Kudus - Isu sengaja memvonis pasien terpapar virus corona agar rumah sakit mendapat dana penanganan Covid-19 sudah membumi di masyarakat. RSUD dr Loekmono Hadi Kudus membantah pernah melakukan praktik curang itu.
Tak hanya membantah, RS pelat merah ini juga berkomitmen mempercepat layanan uji laboratorium tes swab. Melalui progam Five Minutes Frontliner Leading Services yang di-launching, Jumat , 23 Oktober 2020, RSUD Kudus siap memberikan pelayanan cepat dan terbaik pada pasien.
Direktur RSUD dr Loekmono Hadi Kudus, dr Abdul Aziz Achyar mengatakan peluncuran progam ini merupakan bagian penghapusan citra negatif di mata masyarakat atas pelayanan rumah sakit pemerintah.
"Sopan santun, keramahan, etika dan waktu pelayanan akan kami tingkatkan. Termasuk di dalamnya penanganan pasien Covid-19," tegasnya kepada Tagar.
Lebih lanjut, Aziz mengatakan pihaknya menerapkan prosedur khusus untuk deteksi dini dan tata laksana pelayanan pasien Covid-19. Pasien yang masuk rumah sakitnya, dalam kurun waktu satu jam dipastikan selesai melakukan rontgen dan tes laboratorium.
Setelah menjalani rontgen dan tes laboratorium, setengah jam setelahnya pasien akan menjalani swab test.
Jika hasil laboratorium menunjukkan adanya tanda glukopeneumoni dengan sifat khas limfosit menurun dan neutrofillnya tinggi, dengan rasio netrofill dan limfosit diatas 3,8 maka sudah masuk kategori suspek.
"Setelah menjalani rontgen dan tes laboratorium, setengah jam setelahnya pasien akan menjalani swab test," ujar dia.
Dengan pemakian alat ekstraksi robotik, Aziz mengklaim pihaknya bisa menguji 400 sampel lendir tenggorok dalam sehari. Percepatan waktu uji akan sangat membantu pasien dan rumah sakit. Utamanya dalam menentukan pelayanan pemakaman protokol Covid-19 atau tidak bagi pasien yang meninggal pasca-swab.
"Problem-nya, kalau belum ada hasil masyarakat pasti tidak percaya jika itu Covid-19 dan kelurga pastinya menolak dilakukan pemakaman protokoler Covid-19. Jika beberapa hari kemudian hasil keluar negatif, maka akan terjadi gejolak di masyarakat," terangnya.
Karena itu, waktu pengujian sampel swab ditarget selesai dalam hitungan jam saja. "Dengan begitu pasien yang meninggal negatif Covid-19 bisa dibawa pulang dan dipulasarakan keluarga. Sekaligus membantah adanya tuduhan pengcovidan pasien," imbuh dia.
Baca juga:
- Bareskrim Bentuk Tim Usut RS Sengaja Buat Pasien Covid-19
- Jubir Satgas Jelaskan Sejarah Covid-19 Sudah Ada Sejak 1960
- Satgas Akui Banyak Kendala Melakukan Pemeriksaan Covid-19
Plt Bupati Kudus HM Hartopo berpesan agar progam RSUD jangan sampai hanya seremonial saja. Sebab percepatan pelayanan rumah sakit tanpa mengurangi kualitas, saat ini sangat dibutuhkan masyarakat.
"Adanya launching ini, nantinya pasien yang kebingungan pelayanan akan dijemput dan dilayani. Baik urusan BPJS, pembayaran, administrasi hingga cari kamar. Semua akan dilayani dengan baik dalam kurun waktu maksimal lima menit," bebernya.
Untuk memaksimalkan progam ini, Hartopo menghimbau RSUD Loekmono Hadi Kudus untuk mempersiapkan SDM yang ada dengan baik. Utamanya dalam segi sopan santun dan keramahan pada pasien.
"Jangan sampai ini sudah dibuka tapi nanti banyak yang komplain. Saya yakin tidak semua orang bisa terpuaskan. Tapi kita lihat kurang puasnya soal apa. Kalau soal pelayanan kurang baik nanti jadinya percuma. Harapan kami betul-betul bisa terealisasi," pungkas dia.