Beras di Jawa Tengah Aman Sampai Lebaran

“Harusnya kita merasa lega dan tidak merasa cemas bahwa stok beras menipis dan harga naik. Masyarakat kadang-kadang punya anggapan pantasnya harga kalau Lebaran naik, puasa juga naik. Mulai sekarang kita perlu lakukan edukasi ke masyarakat ketika stok, suplai cukup, tidak perlu khawatir ada gejolak harga,” papar dia.
Cek Kualitas. Staf Khusus Menteri Perdagangan Bidang Hubungan Antar Lembaga dan Sarana Perdagangan, Eva Yuliana mengecek kualitas beras di GBB Palebon Subdivre Semarang, Jawa Tengah. (Agus)

Semarang (Tagar 27/4/2018) – Stok beras cadangan yang ada di gudang Bulog Divre Jateng saat ini cukup melimpah.  Malah ketersediaannya mampu untuk memenuhi kebutuhan stabilisasi pangan hingga lima bulan kedepan.

“Kalau melihat ketersediaan beras stoknya sedemikian penuh, sangat cukup tidak hanya untuk Lebaran tapi setelah Lebaran,” kata Staf Khusus Menteri Perdagangan Bidang Hubungan Antar Lembaga dan Sarana Perdagangan, Eva Yuliana disela memantau stok beras di Gudang Bulog Baru (GBB) Palebon Subdivre Semarang, di Pedurungan, Kota Semarang, Jawa Tengah, Kamis (26/4) sore.

Eva mengatakan stok beras di seluruh gudang Bulog Jateng hingga hari ini mencapai sekitar 67 ribu ton, termasuk 3.200 ton beras di GBB Palebon. Ketika stok dan distribusi terjaga dengan baik semestinya masyarakat tak perlu khawatir ada gejolak harga di masa Ramadhan maupun jelang Lebaran mendatang.

“Harusnya kita merasa lega dan tidak merasa cemas bahwa stok beras menipis dan harga naik. Masyarakat kadang-kadang punya anggapan pantasnya harga kalau Lebaran naik, puasa juga naik. Mulai sekarang kita perlu lakukan edukasi ke masyarakat ketika stok, suplai cukup, tidak perlu khawatir ada gejolak harga,” papar dia.

Tak hanya memastikan ketersediaan, Eva di GBB Palebon juga melihat kualitas beras. Kendati tersimpan dalam gudang dalam kurun waktu tertentu, hasil pengecekan memperlihatkan beras Bulog dalam kondisi bagus. “Dengan melihat ini, kualitasnya bagus, layak konsumsi, tidak seperti anggapan orang beras Bulog jelek, bau apek dan berwarna kuning,” tuturnya.

Kepala Bulog Divre Jateng Djoni Nur Azhari menyatakan saat ini serapan beras Bulog mengalami penurunan seiring selesainya masa panen dan masuk musim tanam. “Hari ini serapan mulai berkurang, sekarang serapan hariannya 1.300 ton,” ujar dia. Namun dia optimis kondisi tersebut akan berubah tiga pekan mendatang.

“Tiga minggu kedepan akan ada panen lagi, Grobogan, Demak. Kami harapkan serapannya bisa 3.000 - 4.000 ton,” sambungnya.
Untuk penyalurannya, lanjut Joni, Bulog Jateng menyuport program pemerintah bantuan sosial (bansos) beras sejahtera (rastra) di kisaran 13 ribu ton per bulan. “Pagu bansos rastra sendiri berubah-ubah tiap bulannya, karena ada perubahan pola penyaluran, perlahan-lahan sebagian diantaranya dialihkan ke bantuan non tunai (BNT),” terangnya.

Kebutuhan lain adalah operasi pasar (OP) ketika terjadi gejolak harga beras di pasar. “Dalam setahun rata-rata tiga kali OP. Biasanya jelang puasa atau jelang Lebaran, kemudian jelang akhir tahun dan awal tahun sampai panen raya. Untuk beras OP kelas medium tidak boleh melampaui  Rp 9.450, premium Rp12.800,” tukas Joni. (ags)



Berita terkait
0
PLN Sukses Meriahkan ASEAN Para Games 2022 dengan Listrik Tanpa Kedip
Indonesia juara umum ASEAN Para Games XI dengan perolehan 176 medali emas sebagai catatan perolehan medali emas terbanyak sepanjang sejarah.