jawa Timur yang melaporkan 277 kasus baru dan 190 pasien sembuh.
Kemudian, DKI Jakarta melaporkan penambahan kasus baru 203 orang dan 68 orang sembuh, Jawa Tengah melaporkan penambahan kasus baru 197 dan 22 orang, Sulawesi Selatan melaporkan ada 146 kasus baru dan 41 pasien sembuh serta Bali melaporkan 106 kasus baru dan 21 orang sembuh.
Ia menuturkan ada 18 provinsi yang melaporkan kasus baru di bawah 10 orang. Sedangkan empat provinsi melaporkan tidak ada penambahan kasus sama sekali.
Beberapa provinsi yang melaporkan kasus sembuh lebih banyak di antaranya Kalimantan Selatan yakni 53 kasus baru dan 93 pasien sembuh, Maluku 14 kasus baru dan 22 pasien sembuh, Kalimantan Barat delapan kasus baru dan 10 orang sembuh serta Sumatera Barat dengan dua kasus baru dan 10 pasien sembuh.
“Total kasus sembuh yang kita catat pada hari ini sebanyak 576 orang, sehingga totalnya menjadi 21.909 orang,” kata dia.
Namun, kasus kematian akibat Covid-19 masih terjadi. Berdasarkan data dari pihaknya, penambahan kasus kematian sebanyak 37 orang. Sehingga total pasien meninggal 2.720 orang.
Data tersebut diperoleh dari pemeriksaan yang sudah dilakukan secara masif berdasarkan contact tracing yang agresif dilakukan. Hingga saat ini total pemeriksaan sudah dilakukan terhadap 753.370 spesimen, orang dalam pemantauan (ODP) hari ini sebanyak 40.541 orang, dan pasien dalam pengawasan (PDP) sebanyak 13.522 orang.
Kasus penularan yang terjadi menurut pihaknya karena masih ada sumber penularan di tengah-tengah masyarakat. Misalnya, orang sakit terinfeksi positif berpotesi menularkan tapi tidak melakukan isolasi.
Kemudian, orang tersebut tidak menjaga orang lain agar tidak tertular dengan menggunakan masker yang baik dan masyarakat pun tidak menjaga jarak serta mencuci tangan.
Padahal, kata dia memutuskan rantai penularan adalah permasalahan yang berada di tengah-tengah masyarakat, tidak boleh dilihat di rumah sakit saja.
Jika terinfeksi positif Covid-19, kemudian dirawat di rumah sakit, maka relatif aman karena terisolasi dari lingkungan. Tapi sebaliknya, jika terinfeksi positif Covid-19 berada di tengah masyarakat dan tidak isolasi secara baik akan menyebabkan penambahan kasus terus menerus.
"Mari bersama-sama menerapkan protokol kesehatan sebagai pedoman agar semua aman dari infeksi Covid-19," kata dia.
Sebab, penularan bisa terjadi dimana-mana termasuk di rumah. Oleh karena itu, ia meminta semua pihak mematuhi protokol kesehatan untuk pencegahan, yaitu mejaga jarak, mencuci tangan, memakai masker dengan benar, dan membersihkan diri sebelum berinteraksi dengan keluarga di rumah.
Hal tersebut menurut dia memang diperlukan komitmen semua pihak. "Karena ini harus dilakukan terus menerus tidak terputus dan harus menjadi kebiasaan yang baru," ucapnya. []