Untuk Indonesia

Bahar Smith Sangat Heroik Seperti Rizieq Shihab

Bahar Smith sangat heroik seperti Rizieq Shihab. Tipe orang yang merasa dirinya bisa menjual keberingasan untuk bisa survive, untuk bisa hidup.
Rizieq Shihab, Bahar Smith. (Foto: Istimewa)

Oleh: Ade Armando*

Bahar bin Smith baru saja dibebaskan. Anda mengenal orang ini karena branding-nya agak berbeda dari ustaz-ustaz lain. Bahar bin Smith adalah seorang ustaz yang terkenal provokatif dan tampilannya memang beda. Dia anak muda, masih 34 tahun, rambutnya gondrong, sering dicat merah, pakai lipgloss, dan kalau bicara dengan suara yang agak serak dan lantang di panggung, penuh kebencian, penuh kemarahan.

Dia disebut habib oleh para pendukungnya. Dia punya organisasi namanya Majelis Pembela Rasulullah dan dia disebut habib di sana. Tidak tahu dari mana kata habib itu berasal. Habib itu mestinya adalah orang yang merupakan keturunan nabi.

Saya tidak tahu datang dari mana keturunan nabi milik Bahar Smith. Tapi, ya itu. Dia sangat terkenal karena dia bicara dengan penuh kebencian dan dia sangat anti-Jokowi dan sangat pro-Prabowo.

Jokowi pernah dia sebut sebagai banci. Dia bahkan menyerukan anak buahnya untuk sama-sama menurunkan celana Jokowi untuk membuktikan apakah Jokowi itu laki-laki atau perempuan. Dan dia mengatakan pemerintah Indonesia saat ini adalah pemerintah yang menindas pribumi, pro-China, pro-kafir, pokoknya buruk sekali.

Dia juga terkenal bukan saja karena ucapan-ucapan yang provokatif, tapi karena tindakan-tindakan yang penuh kekerasan. Dia lazim membawa atau menyerukan anak buahnya untuk melakukan penutupan, sweeping, menyerang tempat-tempat hiburan. Dan ketika menyerang, mereka membawa senjata tajam, parang, pedang, celurit, untuk menakut-nakuti. Dan tidak jarang mereka juga dalam rombongannya membawa anak-anak kecil atau remaja di bawah 17 tahun. Jadi mereka itu menakutkan.

Bahar ditangkap pada 2019 bukan karena provokasi atau serangan terhadap tempat hiburan. Dia ditangkap karena diketahui anak buahnya menculik dua remaja tanggung. Dua remaja tanggung ini memang membuat video yang mengejek, melecehkan Bahar. Lalu Bahar marah dan kedua anak itu diculik dari Bali, bayangkan, dibawa ke tempatnya di daerah Jawa Barat, kemudian dipukuli, ditendang dengan tendangan kungfu dan yang melakukan kekerasan itu adalah Bahar Smith sendiri. Jadi karena itulah dia yang ditangkap.

Bahar adalah tipe orang yang merasa dirinya bisa menjual keberingasan untuk bisa survive, untuk bisa hidup.

Bahar SmithBahar Smith dalam rekaman video saat perjalanan pulang dari Lapas Pondok Rajeg atau Lapas Kelas II A Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu, 16 Mei 2020. (Foto: Istimewa)

Seharusnya dia ditahan selama tiga tahun sampai 2022, tapi karena kebaikan hati pemerintah, ada asimilasi, maka dia dibebaskan setelah melewati setengah dari masa tahanannya. Semula katanya, ketika ditawari pertama kali untuk dibebaskan dengan keringanan, Bahar Smith menolak dengan alasan yang heroik. Dia tidak mau berutang budi pada pemerintah Jokowi.

Dan dia juga bilang dia di penjara ingin mengajarkan para napi di sana tentang Islam. Dan konon kabarnya selama dia menjadi narapidana di sana, dia sudah memualafkan sejumlah narapidana dan menjadikan para narapidana di sana bisa menghapal hadis.

Heran juga sih saya, menghapal kok hadis? Menghapal kan biasanya Alquran. Tapi yang penting adalah dia mau bilang bahwa dia di sana itu sangat berharga, menyebarkan Islam, makanya dia tidak mau buru-buru dilepaskan. Entah kenapa tiba-tiba sekarang dia setuju untuk dilepaskan.

Nah, yang menarik adalah begitu dilepaskan, Bahar melakukan aksi provokasi kembali. Dia kembali ke markasnya dan di markasnya dia membuat pidato yang menuduh pemerintah Indonesia saat ini menyengsarakan, membuat rakyat mati kelaparan, membuat rakyat menderita.

Dan dia bilang, dia bersumpah bahwa selama matanya masih bisa melihat penderitaan rakyat, dia akan terus berjuang dan tidak akan ada satu pihak yang bisa membungkam mulutnya.

