Untuk Indonesia

Bagaimana Jika Gempa Skala 7 Mengguncang Jakarta?

Denny Siregar, 'Ada pertanyaan teman yang mengganggu saya, bagaimana seandainya Jakarta yang terkena gempa seperti di Palu?'
Jakarta Ibukota Indonesia. (Foto: Ecal Saputra)

Oleh: Denny Siregar*

Gempa berkekuatan 7,7 skala richter mengguncang Palu dan sekitarnya.

Akibatnya bisa kita lihat, bangunan hotel seperti Hotel Roa Roa di Palu yang berbintang tiga dengan 8 lantainya luluh lantak. Ada ratusan tamu dan pegawai hotel yang tertimbun dan belum bisa dievakuasi sampai sekarang.

Ada pertanyaan teman yang mengganggu saya, "Bagaimana seandainya Jakarta yang terkena gempa seperti itu?"

Membayangkannya saja sudah mengerikan, apalagi Jakarta banyak sekali gedung berlantai puluhan yang menjulang tinggi dan imajinasikan bagaimana seandainya gempa skala 7,7 skala richter mengguncang Jakarta sebagaimana Palu.

Pertanyaannya, "Mungkinkah Jakarta dilanda gempa sekuat itu?" Dari tirto.id ada satu petunjuk, bahwa Jakarta sangat mungkin diguncang gempa dengan kekuatan besar seperti di Palu.

Ahli geodesi Australia Achraff Koulali, pada tahun 2016 mempublikasikan bahwa ia menemukan sesar (patahan) aktif melintang sepanjang 25 km di Jakarta.

Temuan ini memicu debat para ilmuwan, karena selama ini diyakini bahwa patahan itu hanya membentang dari Cilacap ke Subang. Jika penelitian Koulali ini benar, maka patahan aktif itu akan melewati beberapa kecamatan di Jakarta seperti Cipayung, Ciracas, Pasar Rebo, dan Jagakarsa. Nah, lho....

Pakar geologi dari Pusat Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Dr Danny Hilman Natawidjaja menyebut secara saintifik riset Koulali ini valid. Hanya butuh penelitian lebih detail.

Danny memprediksi gempa dari patahan ini bisa mencapai 7 skala richter. "Jika betul terjadi, sudah hancurlah Jakarta. Berhenti kali Republik Indonesia ini," katanya.

Danny pernah mengajukan proposal untuk meneliti lebih dalam tetapi ditolak. Ia mengerti ada keengganan dari pihak pemerintah jika peneliti menyinggung Jakarta. "Nanti gaduh...," katanya. Dan yang jelas ada biaya tinggi dalam perubahan infrastruktur tahan gempa yang boros biaya.

Danny tidak asal ngomong. Sejarah sudah membuktikan bahwa Jakarta pernah diguncang gempa hebat tahun 1780 dan 1834. Bahkan pada tahun 1780 Jakarta diguncang gempa 8,5 skala richter. Gempa ini juga membuat Gunung Salak dan Gunung Gede menyala.

Tahun 1834, gempa skala 7 merusak Istana Bogor dan Istana Gubernur Jenderal di Sawah Besar. Puluhan ribu orang meninggal dan jutaan orang mengungsi.

Jakarta pernah diguncang gempa tahun 2009 meski pusat gempanya ratusan kilometer jauhnya yaitu di Tasikmalaya. Tapi tidak berpengaruh apa-apa pada struktur bangunan, hanya menimbulkan kepanikan saja.

Memang kalau bersentuhan dengan Ibukota agak rentan membahas tentang bencana. Karena jika diumumkan potensinya, bayangkan kegaduhan yang terjadi dan yang jelas dampak ekonominya akan luar biasa.

Jadi, lebih baik kita pasrahkan saja pada Tuhan dan secangkir kopi....

*Denny Siregar penulis buku Tuhan dalam Secangkir Kopi

Berita terkait