Bali Deflasi di Bulan April, Ada Pengaruh Covid-19

Tekanan harga di Provinsi Bali pada April 2020 menurun dibandingkan bulan sebelumnya, sehingga terjadi deflasi 0,33 persen.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Trisno Nugroho mengatakan Bank Indonesia telah mencapai kesepakatan kerjasama repurchase agreement line (repo line) dengan Bank Sentral Amerika Serikat. (Foto: Nila Sofianty).

Denpasar - Tekanan harga di di Provinsi Bali pada  April 2020 menurun dibandingkan bulan sebelumnya. Berdasarkan perhitungan Badan Pusat Statistik (BPS), pada April 2020 terjadi deflasi sebesar -0,33 persen  melandai dibandingkan bulan sebelumnya yang mengalami inflasi sebesar 0,12 persen. 

Deflasi terjadi pada kedua kota sampel IHK. Yakni kota Denpasar yang tercatat sebesar 0,32 persen dan kota Singaraja  0,36% persen. Deflasi inti (core inflation) pada bulan April tercatat sebesar 0,02 persen, turun dibandingkan bulan sebelumnya 0,44 persen.  Deflasi terutama terlihat pada komoditas daging ayam ras, harga tiket angkutan udara, cabai merah, dan telur ayam ras. 

Bank Indonesia memperkirakan inflasi pada Mei 2020 akan tetap terkendali dan berada pada kisaran sasaran 3,0±1 persen.

Menurut Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho,  turunnya tekanan harga disebabkan oleh lesunya permintaan. Terutama dari  industri pariwisata akibat penyebaran Covid-19. 

Baca Juga: Sektor Pariwisata-Restoran Paling Dirugikan Covid-19 

"Di sisi lain, tidak terdapat permasalahan baik dari sisi pasokan dan distribusi yang menyebabkan turunnya harga komoditas," kata Trisno kepada Tagar, Selasa, 5 Mei 2020.

Komoditas volatile food  mengalami deflasi  1,41 persen, lebih dalam jika dibandingkan dengan Maret 2020 sebesar 0,54  persen. Penurunan terdalam terlihat untuk daging ayam, cabai merah, telur ayam, bawang putih, dan minyak goreng. Turunnya harga komoditas volatile food disebabkan oleh lesunya permintaan secara signikan di tengah pasokan yang memadai.

Bank Indonesia Provinsi Bali akan tetap konsisten menjaga stabilitas harga dan memperkuat koordinasi kebijakan dengan pemerintah daerah melalui tim pengendalian inflasi daerah untuk memastikan inflasi terjaga dalam kisaran sasaran nasional

Selanjutnya, tekanan harga untuk komoditas administered price juga terus menurun menjadi 0,53 persen. Penurunan ini bersumber dari turunnya harga tarif angkutan udara, seiring dengan penutupan bandara selama Ramadan hingga Lebaran untuk mengantisipasi arus mudik.

Untuk nasional, pada April terjadi inflasi sebesar 0,08 persen. Secara tahunan, inflasi Bali tercatat sebesar 2,55 persen  lebih rendah dibandingkan dengan nasional  yang 2,67 persen. Dengan demikian, inflasi di Bali masih berada dalam rentang sasaran inflasi nasional 3,0 persen±1 persen.

Trisno menambahkan, tim pengendalian inflasi daerah (TPID) kabupaten dan provinsi terus berupaya untuk menjaga kestabilan pasokan dan harga di masyarakat. TPID rutin melakukan sidak dan operasi pasar, terutama di tengah pandemi Covid-19. Selain itu, TPID juga akan melakukan gerakan Lumbung Pangan untuk memastikan distribusi kepada seluruh lapisan masyarakat di Bali.

Baca Juga: Covid-19, Jokowi Tak Ingin Rakyat Kesulitan Pangan 

Bank Indonesia memperkirakan inflasi pada Mei 2020 akan tetap terkendali dan berada pada kisaran sasaran 3,0±1 persen. "Bank Indonesia Provinsi Bali akan tetap konsisten menjaga stabilitas harga dan memperkuat koordinasi kebijakan dengan pemerintah daerah melalui tim pengendalian inflasi daerah untuk memastikan inflasi terjaga dalam kisaran sasaran nasional," tutur Trisno. []





Berita terkait
Ketahanan Ekonomi-Kesehatan Prioritas Saat Covid-19
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan pemerintah Indonesia selalu menempatkan keamanan dan keselamatan masyarakat perioritas utama.
Bali Siapkan Skema Pemulihan Ekonomi Atasi Covid-19
Pemerintah Provinsi Bali menyiapkan skema pemulihan ekonomi menyeluruh untuk mengatasi dampak pandemi virus corona Covid-19.
Bersatu Solusi Atasi Covid-19 dan Resesi Ekonomi
Pandemi virus corona Covid-19 baru awal dari sebuah krisis, setelah itu akan berlanjut dengan resesi ekonomi.
0
Kesehatan dan Hak Reproduksi Adalah Hak Dasar
Membatasi akses aborsi tidak mencegah orang untuk melakukan aborsi, hal itu justru hanya membuatnya menjadi lebih berisiko mematikan