Asdep Kemenko Marves: Persoalan Sampah Bermula dari Rumah

Asdep Pengelolaan Sampah dan Limbah Kemenko Marves Rofi Alhanif mengatakan, persoalan sampah bermula dari rumah, pola hidup dan cara berfikir kita.
Asdep Pengelolaan Sampah dan Limbah Kemenko Marves, Rofi Alhanif. (Foto:Tagar/Kemenko Marves)

Jakarta – Asisten Deputi (Asdep) Pengelolaan Sampah dan Limbah Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) Rofi Alhanif mengatakan, persoalan sampah bermula dari rumah, pola hidup dan cara berfikir kita.

Persoalan sampah ini memang bukan hanya di sini (Pantai Sampangan), persoalan sampah bermula dari rumah kita, pola hidup kita, cara berfikir kita.

Oleh sebab itu, pengolahan sampah yang baik dan bijak bermula sejak dari rumah. Berarti, harus ada pertimbangan dasar yang baik ketika membeli suatu barang, apakah akan menghasilkan sampah atau tidak.

“Persoalan sampah ini memang bukan hanya di sini (Pantai Sampangan), persoalan sampah bermula dari rumah kita, pola hidup kita, cara berfikir kita. Didalam teori minimal ada 4R pengelolaan sampah yaitu rethink, reduce, reuse, dan recycle,” kata (Asdep) Rofi pada kegiatan Clean Up Pantai Sampangan, Banyuwangi, Jawa Timur berdasarkan keterangan tertulis yang diterima Minggu, 15 November 2020.

Asdep Rofi mengaku, sudah lama mendengar keberadaan Pantai Sampangan di Banyuwangi, beberapa waktu lalu juga sempat ramai dibahas di sosial media lantaran kawasan ini penuh dengan sampah plastik.

Ia pun merasa senang dan terkesan dengan kemajuan pembersihan yang dilakukan masyarakat dan stakeholder yang digagas Badan Pengelolaan Sampah-Go Sampah Sistem (GO-PASS). Sehingga nantinya Pantai Sampangan bisa kembali bersih dan dimanfaatkan sesuai fungsinya.

Sementara kepala Desa Kedungrejo, Kecamatan Muncar, Banyuwangi, Jatim, Ahmad Zaiho menjelaskan, ide membersihkan Pantai Sampangan bermula ketika tim dari Kemenko Marves bersama Kemenparekraf mengunjungi lokasi dan memberikan semacam tantangan untuk membersihkan lokasi tersebut agar dapat dimanfaatkan kembali. Atas dasar itu, pihaknya bersama warga dan komunitas-komunitas setempat berkordinasi kemudian membersihkannya secara swadaya.

Di sisi lain, masalah sampah di Desa Kedungrejo saat ini sangat kompleks dan memperihatinkan sehingga butuh tindakan yang sangat serius atau extraordinary untuk mengatasinya. Fakta ini, lantaran ada sekitar 30 ribu warganya yang berpotensi menghasilkan sampah yang sangat banyak, selain itu juga ada puluhan perusahaan baik skala lokal, nasional, bahkan internasional.

“Ini berpotensi menghasilkan sampah dan limbah yang luar biasa. Jadi butuh kebersamaan, sinergisitas, semangat yang sama, sampah ini tidak hanya dibebankan kepada kami pemerintah desa dengan segala keterbatasan, kami sangat tidak mungkin mengatasi permasalahan sampah yang ada di desa ini sendirian,” jelasnya.[]

Berita terkait
Luhut Diutus Jokowi ke AS Promosikan Cipta Kerja ke Tesla
Presiden Jokowi mengatakan, tim tingkat tinggi akan diutus minggu depan untuk mempromosikan Undang-undang Cipta Kerja.
Menko Luhut Kawal Persiapan Pengelolaan Ekosistem Mangrove
Menko Marves Luhut Pandjaitan menyatakan, pemerintah akan merehabilitasi 600.000 hektare area mangrove dalam 4 tahun kedepan.
Luhut Ingin RI Jadi Pasar Kendaraan Listrik Utama di ASEAN
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan, berharap Indonesia menjadi salah satu pasar Electronic Vehicle utama di ASEAN.