Rembang - Es batu menjadi berkah Ramadan bagi agen tiket bus di Terminal Rembang. Di tengah sepinya penjualan tiket, es batu memberi rupiah yang bisa membantu memenuhi kebutuhan harian.
Padahal cuma sepele ya, modalnya cuma air sama freezer sudah bisa dijual. Ya, alhamdulillah masih ada pemasukan.
Diberlakukannya larangan mudik oleh pemerintah akibat pandemi Corona membuat sejumlah agen tiket bus di Rembang mengalami penurunan omset drastis. Bahkan sejumlah agen tiket memutuskan untuk tutup lebih awal sebelum tradisi mudik Lebaran tiba.
"Di terminal ini ada enam agen, yang masih buka cuma tinggal tiga agen, yang lain sudah tutup karena ada larangan mudik itu," kata Kholdi, salah satu agen tiket bus di terminal Rembang, Selasa, 5 Mei 2020.
Dengan kondisi seperti sekarang, Kholdi mengaku tidak bisa memenuhi kebutuhan harian keluarganya jika hanya mengandalkan pemasukan dari keuntungan penjualan tiket bus. Karena sudah hampir satu minggu tidak ada calon penumpang yang membeli tiket bus.
"Ini sudah tidak kayak terminal lagi, sudah seperti rumah pribadi. Sepi sekali," ucap dia.
Beruntung di terminal, Kholdi juga menjual berbagai cemilan dan minuman di kiosnya. Memanfaatkan bulan Ramadan ini, ia memutuskan untuk fokus pada jualan makanan ringan, minuman dan juga es batu.
"Saya masih buka karena ada jajanan sama minuman, kalau tutup nanti jualan saya ditaruh mana," katanya.
Namun tidak diduga sebelumnya, es batu yang dijual justru laris dibeli para pedagang warung makanan di Alun-alun Rembang yang berlokasi di selatan terminal.
"Sekarang ini es batunya malah yang ramai daripada tiket sama jajan yang lain, kan kalau pas buka puasa warung-warung penyet Lamongan, kucingan, ramai pembeli. Jadi mereka mengambil es batu di sini, kan dekat," ucap dia.
Padahal, kata Kholdi, di hari-hari biasa sebelum bulan Ramadan, es batu yang telah dijual sejak tiga tahun lalu itu tidak begitu banyak pembeli. "Padahal cuma sepele ya, modalnya cuma air sama freezer sudah bisa dijual. Ya, alhamdulillah masih ada pemasukan," kata dia.
Dalam sehari minimal 20 es batu miliknya laku terjual. Satu buah es batu ukuran kantong plastik bening satu kilogram dijual dengan harga Rp 1000. "Paling banyak pernah 50 es batu sehari, lumayan lah pendapatnya, lebih laris es batu," ujar dia.
Toko agen tiket miliknya buka selama 24 jam. Kholid pernah didatangi beberapa anggota kepolisian yang menanyakan mengapa masih buka ketika ada larangan mudik, dirinya memiliki alasan tersendiri yang bisa dimaklumi pihak kepolisian.
"Beberapa hari lalu di sini didatangi polisi, ditanya kenapa masih buka padahal sudah ada larangan mudik. Tapi ya saya jawab karena saya juga jualan makanan dan minuman jadi tidak bisa tutup, kalau tutup nanti dagangan saya semua ini gimana," tutur dia.
Baca juga:
- Sambat Sopir Bus Terminal Purabaya di Tengah Corona
- Terminal Pakupatan Kota Serang Masih Ramai Penumpang
- Terminal di Makassar Ditutup untuk Penumpang Mudik