Banjir Lahar Gunung Merapi Terpantau di Sejumlah Titik

Hujan lebat yang mengguyur area Gunung Merapi, memunculkan lahar hujan di beberapa titik sungai Kabupaten Sleman, Yogyakarta.
Penampakan CCTV Gunung Merapi pada 6 Januari 2021 pukul 00.00.56 WIB (Foto: Magma Indonesia/PVMBG/Badan Geologi ESDM/Gunung Merapi)

Sleman - Hujan lebat yang mengguyur area Gunung Merapi, memunculkan lahar hujan di beberapa titik sungai Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Salah satunya melewati Kali Gendol.

Panewu Cangkringan Suparmono mengungkapkan, banjir lahar yang berisi material Gunung Merapi terpantau di Kali Gendol sejak Jumat, 8 Januari 2021.

“Banjir lahar hujan dari Gunung Merapi juga sudah melewati Kali Boyong sejak 6 Januari 2021,” kata Suparmono, Senin, 11 Januari 2021.

Beruntungnya banjir lahar tak sampai ke daerah pemukiman warga. Namun sempat memutus saluran pipa air bersih milik pengelola air minum desa (Pemdes) Purwobinangun, Kapanewon Pakem, Sleman.

Kabarnya, ada dua saluran pipa di Kali Boyong yang menyalurkan air ke Turgo dan Tritis. Di wilayah Turgo, kurang lebih ada 80 Kepala Keluarga (KK) yang mendapatkan air dari aliran pipa tersebut.

Pun untuk ketersediaan air bersih di wilayah tersebut dipastikan aman. Sebab penduduk masih mendapatkan dari aliran pipa lain.

"Pipa yang rusak hanya di Kali Boyong,” ucap Lurah Purwobinangun, Pakem Heri Suasana.

Hal terpenting saat ini adalah keselamatan masyarakat jika nantinya material Gunung Merapi melewati Kali Boyong hingga ke permukiman.

Ikuti arahan dari pemerintah daerah dan juga sering mengupdate informasi melalui media sosial BPPTKG

Untuk mengantisipasi bencana, pihaknya sudah mempersiapkan masyarakat untuk evakuasi dan tinggal di barak pengungsian.

Namun perlu memperbaiki jalan yang akan dilewati para pengungsi menuju barak.

“Kami masih mengalami kendala. Jalur evakuasi di sini masih minim penerangan. Bagaimana kalau kebutuhan mendesaknya malam hari kan jadi masalah,” ujarnya.

Baca juga: 

Kepala BPPTKG Yogyakarta Hanik Humaida menyebut sejak Minggu, 10 Januari 2021, pihaknya telah mencatat ada 29 kali guguran lava pijar dari Gunung Merapi dengan jarak maksimal 900 meter.

Aktivitas Merapi yang kian hari semakin meningkat, menunjukan tanda-tanda akan terjadinya erupsi.

Diketahui, sejak 5 November 2020 hingga saat ini, aktivitas vulkanik terpantau masih tinggi. Peningkatan aktivitas dari data kegempaan dan deformasi sejak 22 Desember 2020.

BPPTKG belum merevisi pemberlakukan rekomendasi aktivitas Gunung Merapi. Daerah potensi bahaya masih dalam jarak radius maksimal 5 kilometer dari puncak Gunung Merapi.

"Ikuti arahan dari pemerintah daerah dan juga sering mengupdate informasi melalui media sosial BPPTKG," kata Hanik.[]

Berita terkait
Kapanewon Pakem Sleman Menyiapkan 4 Barak Pengungsian Merapi
Kapanewon Pakem, Sleman, Yogyakarta menyiapkan empat barak pengungian mengingat aktivitas Gunung Merapi semakin meningkat.
Merapi Keluar Awan Panas Tapi Bukan Erupsi, Ini Kata BPPTKG
Gunung Merapi mengeluarkan awan panas untuk pertama kalinya sejak level III. Namun BPPTKG Yogyakarta menyebut bukan erupsi. Begini penjelasannya.
Tanda Kian Jelas, 85 Persen Gunung Merapi akan Meletus
Gunung Merapi tercatat empat kali mengalai guguran lava pijar. BPPTKG menyebut kondisi ini sebagai tanda bahwa Gunung Merapi akan meletus.