Dia bilang bahwa kalau demi perjuangan rakyat dia akan ditangkap oleh polisi, dia bersedia. Bahkan dia bilang dia bersedia dibunuh kalau dibunuh karena dia memperjuangkan rakyat. Jadi dia mengatakan itu dengan sangat heroik, disambut gegap gempita oleh para pendukungnya, dan dia mengatakan, "Kalau begitu, apakah pemerintah ini harus dilawan atau dibiarkan?" Dan tentu saja jawabannya adalah dilawan, dijawab beramai-ramai.

Nah buat Anda, barangkali ada pertanyaan, "Kok dia enggak kapok, sih?" Dia sudah ditangkap tapi kemudian begitu keluar, dia melakukan hal yang serupa, yaitu memprovokasi kembali pemerintah untuk marah atau memprovokasi hamba hukum untuk menangkapnya atas tuduhan misalnya menyebarkan kebencian.

Tapi saya tahu, saya rasa dia tahu persis semua risiko itu dan dia tidak akan berhenti memprovokasi. Tidak akan berhenti menyebarkan kebencian, karena dia tahu keberingasan itulah yang menjadi jualan utama dia.

Orang seperti Bahar Smith ada di kelompok ketiga ini. Tidak pintar-pintar amat, bahkan tidak pintar, dan tidak lucu, tapi beringas, seperti singa padang pasir. Dalam hal ini Bahar menjadi mirip dengan Rizieq, dan Rizieq itu memang orang yang dia kagumi.

Twitter @narkosunVideo Bahar Smith di akun Twitter @narkosun. (Screenshot Twitter)

Dia adalah seorang penceramah, seorang ustaz yang hidup dengan menyebarkan kebencian dan keberingasan.

Jadi begini. Kalau kita mau melihat-lihat, sebetulnya kita bisa kategorisasikan para pendakwah ini dalam tiga kelompok besar.

Kelompok pertama adalah orang yang betul-betul mendalam pengetahuannya dan orang datang untuk mendengarkan ceramahnya karena pengetahuan yang mendalam.

Kelompok kedua adalah para penceramah, para ustaz yang sebenarnya menjadi sangat menarik karena misalnya pintar melucu, melawak, memberi cerita-cerita yang menarik. Jadi mereka yang atraktif.

Nah kelompok ketiga ada pula yang pengetahuannya tidak mendalam, tidak juga lucu, tidak juga menarik, tapi dia besar karena tadi: provokasinya. Dia menyebarkan kebencian terutama kepada apa yang dia katakan sebagai musuh-musuh Islam. Dan ini banyak juga para pendukungnya, banyak anak muda terutama yang datang untuk mendengarkan provokasi-provokasi semacam itu.

Nah, orang seperti Bahar Smith ada di kelompok ketiga ini. Tidak pintar-pintar amat, bahkan tidak pintar, dan tidak lucu, tapi beringas, seperti singa padang pasir. Dalam hal ini Bahar menjadi mirip dengan Rizieq, dan Rizieq itu memang orang yang dia kagumi.

Ketika dia dilepaskan kemarin, dia memang secara khusus menyebut kata, "Terima kasih kepada Rizieq Shihab.

Saya tidak tahu mengapa Rizieq Shihab disebutkan. Apa peran Rizieq Shihab dalam pembebasan Bahar? Tapi yang jelas Bahar menyatakan terima kasih kepada umat Islam dan secara khusus kepada Rizieq Shihab.

Nama anak bungsu Bahar adalah Rizieq Ali dan nama Rizieq itu memang datang dari Rizieq Shihab. Jadi dia sangat mengagumi dan barangkali meneladani Rizieq Shihab. Dia sendiri juga dekat dengan FPI.

Kalau dia sedang membuat ceramah, lazim Laskar Pembela Islam, yaitu sayap laskarnya dari FPI, menjaga ceramah-ceramahnya. Jadi dia seperti meniru Rizieq Shihab, cuma Rizieq lebih tua, dia anak muda. Orang yang sangat heroik, yang berapi-api di atas panggung, dan menyihir orang karena keberaniannya tersebut.

Dan kebetulan memang ada banyak orang yang menyukainya. Khalayaknya seperti saya katakan tadi, adalah kaum muda dan kelas menengah ke bawah. Jadi Bahar adalah tipe orang yang merasa dirinya bisa menjual keberingasan untuk bisa survive, untuk bisa hidup.

Mereka pura-pura saja mengatakan diri mereka Islam, padahal kelakuan mereka tidak ada Islam-islamnya sama sekali.

Bahar SmithAnggota FPI di Bareskrim Polri, Kamis, 5 Desember 2018, memberikan dukungan pada Bahar Smith yang dijadwalkan menjalani pemeriksaan dalam kasus penganiayaan. (Foto: Tagar/Ronauli Margareth)

Tapi ini kan bukan sesuatu yang baru juga. Kita tahu ada kelompok-kelompok Islam atau kelompok-kelompok masyarakat yang kerjaannya itu adalah malak atau mintain duit dari misalnya tempat-tempat hiburan, pertokoan, dan berbagai usaha kecil seperti itu dengan menggunakan simbol-simbol Islam.

