Bayi Bermasalah itu Lahir di Kebun Binatang Surabaya

Protes PFI lantaran KBS memberi nama seekor bayi unta betina dengan nama "Aminah". Penamaan Aminah (nama ibunda Nabi Muhammad SAW) dinilai FPI sebagai sebuah pelecehan.
Menurut Wini, permasalahan nama bayi unta sudah selesai di hari yang sama saat FPI mendatangi KBS. (beritaislam.org)

Jakarta, (Tagar 3/7/2018) - Laskar Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Front Pembela Islam (FPI) Kota Surabaya menyambangi Kebun Binatang Surabaya (KBS), Minggu (1/7). Berbeda dengan pengunjung lain yang menyambangi KBS untuk berlibur, tujuan FPI justru untuk melakukan protes.

Kedatangan FPI Kota Surabaya itu dipimpin oleh Ustadz Agusdin (Wali Laskar FPI Kota Surabaya) dan Ustadz Wahid (Sekretaris FPI Kota Surabaya). Protes PFI lantaran KBS memberi nama seekor bayi unta betina dengan nama "Aminah". Penamaan Aminah (nama ibunda Nabi Muhammad SAW) dinilai FPI sebagai sebuah pelecehan.

Saat dihubungi Tagar, Kasie Humas Kasie Humas KBS Wini Hustiani membenarkan kedatangan anak buah Rizieq Shihab itu. Dalam pertemuan yang berlangsung kurang lebih dua jam tersebut, kata Wini, pihaknya telah mengklarifikasi dan meminta maaf kepada FPI.

"Jadi intinya cuma mengklarifikasikan saja dan sudah selesai persoalannya, kami sudah meminta maaf, pihak FPI juga sudah memaafkan. Kami sudah saling memaafkan dan sudah bisa saling menerima," papar Wini dalam telepon selulernya, Selasa (3/7).

Salah Sebut Jadi Kusut
Wini mengatakan, pengelola KBS sama sekali tidak memiliki niat untuk menghina ibunda Nabi Muhammad SAW. "Tentu kami paham betul bahwa agama kami agama Islam, maka pemberian nama jangan sampai  bersinggungan dengan agama. Kami sudah menyampaikan permohonan maaf atas kekeliruan penyebutan nama," ucapnya.

Kepada Tagar, Wini pun menjelaskan bahwa ada kesalah pahaman yang terjadi terkait nama untuk bayi unta berpunuk satu itu, lantaran nama sebenarnya adalah Sarinah bukan Aminah.
Akan tetapi, saat melakukan rilis ke media beberapa waktu lalu Dirut PDTS KBS Chairul Anwar mengalami salah ucap.

"Iya (namanya) Sarinah, ini hanya salah sebut, atau waktu dirilis teman-teman media tidak dengar," jelas Wini.

Menurut Wini, permasalahan nama bayi unta sudah selesai di hari yang sama saat FPI mendatangi KBS. Bahkan, pihaknya pun sempat mengajak FPI untuk berjalan-jalan di sekitar KBS dan melihat langsung bayi unta Sarinah.

"Dalam pertempuan saat itu, sambil beliau juga melihat anak untanya, kita antar ke belakang," pungkasnya.

Senada dengan Wini, Wali Laskar FPI Kota Surabaya, Agus Fachruddin mengatakan selain saling memaafkan atas kejadian tersebut. Pihak KBS, kata dia, juga telah membuat surat pernyataan yang ditandatangani langsung oleh Kepala Departemen Accounting PDTS KBS, Sutini.

“Awalnya kami keberatan dan kami protes. Tapi, sekarang sudah selesai, pihak KBS juga sudah buat surat pernyataan,” pungkas Fachruddin.

Sebelumnya, pada 9 Mei 2018 lahir seekor bayi unta di KBS. Bayi unta berbulu putih lahir dari induk bernama Milo, dan pejantan bernama Okky. Dia lahir melalui masa bunting selama sembilan bulan.

Dari rilis yang diterima media, anak unta tersebut diberi nama Sarinah. Namun dalam penyebutan nama pihak KBS mengatakan Aminah. (sas)


Berita terkait
0
Serahkan Alat Dukung Penyandang Disabilitas, Mensos Minta Tingkatkan Kepedulian Terhadap Sesama
Menteri Sosial (Mesos) Tri Rismaharini memuji konsistensi jemaat dan pimpinan Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP).