Ayah dari Pelajar SMA Siantar yang Tangguh Itu Meninggal

Kini, Arya hanya pasrah dan berlapang dada atas kepergian ayahnya, Norman Syahputra, 49 tahun, untuk selama-lamanya.
Arya Wijaya Kusuma di samping ayahnya, Norman Syahputra, yang lumpuh dan hanya bisa terbaring di tempat tidur. (Foto: Tagar/Jonatan Nainggolan)

Pematangsiantar - Masih ingatkah dengan sosok Arya Wijaya Kusuma? Seorang pelajar SMA tangguh berusia 16 tahun asal Kota Pematangsiantar yang menjadi tulang punggung keluarga untuk menghidupi biaya perobatan ayahnya yang lumpuh dan biaya pendidikan adiknya.

Kini, Arya hanya pasrah dan berlapang dada atas kepergian ayahnya, Norman Syahputra, 49 tahun, untuk selama-lamanya.

Saat mengalirnya bantuan dari sejumlah pihak, Norman menghembuskan nafas terakhirnya di Rumah Sakit (RS) Tiara, Jalan Menambin, Kelurahan Timbang Galung, Kecamatan Siantar Barat, Kota Pematangsiantar, Minggu 11 Agustus 2019.

Di mana sebelumnya, Norman harus menjalani keseharian di atas tempat tidur, menahan sakit lantaran biaya perobatan tidak mencukupi. Itu dialaminya setelah kepergian istri tercintanya, Suri Fatimah, menghadap Sang Pencipta terlebih dahulu.

Sejak awal 2019, Norman menahan sakit yang ia derita. Kini, Arya dan adiknya Zawa Kusuma, 14 tahun, harus berjuang hidup sebagai yatim piatu di Jalan Viyata Yudha, Perumahan BTN, Blok 9 B5, Kelurahan Bahkapul, Kecamatan Siantar Sitalasari, Kota Pematangsiantar.

Almarhum Norman dikebumikan di tempat pemakaman umum Jalan Bango, Kecamatan Siantar Sitalasari, Kota Pematangsiantar.

Sebelum dikebumikan jenazah mantan Ketua DPC Partai Nasdem Kecamatan Siantar Sitalasari itu disemayamkan di rumah kontrakan yang selama ini mereka huni.

Saat ini, Arya dan Zawa pun berjuang untuk meneruskan pendidikan mereka. Arya selama ini bekerja usai pulang sekolah di salah satu rumah makan dengan upah Rp 15 ribu- Rp 20 ribu setiap harinya. Penghasilan itu dia gunakan untuk menghidupi ayah dan adiknya.

Arya menanggung beban besar di pundaknya sejak ayahnya, Norman lumpuh dan sakit-sakitan sejak awal 2019. Sepulang sekolah Arya bergegas ke rumahnya melihat kondisi ayahnya. 

Setelahnya, Arya langsung bekerja di salah satu rumah makan di Jalan Simbolon, Kecamatan Siantar Barat. Tak ada lagi waktu bermain dan berkumpul dengan teman sebayanya.

Arya juga mengatakan, selain bekerja di rumah makan, dia juga kerap bekerja sebagai pencuci sepeda motor. Setiap hari, dia mengaku bisa membawa uang minimal Rp 20 ribu dari hasil kerja di rumah makan atau mencuci sepeda motor orang lain.

Selain itu, kata Arya, dia juga kerap membawa makanan dari rumah makan tempatnya bekerja, sebagai bekal makan mereka malam hari.

Menurut Arya, setiap hari pekerjaan itu dilakukan sepulang sekolah pukul 14.00 WIB-22.00 WIB. Mengenai PR sekolah, dia menyebut dibawa ke tempat pekerjaan dan di sela-sela bekerja disempatkan menyelesaikan PR tersebut.

Arya menambahkan saat dia bekerja maka adiknya yang merawat ayahnya, termasuk bantu memandikan, buang air besar, atau buang air kecil.

Untuknya, aktivitas tersebut tak pernah mematahkan sedikit pun semangatnya. Dari lubuk hati terdalam, Arya ingin membuat ayahnya sembuh dan selalu senyum bahagia. 

Namun, Sang Pencipta punya rencana lain, Norman kini telah menghadap Tuhan. Selamat jalan Norman Syahputra. Tenanglah di sisiNya. []

Berita terkait
Ayah Lumpuh, Pelajar SMA Siantar Ini Banting Tulang Bekerja
Ayahnya lumpuh. Ibunya sudah meninggal 5 tahun lalu. Arya Kusuma Wijaya, pelajar kelas 3 SMA ini kini jadi tulang punggung keluarga.
0
Ini Alasan Mengapa Pemekaran Provinsi Papua Harus Dilakukan
Mantan Kapolri ini menyebut pemekaran wilayah sebenarnya bukan hal baru di Indonesia.