Berbagai Mitos tentang Babi

Babi adalah sejenis hewan ungulata yang bermoncong panjang dan berhidung lemper dan merupakan hewan yang aslinya berasal dari Eurasia.
Ilustrasi babi. (Foto: Pixabay)

Jakarta - Babi adalah sejenis hewan ungulata yang bermoncong panjang, berhidung besar, dan merupakan hewan yang aslinya berasal dari Eurasia. Babi merupakan omnivora, mereka mengonsumsi daging maupun tumbuh-tumbuhan. 

Selain itu, babi termasuk salah satu mamalia yang tergolong cerdas, dan ditengarai lebih pintar dan mudah dipelihara dibandingkan dengan anjing dan kucing.

Namun, babi juga diklaim sebagai hewan yang kotor, sering banjir keringat, dan suka berkubang di lumpur. 

Babi memiliki reputasi dengan binatang dengan warna merah jambu, dan si jantannya disebut-sebut bisa orgasme selama satu jam. Berikut Tagar sajikan beberapa hasil penelitian terkait mitos pada babi:

1. Berwarna Merah Muda dan Ejakulasi Lama

Babi peliharaan dan babi liar, hanya satu anggota saja dari seluruh keluarga babi yang disebut Suidae. Jenis mereka sebenarnya lebih dari belasan spesies termasuk warthog, babi kerdil, babi rusa, babi hutan raksasa, dan babi semak Afrika.

Babi peliharaan sering berwarna merah muda, sebenarnya hasil kreasi manusia saja. Bukti genetis menyatakan bahwa babi liar dijinakkan dalam dua jalur berbeda, di Asia dan Eropa. Babi purba ini mulai berbeda sejak sekitar satu juta tahun lalu, jauh sebelum penangkapannya di mulai 9.000 tahun lalu.

Dalam makalah yang diterbitkan Greger Larson dari Universitas Oxford dan rekannya tahun 2009, menuliskan, manusia telah memilih mutasi langka yang dengan cepat dihilangkan dalam alam liar. Banyak kabar yang banyak menjadi konsumsi publik, yaitu fakta yang kerap dikutip bahwa babi jantan bisa orgasme selama 30 menit. 

Berdasarkan metode “sarung tangan” yang digunakan untuk mengambil sperma babi jantan, ejakulasi mereka memang bisa bertahan lama. 

2. Binatang Kotor vs Higienis

Penilaian babi kotor sebenarnya hanya stereotip yang disebabkan peternakan yang buruk. Sementara babi liar tidak tidur dan berkubang dalam kotoran sendiri. Mereka bahkan makan tanaman.

Babi peliharaan dianggap kotor karena kerap berkubang di lumpur karena hal itu adalah cara mudah untuk menjaga suhu tubuh mereka tetap dingin. Ini karena babi tak memiliki kelenjar keringat. Air lumpur menguap jauh lebih lambat ketimbang air jernih.

"Babi, seperti binatang lain, akan selalu mencoba terus nyaman. Jika menjadi kotor adalah cara untuk tetap dingin, maka itulah yang akan mereka lakukan. Mereka mungkin bisa menemukan pemecahan lain tapi hal itu tak bisa dilakukan karena mungkin kita mengurung mereka di kandang yang sempit," kata Larson.

Lapisan lumpur di kulit mereka bisa berfungsi lain, bagai tabir surya yang melindungi kulit dari terbakar sinar matahari, atau juga sebagai penangkal serangga seperti nyamuk dan sejenisnya.

Pada dasarnya melumuri tubuh dengan lumpur bisa juga merupakan cara untuk mengusir kutu dan parasit lainnya. Sementara, berkubang di lumpur adalah untuk membersihkan diri, bukan untuk mengotori kulit mereka.

3. Babi Tidak Memakan Sembarang Makanan

90 persen babi hutan, nenek moyang babi, memakan makanan yang terdiri dari tumbuhan, dan mereka tak terlalu berminat makan kotoran sendiri.

Jika babi peliharaan sesekali makan kotoran sendiri, itu dimungkinkan karena kondisi kandang yang sempit, membuatnya melakukan itu. Babi, seperti binatang lain, akan selalu mencoba agar terus nyaman.

Antitesa dari itu, ada satu kelompok babi liar di kebun binatang di Basel, Swiss, justru jadi terkenal lantaran makanan mereka yang higienis.

Saat hewan ini diberi sepotong apel yang tertutup pasir. Uniknya, mereka membawa apel tersebut ke pinggir kolam dengan air mengalir di dekat kandang dan mereka akan mendorong maju mundur buah itu sampai pasirnya rontok, baru memakannya.

"Saya tidak akan makan makhluk yang tak mengerti kotoran mereka sendiri," Kata Jules Winnfield, tokoh pembunuh bayaran dalam film Pulp Fiction, yang diperankan Samuel L. Jackson ketika menjelaskan kenapa dia tidak makan daging babi seperti dikutip dari BBC, Sabtu, 7 November 2015. []

Berita terkait
Denny Siregar: Pesta Babi di Danau Toba
Ide pesta babi bagi saya seperti perlawanan terhadap rencana besar untuk menjadikan Danau Toba sebagai destinasi halal. Tulisan Denny Siregar.
Asal Mula Babi Jadi Konsumsi Dalam Adat Batak
Bagaimana asal mula babi menjadi konsumsi dalam adat Batak? Apakah sejak awal orang Batak telah menjadikan babi sebagai bagian dari adat leluhur?
Festival Babi Danau Toba Bakal Digelar di Muara
Festival Babi Danau Toba yang dicetuskan oleh aktivis lingkungan, Togu Simorangkir benar-benar serius dikerjakan.
0
Investasi Sosial di Aceh Besar, Kemensos Bentuk Kampung Siaga Bencana
Lahirnya Kampung Siaga Bencana (KSB) merupakan fondasi penanggulangan bencana berbasis masyarakat. Seperti yang selalu disampaikan Mensos.