Bakal Ditemui Ahok Setelah Bebas Penjara, Siapa Merry Roeslani?

Gus Dur pernah menyebut nama suami Merry Roeslani dalam pernyataan.
Basuki Tjahaja Purnama akrab disapa Ahok. (Foto: Instagram/Basuki Tjahaja Purnama)

Jakarta, (Tagar 13/1/2019) - "Hanya ada tiga polisi jujur di Indonesia yaitu patung polisi, polisi tidur, dan Jenderal Hoegeng Imam Santoso."

Kalakar Presiden ke-4 Indonesia Abdurahman Wahid atau Gus Dur itu dikenang hingga saat ini. Membekas dalam ingatan seiring jasa Hoegeng sebagai Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) ke-5 masa jabatan 1968-1971, memberantas korupsi di segala lini di institusinya.

Kejujuran Jenderal Hoegeng sebagai polisi membuat kagum Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu berencana menemui istri Hoegeng Merry Roeslani usai terbebas dari vonis yang membelenggunya sebagai penista agama.

Lantas, bagaimanakah sosok Merry Roeslani yang senantiasa mendampingi Jenderal Hoegeng dan tak pernah menuntut kemewahan dalam hidupnya?

Membantu Suami dengan Toko Bunga

Ia tahu, suaminya bukan orang yang mau menerima "uang" dengan sembarang, jika bukan dari penghasilan murni sebagai polisi. Maka, ia berinisiatif menambah pendapatan untuk keluarganya.

Merry pun menyulap garasi rumahnya di bilangan Cikini, Jakarta Pusat, menjadi sebuah toko bunga. Benar saja, usahanya membuahkan hasil, toko bunga tersebut diminati pelanggan dan cukup laris.

Tapi, ketika toko bunga miliknya mengalami kemajuan, Jenderal Hoegeng tiba-tiba memintanya untuk menutup toko buka itu. Karena, saat itu, Jenderal Hoegeng dilantik menjadi pejabat imigrasi oleh Presiden Soekarno.

"Saat membuka toko bunga di garasi kami untuk menambah pemasukan, waktu dia menjabat kepala imigrasi minta menutup toko itu. Sudah 60 tahun saya bersama Mas Hoegeng, saya tahu sifatnya, mau ke mana arahnya," kenang Merry.

Istri Jenderal HoegengMerry Roeslani istri Jenderal Hoegeng Imam Santoso. (Foto: Instagram/hummingbirdrecords)

Apakah ia menolak keputusan Jenderal Hoegeng? Tidak sama sekali. Ia mengikuti perkataan suaminya. Jenderal Hoegeng pun menjelaskan, karena khawatir jika toko bunga istrinya nanti dimanfaatkan untuk kepentingan jabatannya.

"Nanti semua orang yang berurusan dengan imigrasi akan memesan kembang pada toko kembang ibu, dan ini tidak adil untuk toko-toko kembang lainnya," ujar Jenderal Hoegeng padanya.

"Bapak tak ingin orang-orang beli bunga di toko itu karena jabatan bapak," kenang Merry mengingat ucapan suaminya tersebut.

Bersama-sama Tolak Suap

Merry juga pernah berperan bersama suaminya menegakan kejujuran saat Jenderal Hoegeng menangani kasus penyelundupan. Di Sumatera Utara, suaminya dihadapkan pada penyuapan dari kawanan pelaku judi.

Mulanya ia diberikan rumah pribadi yang sudah terisi lengkap dan juga diberikan mobil. Namun, Jenderal Hoegeng memilih tinggal di hotel dan menolak pemberian mereka sebelum disediakan rumah dinas.

Setelah mempunyai rumah dinas, kawanan pelaku judi pun memenuhinya dengan perabot lengkap. Apa yang dilakukan Hoegeng dan istrinya? Ia mengeluarkan semua secara paksa dan menaruhna di pinggir jalan.

Maka, gemparlah Kota Medan karena ada seorang kepala polisi yang tidak mempan disuap oleh apapun yakni Jenderal Hoegeng.

Melalui Waktu Berat Bersama

Pada tahun 1971, pada masa kepemimpinan Soeharto, Jenderal Hoegeng dipensiunkan dini. Meski berat, karena harus menghidupi ketiga anaknya yakni Reni Soerjanti, Aditya Soetanto, dan Sri Pamujining Rahayu dan hidup secara pas-pasan sebagai seorang istri ia tetap berada disamping suaminya.

"Yang saya ingat itu, waktu Mas Hoegeng dipensiunkan umur 49 tahun. Padahal masih banyak yang mau dia kerjakan. Saya menghadapi waktu yang sangat berat bagi istri. Tapi dia masih mau bekerja membetulkan semuanya," dikutip dari Kompas.com.

Jelang akhir hayatnya, Jenderal Hoegeng menderita stroke. Hingga pada 14 Juli 2004 Jenderal Hoegeng menghembuskan nafasnya yang terakhir. Sebagai istri Merry tidak pernah pergi meninggalkan Jenderal Hoegeng, ia tetap setia berada disamping suaminya, hingga akhir dan melekatkan kenangan untuk menanamkan jiwa kejujuran dalam kehidupannya. []

Berita terkait
0
Surya Paloh Sebut Nasdem Tidak Membajak Ganjar Pranowo
Bagi Nasdem, calon pemimpin tak harus dari internal partai. Ganjar Pranowo kader PDIP itu baik, harus didukung. Tidak ada membajak. Surya Paloh.