Yogyakarta - Kompetisi yang bikin bingung. Buntutnya klub ikut bingung seperti yang dialami Barito Putera. Klub belum pasti apakah akan meninggalkan Yogyakarta yang menjadi home base sementara Barito Putera atau pulang kampung (pulkam) ke Banjarmasin untuk melanjutkan latihan.
Klub-klub mengambil sikap beragam saat menghadapi ketidakpastian liga. Sebagian sudah meliburkan pemain seperti PSS Sleman. Sementara yang lain malah membubarkan tim.
Hanya maksud Persiraja Banda Aceh membubarkan tim lebih merupakan memulangkan pemain ke daerah asal. Termasuk pemain asing yang dipulangkan ke negaranya. Para pemain akan dipanggil kembali bila sudah ada kepastian kapan liga digulirkan.
Kami punya 2 opsi, apakah melakukan persiapan di Banjarmasin atau Yogyakarta
Sebaliknya, Arema FC justru melakukan perekrutan pemain. Terakhir, Singo Edan mendatangkan pemain dari Brasil, Bruno Smith.
Barito Putera sendiri dihadapkan dengan kebingungan. Manajemen klub masih ragu untuk tetap meliburkan pasukannya atau menggeber latihan di Yogyakarta. Saat ini sejumlah pemain masih bertahan di Yogyakarta yang menjadi markas Laskar Antasari selama mengarungi kompetisi Liga 1.
Tak hanya soal latihan, Barito Putera masih mempertimbangkan 2 opsi saat menyikapi ketidakjelasan kompetisi Liga 1. Menurut Manajer Mundari Karya opsi tersebut yakni kembali ke kota asal, Banjarmasin. Ini berarti tim akan pulang kampung alias pulkam .
Opsi berikutnya tetap tinggal di Yogyakarta. Menurut Mundari pihaknya belum mengambil keputusan terkait nasib tim yang diarsiteki Djajang ‘Djanur’ Nurjaman itu
"Kami punya 2 opsi, apakah melakukan persiapan di Banjarmasin atau Yogyakarta. Pemain rencananya diliburkan sampai awal November atau diliburkan sampai pertengahan November. Tetapi itu juga masih menjadi pertimbangan kami," ujar Mundari, Jumat, 23 Oktober 2020.
Kata dia, melanjutkan, manajemen masih menunggu perkembangan dari operator kompetisi, PT Liga Indonesia Baru (LIB) terkait kepastian lanjutan liga. Bila sudah ada keputusan, klub akan mengambil opsi untuk menentukan apa yang harus dilakukan.
Barito Putera Penuhi Hak Pemain
Meski demikian manajemen Barito tetap tidak lupa akan kewajibannya terhadap para pemain. Dilansir dari laman klub, disebutkan Barito Putera tetap memenuhi kewajiban para pemain dengan baik selama Liga 1 2020 terhenti. Termasuk kewajiban pemberian gaji sesuai dengan arahan dan ketentuan PSSI.
Sampai September 2020, para pemain menerima gaji sebesar 50 persen sesuai ketentuan PSSI meski kickoff Liga 1 yang rencananya digelar pada 1 Oktober 2020 tertunda. Manajemen memastikan menyanggupi kewajiban tersebut.
"Insya Allah kewajiban kami akan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Bukan kami tidak memperhatikan kesejahteraan pemain, tentu kami sangat memperhatikan itu, karena nilai kami adalah kekeluargaan,” ujar CEO Barito Putera Hasnuryadi Sulaiman.
Manajemen Barito Putera pun memastikan para pemainnya tak ada yang dirugikan dengan kebijakan pemberian 50 persen gaji. Kewajiban yang diberikan kepada Rizky Pora cs dinilai masih dalam batas wajar.
Baca juga:
Barito Putera Gelar Uji Coba Tertutup di Yogyakarta
Liga 1 Dihentikan, Barito Putera Liburkan Pemain
“Tapi nilai-nilai profesional juga tetap harus kita junjung tinggi. Jadi apa yang sudah sesuai aturan yang ditetapkan, itu yang dilaksanakan,” kata Hasnuryadi.
Sebagaimana diketahui, Barito Putera bersama Persiraja Banda Aceh dan PSM Makassar terlanjur tiba di Yogyakarta saat PSSI menyampaikan penundaan liga karena belum adanya izin dari kepolisian.
Persiraja dan PSM sudah meninggalkan Yogyakarta karena memperkirakan liga tak digulirkan dalam waktu dekat. PSM pun memutuskan berlatih di Makassar sembari menanti kepastian liga. []