Bank Dunia Minta G20 dan Paris Club Hapus Utang Negara Miskin

Bank Dunia mengimbau negara anggota G20 untuk mengabulkan pemutihan utang bagi negara miskin
Ilustrasi: Kelompok 20 negara dengan ekonomi terbesar, G20 (Foto: dw.com/id)

Jakarta - Bank Dunia mengimbau negara anggota G20 untuk mengabulkan pemutihan utang bagi negara miskin. Desakan terutama diarahkan kepada Cina yang menghimpun 40 persen dari total beban utang tahunan 16 negara termiskin di dunia

Resesi ekonomi akibat pandemi Covid-19 selama 2020 menempatkan sekitar 60% negara berpenghasilan rendah di bawah ancaman krisis utang, demikian kesimpulan Prospek Ekonomi Global yang dirilis Bank Dunia, 11 Januari 2022.

"Bahaya munculnya gelombang wanprestasi yang berantakan semakin membesar,” kata Presiden Bank Dunia, David Malpass, yang juga mewanti-wanti risiko serupa juga dihadapi sejumlah negara berkembang.

Peringatan tersebut diarahkan terhadap negara-negara pemberi utang terbesar di kelompok G20 atau Paris Club. "Kebijakan moneter yang diperketat di negara ekonomi maju akan menghasilkan efek berantai,” imbuhnya lagi.

Bank Dunia saat ini sedang melobi kreditur-kreditur besar untuk setidaknya mengabulkan perpanjangan maturitas utang dan pengurangan nilai bunga bagi negara-negara miskin. Namun, upaya tersebut belum membuahkan hasil.

Kelompok G20 dan Paris ClubKelompok G20 dan Paris Club merupakan gabungan negara-negara paling kaya di Bumi (Foto: dw.com/id)

"Pemutihan utang besar-besaran sangat diperlukan oleh negara-negara miskin. Jika kita menunggu terlalu lama, maka semuanya akan terlambat,” kata Malpass.

Dia juga mendesak diakhirinya praktik kerahasiaan seperti yang dijalankan Cina dan kreditur lain. Hal ini mempersulit lembaga keuangan internasional untuk melacak kerangka kredit yang berisiko tinggi, atau memantau tata kelola utang yang buruk sejak dini.

Manajemen utang dan transparansi. Menurut Bank Dunia, prosedur restruktrisasi utang dalam kerangka kerja yang disepakati G20 dan Paris Club masih terlalu lamban. Malpass mencontohkan Chad yang pertamakali meminta keringanan kredit melalui jalur tersebut sudah sejak setahun silam, namun belum juga dikabulkan.

Malpass mengatakan dia merasa optimis oleh kemajuan yang dibuat Indonesia sebagai Presiden G20. Sejak mengambilalih kepemimpinan pada Desember silam, Indonesia antara lain mencanangkan perbaikan manajemen dan transparansi utang sebagai agenda utama.

Cina juga mengisyaratkan mendukung langkah Bank Dunia tersebut, terlebih mengingat potensi besar negara-negara seperti Chad, Zambia dan Sri Lanka sebagai tujuan investasi, jika struktur utang mereka bisa diluruskan.

Tingkat utang yang tinggi tidak hanya membelit kas negara, tetapi juga sektor swasta. Situasi tersebut membatasi kemampuan finansial sebuah institusi untuk bereaksi terhadap fluktuasi ekonomi pascapandemi.

Dalam hal ini, Cina dinilai menghadapi risiko besar, terutama pada sektor properti. Sebabnya Bank Dunia mengimbau Cina untuk secara perlahan mengizinkan pengurangan utang perusahaan swasta demi stabilitas ekonomi.

negara g20Negara anggota G20, yang menggabungkan 19 negara dengan perekonomian terbesar di dunia, ditambah Uni Eropa (Foto: dw.com/id).

"Pengurangan utang secara kacau dan tidak terstruktur, akan memicu kelesuan panjang di sektor properti, dengan dampak signifikan yang melebar, dengan jatuhnya harga properti, berkurangnya kekayaan rumah tangga dan pemasukan pajak bagi pemerintah,” tulis laporan tersebut.

G20 sepakat untuk membekukan utang negara miskin selama pandemi dalam KTT di Riyadh, tahun 2020 silam. Penundaan pembayaran cicilan itu berakhir pada Desember 2021 dan belum akan diperpanjang [rzn/as (rtr,afp)]/dw.com/id. []

G20 Sepakat Bekukan Utang Negara Miskin Selama Pandemi

G20 Tidak Bisa Penuhi Harapan Negara Miskin Soal Utang

IMF: China, Negara G20 yang Catat Pertumbuhan Positif 2020

Menkeu Arab Tolak Prediksi IMF Soal Ekonomi Suram

Berita terkait
China Salurkan Utang dan Hibah Kepada 165 Negara
China salurkan utang dan hibah Rp12 kuadriliun ke 165 negara: Pemberi pinjaman yang baik atau lintah darat?
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.