Begini Isi Ajakan Teror di Telegram yang Diblokir

Salah satu pesan tersebut berupa ajakan untuk melakukan serangan dengan beragam cara terhadap aparat menjelang 17 Agustus mendatang.
Ini salah satu pesan di Telegram yang berisi pesan untuk melakukan teror terhadap aparat keamanan menjelang 17 Agustus. (Foto: Ist)

Jakarta, (Tagar 17/7/2017) - Jumat (14/7) lalu, pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) memblokir layanan web milik apikasi Telegram di Indonesia.

Memang, tak semua layanan Telegram diblokir. Pemblokiran baru dilakukan di tingkat layanan web-nya saja, yakni sejumlah URL yang digunakan untuk mengakses Telegram dari browser desktop maupun mobile.

Aplikasi mobile Telegram sendiri hingga saat ini masih bisa digunakan di Indonesia, baik di perangkat Android maupun iOS.

Alasan pemerintah memblokir Telegram karena ditemukan lebih dari 700 halaman yang berisi paham radikal, ajakan untuk melakukan pembunuhan dan bom bunuh diri, termasuk cara membuat bom.

Pemblokiran ini membuat media sosial heboh. Para netizen pun penasaran dan mencoba melihat apa sebenarnya isi Telegram tersebut sehingga harus diblokir.

Hasilnya memang mencengangkan banyak netizen. Beberapa status atau pesan di Telegram kemudian menjadi viral di dunia maya. Bahkan salah satu pesan tersebut berupa ajakan untuk melakukan serangan dengan beragam cara terhadap aparat menjelang 17 Agustus mendatang.

Untuk menjalankan misi penyerangan serentak mendekati ritual kufur 17 Agustus nanti, bangkitlah daulah-daulah Islam, demikian salah satu penggalan pesan yang ditulis oleh akun Majlis Ribath Anshor Daulah di Telegram.

Lepaskan jubah kehinaan, raihlah tingkat tertinggi kemuliaan Islam dengan berjihad. Keluarlah antum dari persembunyian. Kita gentarkan dan kita buyarkan barisan para anshor thogut almurtaddin itu. Gunakanlah apapun senjata dan pertahanan diri yg antum dapat usahakan, bunyi pesan lainnya.

Masih banyak lagi kalimat ajakan untuk melakukan penyerangan dengan baragam cara, baik melakukan penusukan, melempar pakai batu, dan memakai bom.

Tak ayal, pesan yang viral ini mendapat banyak komentar. Hampir semua komentar menyetujui tindakan pemerintah memblokir layanan Telegram tersebut karena isinya memang jelas paham radikal dan menebar teror.

'Ngeri isi pesannya, pantes diblokir', tulis akun @SetyohadiP. 'Setuju diblokir, isinya sangat radikal', kata akun@muliaraja.

'NKRI harga mati, tolak Telegram', ujar akun @rahmaddarma memberi komentar. (Fet)

Berita terkait
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.