Bea Cukai Aceh Gagalkan Penyelundupan 33 Kg Sabu

Selain mengamankan 33 kilogram sabu dari Malaysia, Bea Cukai Aceh dan polisi juga menangkap empat orang bertindak sebagai kurir narkoba.
Wakapolda Aceh Brigjen Supriyanto Tarah bersama Bea Cukai wilayah Aceh melakukan jumpa pers terkait penangkapan 4 orang kurir sabu seberat 33 Kg. (Foto: Bea Cukai Aceh/Tagar/Muh Fadhil)

Banda Aceh - Bea Cukai wilayah Aceh bersama pihak kepolisian menangkap empat pelaku penyelundupan narkotika jenis sabu-sabu. Dari tangan empat pelaku ini, petugas mengamankan barang bukti 33 kilogram sabu-sabu.

Kepala Seksi Hubungan Masyarakat Bea Cukai wilayah Aceh, Triyanto menyebutkan empat pelaku itu merupakan jaringan penyelundup narkoba jaringan internasional. Mereka masing-masing berinisial IR, 43 tahun, SB, 47 tahun, IY, 39 tahun, dan FR, 29 tahun.

Melalui pengembangan dari tiga tersangka tersebut, tim lalu menangkap tersangka FL di Keude Lhoknibong, Aceh Utara

“Pengalaman-pengalaman yang dulu pernah kita dalami, itu biasanya jaringan internasional Malaysia. Mereka bekerja sama dengan tersangka-tersangka yang ditangkap itu. Tersangka yang ditangkap ini adalah kurir dan satu pengedar,” ujar dia saat dikonfirmasi Tagar, Senin, 27 Juli 2020.

Ia menjelaskan penangkapan itu dilakukan di dua lokasi terpisah dan waktu tak bersamaan dalam Kabupaten Aceh Utara pada 19 Juli 2020. Namun, keempat pelaku merupakan warga Kabupaten Aceh Timur.

Baca juga:

Kata dia, penangkapan itu berawal dari informasi intelijen bahwa adanya transaksi sabu-sabu di wilayah Aceh Utara. Dari informasi tersebut tim gabungan Bea Cukai dan pihak kepolisian menangkap tersangka IR, SB, dan IY di kawasan di Syamtalira Aceh Utara.

“Melalui pengembangan dari tiga tersangka tersebut, tim lalu menangkap tersangka FL di Keude Lhoknibong, Aceh Utara,” ujar Triyanto.

Triyanto menjelaskan FL merupakan pemesan sabu-sabu. Sedangkan tiga pelaku lainnya sebagai kurir mengantar barang terlarang itu ke Sumatera Utara. Menurunya, luasnya perairan di pantai utara-timur Aceh menyebabkan penyelundupan narkoba sulit dideteksi petugas. Selain itu, kata Triyanto, juga dengan banyaknya pelabuhan-pelabuhan kecil dan ilegal yang terdapat di sana.

“Sehingga untuk pengawasan tidak bisa 24 jam, karena banyak titik-titik rawan penyelundupan narkoba yang diawasi petugas,” ujar Triyanto.

Sebelumnya, Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN), Komisaris Jenderal Heru Winarko mengatakan Aceh menjadi pintu masuknya narkoba dari negara lain, seperti Malaysia dan Thailand.

"Aceh memang pintu masuknya ya (narkoba), karena bisa masuk lewat Pinang (Malaysia), dari Pukhet, itu banyak dari sana lewat jalur laut. Kemarin pun kita ungkap ada narkoba, ada dua Minggu lalu," kata Heru saat berkunjung ke Aceh akhir 2019 lalu.

Karena itu, Heru menilai pentingnya penguatan pengamanan di pesisir laut Aceh. Menurutnya, pihak yang paling ditekankan adalah kepala desa, agar selalu mengawasi setiap peredaran narkoba.

"Kepala desa yang di pinggir pantai ini kita perkuat, saya sudah bicara dengan Plt Gubernur dan pak bupati supaya kepala desa, Babinsa, Babinkamtibmas adakan penguatan-penguatan,” ujarnya. []

Berita terkait
Harga Emas di Abdya Aceh Naik Jelang Idul Adha
Sejumlah pedagang emas di Kabupaten Abdya, Aceh mengungkapkan warga lebih banyak menjual emas dibandingkan membeli jelang Idul Adha.
Riwayat Empat Warga Aceh Terpapar Covid-19
Gugus Tugas Covid-19 Aceh mencatat ada 94 pasien Covid-19 dinyatakan sembuh dan 10 warga meninggal dunia. 4 warga positif terinfeksi dari pasien.
Luka Bacok, Pria di Aceh Barat Ditemukan Tewas
Polsek Arongan Lambalek menduga sosok pria yang ditemukan tewas di lahan perkebunan sawit adalah korban pembunuhan karena ada luka sayatan.
0
Banyak Kepala Daerah Mau Jadi Kader Banteng, Siapa Aja?
Namun, lanjut Hasto Kritiyanto, partainya lebih mengutamakan dari independen dibandingkan politikus dari parpol lain.