Bank Dunia dan IMF Kembali Ulangi Peringatan Soal Ancaman Resesi Global

Berbicara pada awal pertemuan musim gugur mereka, Malpass dan Georgieva mengatakan ada “bahaya nyata dari resesi dunia tahun depan”
Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Kristalina Georgieva (kiri) dan Presiden Bank Dunia David Malpass. (Foto: voaindonesia.com/Courtesy/Twitter)

TAGAR.id, Washington DC, AS - Presiden Bank Dunia (World Bank), David Malpass, dan Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF), Kristalina Georgieva, hari Senin, 10 Oktober 2022, mengulangi peringatan tentang resesi global yang tertunda.

Berbicara pada awal pertemuan musim gugur mereka, Malpass dan Georgieva mengatakan ada “bahaya nyata dari resesi dunia tahun depan.”

“Kita harus meletakannya dalam konteks beratnya masalah yang ada, di mana ada risiko dan bahaya nyata dari resesi ekonomi dunia tahun depan. Ekonomi negara-negara maju di Eropa akan melambat,” kata Malpass. Hal ini akan terjadi tahun depan. Depresiasi mata uang berarti tingkat utang negara-negara berkembang akan semakin besar. Kenaikan suku bunga juga menjadi beban tambahan. Inflasi masih menjadi masalah utama bagi semua orang, terutama bagi warga miskin.

logo imfSeorang peserta berdiri dekat logo Dana Moneter Internasional (IMF) dalam pertemuan tahunan di Nusa Dua, Bali, 2018. (Foto: voaindonesia.com/Reuters)

Minggu lalu, untuk pertama kali dalam dua tahun, kami merilis laporan kemiskinan dunia yang menunjukkan lebih dari 70 juta orang terjerembab dalam kemiskinan. Hal lain yang memprihatinkan adalah pengurangan pendapatan rata-rata hingga 4%. “Jadi ketika kita bicara tentang tujuan mencapai kemakmuran bersama, hal itu tidak terjadi,” kata Malpass pula.

Georgieva mengamini pandangan Malpass. “Saya sangat setuju dengan Anda bahwa risiko resesi telah meningkat. Kami telah menghitung bahwa sekitar sepertiga ekonomi dunia akan mengalami sedikitnya pertumbuhan negatif dua kuartal berturut-turut tahun ini, tahun depan, dan bahwa jumlah kerugian akibat perlambatan ekonomi dunia antara saat ini dan tahun 2026 akan mencapai empat triliun dolar. Ini adalah ukuran PDB Jerman yang hilang,” ujar Georgieva.

Ditambahkan oleh Georgieva, IMF telah menurunkan proyeksi pertumbuhan globalnya tiga kali. IMF kini memproyeksikan pertumbuhan ekonomi tahun 2022 menjadi 3,2%; sementara tahun 2023 menjadi 2,9%.

Proyeksi IMF yang suram itu datang seiring kebijakan bank-bank sentral di seluruh dunia untuk menaikkan suku bunga dengan harapan dapat meredam lonjakan inflasi.

Bank Sentral Amerika telah mengambil serangkaian kebijakan yang paling agresif ketika menggunakan kenaikan suku bunga sebagai piranti untuk mendinginkan inflasi.

bank duniaIlustrasi: Bank Dunia berusaha menyiapkan dana darurat sebesar 170 miliar dolar AS untuk membantu negara-negara termiskin yang dilanda berbagai krisis (Foto: voaindonesia.com)

Sejumlah bank sentral dari Asia hingga Inggris juga telah mulai menaikkan suku bunga mereka minggu ini. “Kita tidak bisa membiarkan inflasi menjadi tidak terkendali,” tegas Georgieva.

Pertemuan tahunan 190 negara anggota IMF dan Bank Dunia dilangsungkan dua kali setahun guna mengatasi berbagai risiko terhadap ekonomi global. (em/jm)/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Ukraina Akan Terima Bantuan Darurat IMF Hampir Rp 20 Triliun
Memenuhi Kebutuhan neraca pembayaran yang mendesak… sambil memainkan peran sebagai katalis dukungan keuangan Ukraina
0
Bank Dunia dan IMF Kembali Ulangi Peringatan Soal Ancaman Resesi Global
Berbicara pada awal pertemuan musim gugur mereka, Malpass dan Georgieva mengatakan ada “bahaya nyata dari resesi dunia tahun depan”