Bank Sentral Eropa Uji Ketahanan Risiko Iklim Tahun Depan

Bank Sentral Eropa (ECB), Senin, 18 Oktober 2021, menyatakan rencana melakukan beberapa "pengetesan stres atas iklim"
Kantor Pusat Bank Sentral Eropa (ECB) difoto di Frankfurt, Jerman, 14 Januari 2021 (Foto: voaindonesia.com - REUTERS/Kai Pfaffen)

Jakarta – Bank Sentral Eropa (ECB), Senin, 18 Oktober 2021, menyatakan rencana melakukan beberapa "pengetesan stres atas iklim" pada sejumlah bank antara Maret dan Juli tahun 2022 depan untuk menilai ketahanan zona keuangan euro terhadap beberapa gangguan lingkungan.

Pengawas perbankan Eropa ingin "mengidentifikasi kerentanan, praktik pengelolaan terbaik dan tantangan" yang dihadapi oleh industri, demikian kata pernyataan itu dalam sebuah surat yang ditujukan kepada pemberi pinjaman.

Pengetesan stres ECB itu akan mengukur "bagaimana peristiwa cuaca ekstrem akan mempengaruhi bank" dan bagaimana bisnis mereka akan terpengaruh oleh kenaikan "tajam" harga karbon sebagai dampak dari aturan lingkungan yang baru.

Bank-bank besar zona euro harus menunjukkan kepada ECB sejauh mana mereka "mengandalkan pendapatan dari industri yang padat karbon".

Lembaga yang berbasis di Frankfurt itu juga akan meminta bank untuk mengukur volume emisi karbondioksida (CO2) yang "dibiayai" melalui kegiatan mereka.

Dalam jangka panjang, latihan tersebut juga akan melihat bagaimana bank akan menanggapi biaya peralihan ke ekonomi karbon-netral dalam "30 tahun ke depan", serta menilai risiko yang ditimbulkan oleh bencana alam seperti banjir dan kekeringan.

Bank "perlu bertindak sekarang" kata Wakil Ketua Badan Pengawasan Perbankan ECB, Frank Elderson kepada sejumlah wartawan.

"Ini adalah sebuah latihan dalam pembelajaran namun kita semua harus belajar dengan cepat," kata Elderson lebih lanjut.

Presiden ECB Christine Lagarde membahas potensi "volatilitas" yang diciptakan oleh perubahan iklim dalam pidatonya pada Sabtu, 16 Oktober 2021.

“Ketika dunia memanas dan kondisi iklim menjadi lebih ekstrem, kita akan menghadapi guncangan ekologis yang semakin sering terjadi,” kata Lagarde, mencatat gangguan yang dapat menghantam rantai pasokan global (mg/jm)/AFP/voaindonesia.com. []

Bank Sentral Eropa Akan Keluarkan Uang Digital Euro

Inflasi Jerman Tembus 3% yang Pertama Kali Sejak 2008

The Fed Sebut Pemulihan Ekonomi Penyebab Lonjakan Inflasi

Para Pemimpin Uni Eropa Diminta Bersatu Lawan Corona

Berita terkait
Euro 2020 Dituding Dorong Gelombang Kasus Baru Covid-19 di Eropa
Gelombang kasus baru Covid-19 melanda Eropa di tengagh-tengah turnamen Euro 2020, UEFA dituding sangat tidak bertanggung jawab
0
Dua Alasan Megawati Belum Umumkan Nama Capres
Sampai Rakernas PDIP berakhir, Megawati Soekarnoputri belum mengumumkan siapa capresnya di Pilpres 2024. Megawati sampaikan dua alasan.