Bagaimana Brigadir J Ada di Kamar Putri Candrawati Istri Irjen Ferdy Sambo

Brigadir J adalah sopir Putri Candrawati istri Irjen Ferdy Sambo. Brigadir J ada dalam kamar istri Sambo, memaksa masuk sendiri atau dipanggil.
Brigadir J dan Putri Candrawati istri Irjen Ferdy Sambo. (Foto: Tagar/Istimewa)

TAGAR.id, Jakarta - Samuel Hutabarat ayah Brigadir J tidak percaya anaknya itu melakukan pelecehan terhadap istri atasannya, Putri Candrawati istri Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo. Brigadir J adalah sopir istri Sambo.

Ia tidak yakin Brigadir J, anaknya, itu masuk ke kamar pribadi istri jenderal polisi tanpa seizin pemilik. 

"Kalau enggak dipanggil, mana mungkin dia datang ke kamar, gitu aja," kata Samuel kepada wartawan, Rabu, 13 Juli 2022.

"Tapi ya terserah, itu kronologis katanya, kita sah-sah saja," lanjut Samuel.

Samuel hanya berharap proses hukum terkait kematian anaknya dapat ditegakkan dan dilakukan secara adil. 

"Yang penting kalau memang diadili, seadil-adilnya lah. Transparan, jangan direkayasa," kata Samuel.

Brigadir J diduga melecehkan sambil menodongkan senjata ke Putri Candrawati istri Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo.


Kalau enggak dipanggil, mana mungkin dia datang ke kamar, gitu aja.


Hal tersebut disampaikan Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan, Senin, 11 Juli 2022.

"Yang jelas gini ya, itu benar melakukan pelecehan dan menodongkan senjata dengan pistol ke kepala istri Kadiv Propam itu benar," ujar Ramadhan.

Karena itulah, kata Ramadhan, Brigadir J ditembak mati oleh Bharada E. Brigadir J mengawali tembakan, sampai tujuh tembakan, tapi meleset semua. Bharada E membalas dengan meletuskan lima tembakan.

Ramadhan mengatakan fakta itu diketahui berdasarkan hasil olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) dan memeriksa sejumlah saksi.

Keterangan Samuel Hutabarat Ayah Brigadir J

Samuel Hutabarat ayah Brigadir J menuturkan kepada wartawan, Rabu, 13 Juli 2022, keganjilan ketika polisi mengantarkan jenazah anaknya ke rumahnya.

Waktu itu Sabtu, 9 Juli 2022, sekitar pukul 14.00 WIB, kata Samuel, polisi datang ke rumahnya mengantarkan jenazah Brigadir J.

Pihak keluarga sempat bersitegang dengan polisi yang mengantarkan jenazah Brigadir J, karena dilarang membuka peti jenazah Brigadir J.

Samuel mengatakan polisi tidak menjelaskan alasan mengapa pihak keluarga dilarang membuka peti jenazah Brigadir J.

"Kita dilarang, tetapi tidak dijelaskan alasan kenapa peti jenazah tidak boleh dibuka," kata Samuel.

Pihak keluarga juga dilarang mengambil gambar jenazah Brigadir J, kata Samuel.

Ia mengaku sempat dipaksa menandatangani surat perjanjian terlebih dahulu jika ingin membuka peti jenazah Brigadir J. Namun, hal itu ia tolak.

"Saya disuruh tanda tangan dulu, baru nantinya boleh dibuka. Saya tolak, karena itu sama dengan membeli kucing dalam karung," ujar Samuel.

Perasaan Samuel tidak nyaman, "Nanti kalau terjadi masalah dan saya sudah tanda tangan, malah saya dipermasalahkan."

Setelah lama bersitegang, akhirnya pihak keluarga diperbolehkan membuka peti jenazah Brigadir J. Namun, dengan catatan hanya orang tua, saudara kandung, dan bibi yang boleh melihatnya.

Saat peti dibuka, Samuel menuturkan, orang lain diminta untuk keluar ruangan. Jendela dan tirai di rumah duka juga langsung ditutup polisi.

Samuel menyebut, pembukaan peti jenazah Brigadir J disaksikan oleh polisi yang mengantar jenazah anaknya itu. Prosesnya pun, kata dia, berlangsung singkat.

"Dibukanya itu sedikit sekali. Tapi ibunya syok, berteriak-teriak dia, karena melihat banyak sekali luka di bagian tubuh dan wajah anaknya," kata Samuel.

Rosti Simanjuntak Ibunda Brigadir J Menangis Terus

Samuel Hutabarat bercerita, keadaan istrinya, Rosti Simanjuntak, masih sangat berduka, sering menangis, masih terpukul memikirkan Brigadir J. Rosti lebih banyak mengurung diri dalam rumah.

Pada hari keenam mengunjungi makam Brigadir J, Rosti masih histeris.

