Banjir Yogyakarta Disusupi Hoaks, BMKG Angkat Suara

BMKG Yogyakarta meluruskan informasi. Terlebih ada akun medsos yang mengatasnamakan BMKG.
Banjir dan air menggenang di sejumlah wilayah di DIY akibat hujan berkepanjangan pada Minggu (17/3) lalu. (Foto: Pusdalops BPBD DIY)

Yogyakarta, (Tagar 19/3/2019) - Sebagian wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dilanda banjir dan tanah longsor akibat diguyur hujan terus menerus tanpa jeda pada Minggu (17/3) lalu. Dua orang tewas dan dua orang hilang yang sampai saat ini belum ditemukan. Semuanya warga Kecamatan Imogiri, Bantul.

Saat kejadian banjir dan longsor, banyak foto, video beredar luas di media sosial maupun pesan berantai melalui aplikasi WA group. Tidak semua yang membanjiri media sosial maupun WA group benar. Banyak juga yang hoaks.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta meluruskan informasi yang tidak benar itu. Terlebih ada akun medsos yang mengatasnamakan BMKG perihal kejadian hidrometeorologi dengan memberikan informasi yang tidak benar.

BMKG Yogyakarta mengutip ulang informasi hoaks tersebut melalui akun resminya: Pada Tanggal 17 Maret 2019 telah beredar berita melalui media sosial yang mengatasnamakan BMKG DIY dengan isi sebagai berikut:

Info dr BMKG @DIY akan tjd badai dr tgl 17 sd 20, puncak badai tgl 18-19 dan akan berakhir tgl 20, kekuatan angin mencapai 45 knots, monggo yg punya pohon bsr d mulai rapuh segera ditebang saja demi keamanan bersama d info di bbrp Bendungan mulai sore ini debit air sdh melebihi batas aman d dlm status siaga, hati² d waspada Lurrr dimanapun qt berada [jgn terlalu pules istirahatnya malam ini.

Kepala Stasiun Klimatologi Mlati Yogyakarta Reni Kraningtyas melalui siaran pers menegaskan berita tersebut adalah hoaks karena bukan bersumber dari kami dan isi berita tersebut tidak benar atau tidak dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

Reni mengakui, hujan kategori sangat lebat di DIY yang turun selama 1 hari (17 Maret 2019) telah menimbulkan banjir di wilayah Bantul dan Kulonprogo. Pengukuran curah hujan di Stasiun Klimatologi Mlati Yogyakarta mencapai 107 mm.

Baca juga: Kompleks Makam Raja-raja di Yogyakarta Longsor

Menurut Reni, analisis dinamika-atmosfer berdasarkan Streamline 17 Maret 2019 Pukul 07.00 WIB menunjukkan aktivitas siklon tropis "Savannah" di Samudera Hindia merupakan salah satu faktor yang berperan secara tidak langsung terhadap pembentukan awan-awan hujan di Jawa. "Hal ini mempengaruhi membentuk palung tekanan udara rendah memanjang dari pusat siklon hingga wilayah Jawa," kata Reni, Selasa (19/3).

Banjir YogyakartaBanjir dan air menggenang di sejumlah wilayah di DIY akibat hujan berkepanjangan pada Minggu (17/3) lalu. (Foto: Pusdalops BPBD DIY)

Reni mengungkapkan, perkembangan sehari kemudian (18 Maret) berdasarkan streamline 17 Maret 2019 pkl 12.00 UTC menunjukkan pergerakan siklon tropis "Savannah" semakin menjauh dan tidak berpengaruh lagi terhadap pola angin dan pembentukan awan-awan hujan di Jawa.

Dia menjelaskan, secara umum curah hujan semakin menurun namun hujan ringan-sedang di wilayah DIY masih  berpotensi sampai 20 Maret 2019. Hal ini disebabkan oleh belokan angin atau konvergensi akibat aktifitas vortex (Low Pressure Area) di perairan sebelah selatan NTT dengan tekanan udara di pusatnya 1006 mb.

Reni menegaskan, menyikapi berita hoaks yang marak beredar di medsos, BMKG Yogyakarta mengimbau kepada masyarakat Yogyakarta lebih bijak menerima informasi apa pun. BKMG menggarisbawahi ada tiga poin yang perlu dilakukan.

Pertama, meyakini suatu berita adalah benar, di antaranya bercirikan ada logo BMKG, isi berita disertai analisis meteorologi dengan menyebut sumber data analisis serta terdapat tempat dan tanggal rilis dan pejabat BMKG DIY yang berwenang.

Kedua, memastikan kebenaran berita tersebut dengan mengklarifikasi kepada BMKG DIY, Stasiun Klimatologi Mlati Yogyakarta. Ketiga, tidak menyebarkan berita yang diterima sebelum memastikan berita tersebut adalah benar atau valid dan bersumber dari BMKG.

Reni megatakan, warga yang ingin memperoleh informasi terkini, BMKG DIY membuka layanan informasi cuaca 24 jam, yaitu melalui  call center 0274-2880151/52 dan WA 082242009760.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY Biwara Yuswantana mengatakan, setiap kejadian bencana memang sering ada informasi yang hoaks yang beredar di dunia maya maupun dalam perbincangan di masyarakat. "Seharusnya tidak mentah-mentah menerima informasi, apalagi menyebarkannya sebelum memastikan validitas informasi yang diterimanya," ungkapnya.

Menurut dia, setiap informasi bisa dipercaya kebenarannya salah satunya dikeluarkan oleh instansi resmi terkait. Misalnya soal cuaca sumber resminya BMKG atau oal aktivitas Merapi sumbernya Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG).

Baca juga: Masih Terendam Air, Ujian Sekolah di Yogyakarta Ditunda

Berita terkait
0
Sidang Praperadilan Suharso Monoarfa Ditunda Selama 2 Pekan
Hakim tunggal, Delta Tamtama menyebut penundaan sidang perdana ini lantaran pihak KPK selaku termohon tidak dapat hadir lantaran belum siap.