Bakauheni Harbour City, Destinasi Tepi Laut Lampung

Bakauheni Harbour City, layak menjadi destinasi tepi laut baru di Lampung Selatan setelah terealisasi penuh.
Bakauheni Harbour City, wacana kawasan pariwisata terintegrasi seluas 200 hektare yang layak menjadi destinasi tepi laut baru di Lampung Selatan. (Foto: dok Kementrian Pariwisata)

Jakarta - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio mengatakan, kawasan pariwisata terintegrasi seluas 200 hektare di Bakauheni layak menjadi destinasi tepi laut baru di Lampung Selatan setelah terealisasi penuh.

Kawasan berkonsep Bakauheni Harbour City itu terletak sebelum gerbang masuk jalan tol Bakauheni Selatan. Wishnutama menilai, ada potensi yang dapat segera dikembangkan di wilayah yang tak jauh dari Jakarta tersebut.

"Ini diharapkan bisa menjadi destinasi tepi laut yang penuh dengan semangat dan energi baru yang berdampak positif dari berbagai aspek bagi masyarakat Indonesia," kata Wishnutama melalui keterangannya, Senin 27 Juli 2020.

Pengembangannya tidak perlu menunggu sampai 2024.

Ia pun mendorong agar pengembangan kawasan Bakauheni Harbour City bisa dilakukan secara bertahap. Terlebih ke depan pemerintah akan mendorong pergerakan wisatawan nusantara dalam masa adaptasi kebiasaan baru.

"Pengembangannya tidak perlu menunggu sampai 2024, kita bisa mulai dulu dari apa yang kita bisa lakukan secara cepat. Kita bisa tarik investasi hotel dulu ke sini, lalu kita promosikan dengan baik sehingga akhirnya bisa menarik investasi lain dengan cepat," ujarnya.

Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Ira Puspadewi menambahkan, pembangunan kawasan pariwisata di Bakauheni akan dimulai dari Menara Siger. Untuk tahap awal rencananya Menara Siger yang telah menjadi salah satu ikon destinasi di Lampung Selatan ini akan dikembangkan menjadi Museum Krakatau. Kemudian bertahap dengan keberadaan theme park, hotel, dan skywalk.

"Kami mengelola lahan seluas 80 hektare, kemudian juga ada lahan milik Hutama Karya, Pemerintah Provinsi, dan swasta. Total lahan yang potensi untuk dikembangkan sekitar 200 hektare," ujar Ira.

Pengembangan kawasan ini tidak lepas dari potensi market yakni trafik baik kendaraan maupun orang yang melintasi Pulau Jawa dan Pulau Sumatera dengan memanfaatkan kapal penyeberangan ferry Merak-Bakauheni. Apalagi dekat dengan program infrastruktur yang dicanangkan Presiden Jokowi berupa tol yang akan menghubungkan Banda Aceh hingga Banyuwangi.

Berita terkait
Syarat Berwisata ke Bali Saat Pandemi Covid-19
Memasuki era new normal dan di masa Covid-19, Bali mulai kembali membuka pariwisatanya dengan beberapa syarat yang harus dipatuhi para wisatawan.
Film Une Barque Sur L’Ocean Promosikan Wisata Indonesia
KBRI di Prancis meluncurkan film Une Barque Sur L’Ocean sebagai upaya untuk mempromosikan destinasi wisata di Indonesia.
Upaya Kemenparekraf Hadapi Anjloknya Wisatawan
Kemenparekraf/Baparekraf mengatakan telah melakukan sejumlah upaya untuk menghadapi anjloknya wisatawan yang datang ke Tanah Air.
0
Gempa di Afghanistan Akibatkan 1.000 Orang Lebih Tewas
Gempa kuat di kawasan pegunungan di bagian tenggara Afghanistan telah menewaskan lebih dari 1.000 orang dan mencederai ratusan lainnya