Semarang - Klaster demo menjadi klaster baru penyebaran Covid-19 di Kota Semarang, Jawa Tengah. Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang Moh Abdul Hakam mengungkap awal mula terungkapnya klaster yang bermula dari aksi demonstrasi tersebut.
Hakam menyebut aksi unjuk rasa tolak Omnibus Law UU Cipta Kerja di depan kantor Gubernur dan DPRD Jawa tengah belum lama ini berimbas pada munculnya klaster demo. Bahkan klaster tersebut sudah menulari salah satu kontak erat dari buruh yang positif.
Terungkapnya klaster baru itu berawal dari dua perusahaan di Kota Semarang yang menginisiasi untuk melakukan rapid test terhadap karyawan dan buruhnya yang ikut demo.
Dari klaster demo ada 11 termasuk kontak erat.
Dari hasil rapid diketahui ada 10 buruh yang reaktif. Setelah dilakukan swab ternyata mereka dinyatakan terkonfirmasi positif covid. Langkah awal penelusuran digelar dan didapatkan satu kontak erat salah satu buruh ternyata juga positif.
"Dari klaster demo ada 11 termasuk kontak erat," ujar Hakam, Sabtu, 17 Oktober 2020.
Saat ini Dinas Kesehatan tengah melakukan tracing dan tracking lebih mendalam dari klaster demo tersebut.
Baca juga:
- Jokowi Minta Demo Tolak UU Cipta Kerja Tak Jadi Klaster Baru
- 557 Kasus Baru di Jateng Didominasi Klaster Pondok Pesantren
- Banyuwangi Bebas Klaster Kantor, Waspadai Klaster Keluarga
Hakam mengimbau pada seluruh buruh maupun mahasiswa yang merasa sakit agar segera memeriksakan diri ke rumah sakit atau puskesmas terdekat.
Guna mencegah kemunculan klaster demo yang lain, ia berharap aspirasi bisa disampaikan secara virtual tanpa harus turun ke jalan dalam jumlah banyak hingga menimbulkan kerumunan.
"Khawatirnya, demo besar-besaran tanpa menerapkan protokol kesehatan dan 3M bisa menimbulkan kerugian. Salah satunya adanya klaster Demo seperti saat ini," imbuh dia. []