Benarkah Orang Dengan Komorbid Dapat Divaksin?

vaksinasi Covid-19 tidak akan memperparah komorbid seseorang.
Ilustrasi. (Foto: Tagar/Ist)

Jakarta - Beberapa waktu lalu terdapat aturan bahwa orang yang memiliki penyakit pembawa atau komorbid tidak diperbolehkan menerima suntikan vaksin.

Namun, menurut Erlina Burhan, Ketua Kelompok Kerja (Pokja) Infeksi Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) bahwa penyakit penyerta atau komirbid bukan menjadi halangan bagi seseorang untuk menerima suntikan vaksin.

“Semua komorbid layak untuk divaksin asalkan dalam kondisi stabil, tidak ada serangan dan dalam keadaan tidak sedang sakit,” katanya.

Erlina mengingatkan, masyarakat umum, terutama lansia perlu mewaspadai gejala komorbid yang timbul menjelang disuntik vaksin, khususnya untuk penyandang auto imun.

“Kalau masih bengkak dan sakit, bukan hanya autoimun, penyakit lain kalau masih sakit dan bengkak tidak boleh divaksin,” ujarnya.

Hal tersebut menjadi landasan pemerintah dalam menerapkan tahapan skrinning bagi peserta sebelum dilakukan vaksinasi Covid-19

Tujuannya adalah untuk menyelamatkan penerima vaksin agar kesehatannya tetap terjaga.

“Karena ada resiko KIPI di kalangan penerima vaksin. Kalau ada yang sedang sakit, dapat memperparah kondisi penerima vaksin,” jelasnya.

Ketua Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca-Imunisasi (Komnas KIPI), Prof Hindra Irawan Satari juga turut menyampaikan pendapatnya mengenai vaksinasi Covid-19 bagi orang dengan komorbid.



Semua komorbid layak untuk divaksin asalkan dalam kondisi stabil, tidak ada serangan dan dalam keadaan tidak sedang sakit.



Prof Irawan mengatakan bahwa seluruh calon peserta vaksinasi harus memastikan terlebih dahulu komorbid yang mereka alami terkendali.

“Supaya semua tahapan vaksinasi terlaksana, maka komorbidnya perlu dikendalikan, diobati, dan dikontrol. Kalau sudah terkontrol aman divaksin,” ujarnya.

Prof Irawan juga memastikan bahwa vaksinasi Covid-19 tidak akan memperparah komorbid seseorang.

“Vaksin tidak menyebabkan gula darah naik dan tidak menaikkan tensi juga. Kalau disuntikkan ke orang dengan komorbid jantung tidak akan menyebabkan sakit jantung dan sebagainya,” tegasnya.

Karena itulah, mengendalikan dan memastikan komorbid menjadi langkah pertama yang wajib dilakukan sebelum melakukan vaksinasi.

Prof Irawan juga berpesan agar masyarakat mengendalikan komorbid dengan minum obat dan mengontrol komorbid. Setelah itu baru melakukan vaksinasi Covid-19.

“Minum obat, kontrol, setelah sehat baru divaksin,” katakasnya. []


Baca Juga


Berita terkait
Vaksin Covid-19 untuk Anak-anak 5-11 Tahun Segera Tersedia
Langkah Amerika Serikat (AS) untuk menyetujui pemberian vaksin Covid-19 kepada anak-anak berusia 5-11 tahun semakin dekat
Kapan Waktu yang Tepat untuk Mendapatkan Booster Vaksin Covid-19?
Booster dianggap penting untuk meningkatkan antibodi secara penuh agar terhindar dari virus SARS-CoV-2.
Vaksinasi Bukan Solusi Ajaib Tangani Pandemi Covid-19
Berbagi vaksin, alat, dan perawatan adalah satu-satunya cara untuk menghentikan varian baru pandemi virus corona
0
Melihat Epiknya Momen Malam HUT DKI Jakarta Lewat Lensa Galaxy S22 Series 5G
Selain hadir ke kegiatan-kegiatan yang termasuk ke dalam agenda perayaan HUT DKI Jakarta, kamu juga bisa merayakannya dengan jalan-jalan.