"Tadi pagi masih histeris saat kami ke makamnya," kata Samuel.

Brigadir J dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kristen, Mekar Sari, Unit 1, Sungai Bahar. Ia dimakamkan tepat di tengah di antara makam kakeknya.

Keluarga memanggil Brigadir J dengan namanya : Yosua.

Saat mendapat kabar meninggalnya Yosua, kata Samuel, istrinya terus menangis.

Pertama kali mendengar kabar kematian Yosua, keluarga besar sedang berada di kampung halaman di Padang Sidimpuan, Sumatera Utara. Begitu mendapat kabar, mereka langsung berangkat ke Jambi.

Samuel mengatakan sepanjang perjalanan dari Padang Sidimpuan menuju Jambi sekitar 20 jam, Rosti tidak bisa menahan tangis.

"Kalau dibiarkan sendirian, pasti nangis. Jadi harus ditemani, diajak ngobrol untuk mengalihkan pikirannya," kata Samuel.

Samuel mengatakan ini peristiwa yang berat bagi dirinya, khususnya bagi Rosti.

Samuel dan Rosti punya empat anak. Yosua anak kedua. Anak paling baik dan menurut apa kata orangtua.

"Ini anak yang paling baik dari 4 anak saya, selalu bilang semua baik-baik saja. Misal dia lagi murung kita datangi, wajahnya langsung berubah jadi biasa saja dan seolah-olah tidak ada sesuatu, padahal dia terlihat suntuk," cerita Samuel.

Tujuh Tembakan Brigadir J Meleset Semua

Dalam baku tembak di rumah Irjen Ferdy Sambo, Jumat, 8 Juli 2022, menurut keterangan Polri, Brigadir J diduga akan melakukan percobaan pelecehan sambil menodongkan senjata kepada Putri Candrawati istri Ferdy Sambo.

Pada hari itu jam lima sore, Bharada E mendengar teriakan Putri, dan ia mendekati sumber suara.

Brigadir J kaget melihat kedatangannya lalu meletuskan tembakan ke arah Bharada E namun meleset.

Brigadir J melesatkan tujuh tembakan meleset semua, sedangkan Bharada E melesatkan lima tembakan dan kena.

Ferdy Sambo tidak ada di rumah. Ia pulang begitu mendapat telepon histeris dari istrinya. Sampai rumah, Sambo melihat Brigadir J telah tewas.

Samuel Hutabarat heran, kalau benar anaknya itu meletuskan tujuh tembakan dan meleset semua.

Karena, kata Samuel, anaknya itu adalah sniper atau penembak jitu. Samuel mengungkapkan anaknya pernah ditugaskan sebagai sniper di sejumlah daerah rawan di Jambi, yaitu di Bangko dan Pamenang, Kabupaten Merangin.

Anaknya itu juga pernah ditugaskan di wilayah Indonesia Timur yakni di Papua, kata Samuel.

Pihak keluarga, kata Samuel, sempat khawatir dengan tugas anaknya di luar kota tersebut.

Brigadir Yosua atau Brigadir J merupakan lulusan Sekolah Polisi Negara (SPN) Polda Jambi tahun 2012. Pernah ditugaskan sebagai sniper atau penembak jitu di Brimob Polda Jambi selama 3 tahun.

Hingga akhirnya pada tahun 2019, Mabes Polri meminta Brigadir J untuk menjadi ajudan Kadiv Propam Polri Irjan Ferdy Sambo.

Mantan Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Haris Pertama juga heran Brigadir J menembak tujuh kali dan meleset semua.

Haris heran melihat latar belakang Brigadir J yang seorang sniper, kok bisa menembak tujuh kali dan meleset semua.

Ia menyatakan keheranan di akun Twitter, Selasa, 12 Juli 2022.

"Ini beritanya benar ga sih ? Mantan Sniper kenapa tembakannya meleset semua ya, Jangan-jangan ini berita HOAX," tulis Haris Pertama. []

Berita terkait
Alasan Keluarga Brigadir J Tidak Percaya Polri soal Kronologi Kasus di Rumah Irjen Ferdy Sambo
Apa alasan keluarga Brigadir J tidak percaya penjelasan Polri tentang kronologi kasus polisi tembak polisi di rumah Irjen Ferdy Sambo.
Pengacara Istri Ferdy Sambo Sambangi Dewan Pers
Arman Hanis bersama tim advokat tiba di Gedung Dewan Pers pada pukul 10.22 WIB.
Benarkah Irjen Ferdy Sambo Tak Ada di Rumah Saat Terjadi Baku Tembak Brigadir J dan Bharada E
Benarkah Irjen Ferdy Sambo tak ada di rumah saat terjadi baku tembak Brigadir J dan Bharada E, kenapa Polri tak mau menyebut di mana pastinya dia.