Arkeolog: Nisan di Proyek Tol Aceh Merupakan Ulama Kerajaan

Sejarawan dan Arkeolog Aceh, Husaini Ibrahim menyebutkan nisan di lokasi proyek tol Aceh merupakan tokoh ulama kerajaan Aceh.
Sejumlah batu nisan diduga situs Kerajaan Aceh ditemukan di area proyek pembangunan jalan Tol Sigli-Banda Aceh (Sibanceh) di Gerbang Tol Kajhu, Kecamatan Baitussalam, Aceh Besar, Aceh, Rabu, 10 Februari 2021. (Foto: Tagar/Fahzian Aldevan)

Aceh Besar - Sejarawan dan Arkeolog Aceh, Husaini Ibrahim menyebutkan penemuan sejumlah nisan di lokasi pengerjaan proyek pembangunan Tol Sigli-Banda Aceh (Sibanceh) di Gerbang Tol Kajhu, Kecamatan Baitussalam, Aceh Besar, Aceh, merupakan para tokoh ulama pada masa peninggalan Kerajaan Aceh Darussalam.

"Memang bentuk nisannya bulat, itu salah satu model nisan Aceh, di sana bentuknya tipe selindris atau tipe ke 3 berkisar antara abad ke-18 akhir atau awal abad ke-19 masa akhir Kerajaan Aceh Darussalam," kata Husaini saat dihubungi Tagar di Banda Aceh, Rabu, 10 Februari 2021.

Nisan AcehSejumlah batu nisan diduga situs Kerajaan Aceh ditemukan di area proyek pembangunan jalan Tol Sigli-Banda Aceh (Sibanceh) di Gerbang Tol Kajhu, Kecamatan Baitussalam, Aceh Besar, Aceh, Rabu, 10 Februari 2021. (Foto: Tagar/Fahzian Aldevan)

Kalau model seperti itu biasanya makam ulama karena saya melihat tidak ada tulisan pada nisan.

Husaini menjelaskan di Aceh terdapat beberapa macam model batu nisan, dan jika batu nisan berbentuk bulat seperti yang ditemukan di lokasi pengerjaan proyek pembangunan tol itu itu merupakan sosok orang penting pada masanya.

"Kalau model seperti itu biasanya makam ulama karena saya melihat tidak ada tulisan pada nisan tapi biasanya bulat tanpa hiasan itu lebih kepada nisan ulama," kata Husaini yang juga dosen FKIP Sejarah di Universitas Syiah Kuala (USK) Aceh itu.

Kemudian sambung Husaini, ukuran batu nisan yang ditemukan dari kecil hingga besar juga mempengaruhi ketokohan seseorang pada masa itu. “Biasanya jika batu nisan nya semakin besar, maka semakin besar juga ketokohan seseorang," ujarnya.

Terkait penemuan nisan tersebut, Husaini mengaku sudah menghubungi pihak Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) untuk melakukan pelestarian secara cepat agar situs sejarah bisa terselamatkan.

Nisan AcehSejumlah batu nisan diduga situs Kerajaan Aceh ditemukan di area proyek pembangunan jalan Tol Sigli-Banda Aceh (Sibanceh) di Gerbang Tol Kajhu, Kecamatan Baitussalam, Aceh Besar, Aceh, Rabu, 10 Februari 2021. (Foto: Tagar/Fahzian Aldevan)

“Saya juga sudah menghubungi pihak BPCB, tapi mereka tidak bergerak secara cepat, mungkin kekurangan anggota dan tenaga, tapi itu merupakan kewajiban mereka untuk pelestarian kalau ada temuan seperti itu, jadi kita hanya menunggu dan sudah konfirmasi, yang penting situs jangan hilang," katanya.

Husaini berharap agar batu nisan itu bisa diselamatkan, karena menjadi bukti sejarah dan kejayaan Aceh pada masa lalu.

Baca juga: 

"Pembangunan bisa dilakukan tetapi tidak merusak warisan sejarah karena itu warisan sejarah Aceh," katanya.

Sebelumnya diberitakan puluhan batu nisan diduga peninggalan Kerajaan Aceh Darussalam ditemukan di lokasi pengerjaan proyek pembangunan Tol Sigli-Banda Aceh (Sibanceh) di Gerbang Tol Kajhu, Kecamatan Baitussalam, Aceh Besar, Aceh.

Amatan Tagar di lokasi, tampak batu nisan yang tidak jauh dari gerbang tol tersebut kondisinya telah tertimbun dengan tanah. Sebagian batu nisan bahkan tidak utuh lagi. []


Berita terkait
Batu Nisan Raja dan Ulama Aceh Ditemukan di Proyek Jalan Tol
Puluhan batu nisan diduga peninggalan makam masa kerajaan Aceh Darussalam ditemukan di lokasi pengerjaan proyek pembangunan Tol di Aceh Besar.
Warga Pidie yang Meninggal di Jakarta Dipulangkan ke Aceh
Seorang warga asal Pidie, Samsul Bahri, 56 tahun, meninggal dunia, di tempat kediamannya di kelurahan Kebon Pala, Makasar, Jakarta Timur.
Nasir Djamil: Pilkada Aceh Tergantung Posisi Tawar
Anggota DPR-RI asal Aceh Nasir Djamil menilai pilkada 2021 di Aceh tergantung posisi tawar antara Pemerintah Aceh dengan pusat.
0
Surya Paloh Sebut Nasdem Tidak Membajak Ganjar Pranowo
Bagi Nasdem, calon pemimpin tak harus dari internal partai. Ganjar Pranowo kader PDIP itu baik, harus didukung. Tidak ada membajak. Surya Paloh.