Jakarta - Banjir merendam 15 desa di dua kecamatan yang berada di Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat, pada Selasa 22 September 2020 pukul 16.22 WIB.
Banjir dipicu intensitas hujan tinggi dan berlangsung cukup lama. Ketinggian air beragam dari 50 hingga 250 sentimeter.
Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Raditya Jati dalam siaran pers, Rabu, 23 September 2020 menyebut, BPBD Kabupaten Ketapang sudah melakukan kajian cepat dan berkoordinasi pasca banjir.
"BPBD Kabupaten Ketapang masih melakukan pendataan kerugian dan populasi terdampak," ujar Raditya.
Dikatakannya, selama penanganan darurat di lokasi, petugas menghadapi kendala akses komunikasi untuk mendapatkan informasi dari beberapa titik banjir.
Selain itu, penambahan perahu karet untuk menembus akses lokasi terdampak sangat dibutuhkan.
"BPBD setempat mengidentifikasi kebutuhan yang diperlukan antara lain, perahu karet, logistik bantuan dan telepon satelit," katanya.
Kabupaten Ketapang termasuk wilayah tingkat risiko bahaya banjir dengan kategori sedang hingga tinggi.
"Setidaknya ada 20 kecamatan yang berisiko banjir pada kategori tersebut dengan luas mencapai lebih dari 800 ribu hektare," kata Raditya.
Dari analisis InaRISK, sebanyak 270.530 jiwa merupakan populasi yang memiliki potensi terpapar bahaya banjir di 20 kecamatan tersebut.
Sedangkan analisis cuaca, Badan Meterologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan peringatan dini cuaca pada 23 September 2020 untuk wilayah Kalimantan Barat, yakni wilayah dengan potensi hujan lebat dan dapat disertai kilat atau petir serta angin kencang.
Beberapa wilayah di Kalimantan lain perlu diwaspadai dengan potensi cuaca yang sama, seperti di Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara dan Kalimantan Timur.
Terkait dengan potensi bahaya banjir di kawasan tersebut, BNPB kata Raditya, meminta masyarakat selalu waspada dan siap siaga. Hal tersebut sangat diperlukan karena pandemi Covid-19 masih berlangsung.
"Apabila harus melakukan evakuasi dan mengungsi, warga diharapkan dapat tetap menerapkan protokol kesehatan, seperti menggunakan masker dengan tepat serta memastikan masker cadangan dan perlindungan agar masker tetap aman digunakan sesuai ketentuan yang berlaku," ujar Raditya.[]