BEI: 21 Perusahaan Antre IPO, Sebagian Beraset Jumbo

Ada sekitar 21 perusahaan yang masuk dalam antrean (pipeline) penawaran saham perdana (IPO) di Bursa Efek Indonesi.
PT. NARA mengadakan mini expose di Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam konteks penawaran umum perdana (IPO) saham perusahaan di BEI, yang ditargetkan pada awal tahun depan. (Foto: Isntagram/@narahotelsinternational)





Jakarta - Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia, I. Gede Nyoman Yetna menyebutkan, ada sekitar 21 perusahaan yang masuk dalam antrean (pipeline) penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO).

Dari 21 calon emiten tersebut, mayoritas perusahaan tergolong beraset besar. “Dalam pipeline itu masih ada sekitar 21 calon emiten. Sebanyak 11 perusahaan beraset besar, 8 perusahaan medium dan sisanya 2 perusahaan masuk kategori small,” ucap Nyoman dalam acara Bincang Virtual Direksi BEI dengan Wartawan Pasar Modal, Jumat 26 Juni 202, seperti diberitakan dari emitennews.com.

Baca Juga: Ada Corona, BEI Optimistis Pasar Modal Tetap Tumbuh 

Nyoman menambahkan, sejak Januari-Juni 2020, sudah ada 28 perusahaan yang resmi melantai di Bursa atau listing. Hal ini menunjukkan bahwa minat perusahaan untuk IPO masih cukup tinggi meskipun dalam kondisi pandemi Covid-19.

Sebesar 65 persen perusahaan tercatat pada tahun 2020 tersebut menunjukkan tren kenaikan harga saham sejak awal saham-sahamnya mulai dicatatkan di BEI.

Menurutnya, selain perusahaan yang akan IPO, BEI juga mencatat sebanyak 7 reksa dana exchange traded fund (ETF) juga telah tercatat di periode Januari-Juni 2020, dan masih ada sekitar 2 ETF masuk dalam pipeline. “Untuk obligasi yang baru, itu ada 1 yang sudah tercatat dan ada 5 dalam pipeline,” tutur Nyoman.

Sebelumnya Sekretaris Perusahaan Bursa Efek Indonesia, Yulianto Aji Sadono mengatakan optimistis pasar modal Indonesia masih akan bertumbuh positif di tengah pandemi virus corona Covid-19. Salah satu indikatornya adalah tetap tingginya minat perusahaan untuk masuk ke pasar modal dan mencatatkan sahamnya di Bursa.

Sampai dengan 23 April 2020, telah tercatat 26 perusahaan baru di BEI dan ikut berkontribusi dalam memajukan industri pasar modal Indonesia. "Sebesar 65 persen perusahaan tercatat pada tahun 2020 tersebut menunjukkan tren kenaikan harga saham sejak awal saham-sahamnya mulai dicatatkan di BEI," kata Yulianto dalam keterangan tertulis, Jumat, 24 April 2020.

Tidak hanya itu, sampai dengan 23 April 2020, sudah terdapat 28 perusahaan yang masuk ke dalam pipeline pencatatan efek baru BEI. 

Simak Pula: Dampak Covid-19, BEI Relaksasi Perusahaan Tercatat

Selama masa pandemi Covid-19, telah dilakukan penyesuaian kegiatan dan layanan yang semula dilaksanakan secara tatap muka menjadi layanan daring atau online. Misalnya kegiatan edukasi dan literasi kepada calon investor, sosialisasi kepada stakeholders di pasar modal, serta layanan kelas IPO online turut diselenggarakan sebagai salah satu alternatif kelancaran proses IPO. []

Berita terkait
BEI Usulkan Utang OJK Rp 1 Triliun Didorong IPO
BEI mengusulkan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) agar perusahaan dengan utang perbankan di atas Rp 1 triliun didorong untuk melakukan penawaran IPO.
Ada Corona, BEI Optimistis Pasar Modal Tetap Tumbuh
BEI optimistis pasar modal Indonesi masih akan bertumbuh positif di tengah pandemi virus corona Covid-19.
Corona, OJK Minta BEI Kurangi Durasi di Lantai Bursa
OJK secara resmi meminta Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk mengurangi durasi perdagangan di lantai bursa untuk menghindari dampak corona.
0
Melihat Epiknya Momen Malam HUT DKI Jakarta Lewat Lensa Galaxy S22 Series 5G
Selain hadir ke kegiatan-kegiatan yang termasuk ke dalam agenda perayaan HUT DKI Jakarta, kamu juga bisa merayakannya dengan jalan-jalan.