Jadi menyerang sebetulnya bukan karena atas nama Islam, tapi karena mau cari duit dari sana. Nah, orang-orang semacam inilah yang sebetulnya bisa disebut sebagai orang-orang yang menistakan nama Islam dalam rangka memperoleh keuntungan pribadi dan kelompoknya.

Mereka pura-pura saja mengatakan diri mereka Islam, padahal kelakuan mereka tidak ada Islam-islamnya sama sekali. Tapi orang-orang semacam ini akan terus ada antara lain karena memang ada kebutuhan di pasar terhadap jasa mereka. Apalagi dalam suasana politik. Suasana politik yang serba kompetitif dan serba tegang dan serba konflik ini akan menjadikan ada kelompok-kelompok atau politisi-politisi atau partai politik atau kekuatan politik yang merasa perlu untuk memobilisasi massa untuk menunjukkan kekuatan.

Jadi massa dibutuhkan sebagai show of force dan itu sudah berulang kali terjadi. Orang-orang semacam Bahar atau kemudian juga Rizieq tentu saja adalah orang-orang yang menyediakan itu.

Dan aliansi Bahar ini sudah bisa kita lihat sejak sekarang ini, sejak waktu yang lama bahkan. Dia misalnya dekat dengan Fadli Zon, dan Fadli Zon adalah politikus yang ketika Bahar ditangkap, mengatakan bahwa pemerintah melakukan kriminalisasi ulama. Padahal kan Bahar ditangkap karena memukuli anak muda, kan?

Begitu juga dia banyak berfoto dengan Fadli Zon. Fadli Zon menyatakan dukungan terhadap dia, dan Bahar juga punya foto-foto bersama Tommy Soeharto misalnya, menunjukkan kedekatan dia dengan Cendana.

Maksud saya, saya ingin mengatakan bahwa Bahar ini bukan orang yang tidak sadar politik, dia sangat sadar politik, dan dia akan menggunakan apa yang dia miliki, dan organisasi yang dia kembangkan untuk menjalankan peran politik tersebut.

Jadi jangan heran kalau sekarang Bahar sudah kembali ke dunia bebas, dia akan kembali ke habitat lamanya. Dia sudah bilang dia tidak takut untuk ditangkap polisi. Jadi dia menunjukkan bahwa dia nekat. Dia tidak takut.

Dan sebetulnya kalau dia tidak mengucapkan hal-hal yang misalnya mencemarkan nama baik atau memfitnah, dia memang tidak akan bisa dipenjara. Jadi, siap-siap saja sekarang kalau nama dia kembali berkibar. Dia akan muncul bersama gerakan-gerakan politik terutama yang terkait dengan Islam dalam rangka mendukung orang-orang terutama seperti kita tahu, misalnya saja adalah Anies Baswedan. Dia akan terus muncul. Jadi, siap-siap saja dia akan juga muncul fotonya bersama Anies.

Paling tidak selama Rizieq belum balik dari Arab, dan saya duga tidak akan balik-balik menginat kasus Firza, Bahar akan terus berkibar benderanya.

Tapi apakah kita perlu takut dia akan menyebarkan kebencian terus, dia akan memprovokasi terus? Apakah kita perlu takut? Menurut saya sih tidak. Melawan orang semacam ini adalah bukan dengan kekerasan. Melawan orang semacam ini adalah dengan akal sehat.

Akal sehatlah yang akan membuat orang menganggap bahwa apa yang disampaikan Bahar sebagai tidak masuk di akal. Kita bisa mendelegitimasi gerakan-gerakan semacam ini kalau kita bisa terus mendorong masyarakat untuk menggunakan akal sehat.

Jadi mari kita lawan orang-orang semacam ini dengam akal sehat, karena hanya dengan akal sehat bangsa ini akan selamat.

*Dosen di Universitas Indonesia

Baca juga:

Berita terkait
Posting Foto Bahar Smith dan Napi, Fadli Zon: Epic
Anggota Komisi I DPR Fadli Zon memposting foto Bahar Smith yang dikelilingi narapidana di LP Cibinong, Bogor, pada 2019 lalu.
Bahar Smith Anggap Dirinya Emas
Bahar bib Smith dipindah ke Lapas Pondok Rajeg di Bogor, Jawa Barat. Ia mengibaratkan dirinya sebagai emas.
Hantaman Lutut Bahar bin Smith Dihadiahi 3 Tahun Bui
Bahar bin Smith harus mempertanggung jawabkan perbuatannya. Dia terbukti bersalah Menganiaya dua remaja dan diganjar 3 tahun.
0
DPR Terbuka Menampung Kritik dan Saran untuk RKUHP
Arsul Sani mengungkapkan, RUU KUHP merupakan inisiatif Pemerintah. Karena itu, sesuai mekanisme pembentukan undang-undang.