Jakarta - Apa benar kereta api Prameks mau dihapus? Anda dan masyarakat yang biasa menggunakan jasa kereta komuter Yogyakarta - Solo tentu saja tak percaya. Mana mungkin angkutan massal murah meriah yang digemari rakyat ini mau dihilangkan? Apa tidak rugi PT Kereta Api Indonesia (Persero) kehilangan pendapatan dari penumpang kereta api Prameks?
Benar. Kereta api Prameks tidak akan dihapus, tetapi akan digantikan oleh Kereta Rel Listrik (KRL). Pergantian ini dilakukan agar peminat kereta api di rute ini bisa ditampung lebih banyak.
Baca Juga: Peraturan Naik Kereta Api Jarak Jauh Saat New Normal
Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Zulfikri mengumumkan bahwa Kereta Api Prameks yang selama ini menjadi moda transportasi penghubung Provinsi Yogyakarta dan Kota Solo akan berhenti beroperasi pada akhir 2020. "Akan diganti dengan Kereta Rel Listrik (KRL)," ucapnya di Stasiun Balapan, Solo.
Kereta Api Prameks Sejak 1963
Kereta api Prameks atau juga disebut Prambanas Ekspres, masyarakat Jawa menyebutnya Sepur Prambanan Ekspres memiliki latar belakang sejarah yang cukup panjang.
Mengutip dari wikipedia.org, layanan kereta api komuter lintas Yogyakarta–Surakarta ini telah ada sejak 1963 dengan nama Kuda Putih yang merupakan Kereta Rel Diesel (KRD) pertama di Indonesia. Pengoperasian kereta api Kuda Putih dihentikan pada 1980 karena kurangnya suku cadang.
Kereta api Prameks saat beroperasi menggunakan KRD MCW 302 (2002). (Foto: wikipedia.org).
Kereta api Prambanan Ekspres lintas Surakarta–Yogyakarta pertama kali dioperasikan pada 20 Mei 1994. Kereta api ini menggunakan empat kereta kelas bisnis yang ditarik oleh lokomotif diesel - rangkaian kereta api Senja Utama Solo yang beroperasi pada malam hari- dengan tarif Rp 2.000. Layanan kereta api ini pernah ditambahkan kelas eksekutif (satu kereta) dengan tarif Rp 5.000.
Kereta Api Prameks KRD
Seiring dengan permintaan pelanggan, PT Kereta Api Indonesia menambah jumlah perjalanan kereta api ini menjadi lima kali pulang-pergi dalam sehari. Selain itu, dilakukan pergantian rangkaian kereta menjadi KRD (Kereta Rel Diesel) - menggunakan seri MCW 302 setelah dilakukan peningkatan daya mesin dari PT Industri Kereta Api (Persero) atau INKA
Kereta api Prameks sering mengalam keterlambatan karena masalah rangkaian KRD yang dinggap uzur (buatan tahun 1980-an). Ini mengakibatkan keterlambatan perjalanan. Untuk menunjang pengoperasian, PT KAI menambah satu rangkaian Kereta Rel Diesel Elektrik (KRDE) prototipe pertama dari PT INKA pada 1 Maret 2006. KRDE ini merupakan hasil perbaikan dari KRL buatan BN-Holec Belgien-Nederlands-Bombardier, Holland Electric Ridderkerk, dan PT INKA (Belgia/Belanda/Indonesia) dengan mengganti mesin listrik menjadi mesin diesel.
Kereta api lintas Surakarta–Yogyakarta saat beroperasi menggunakan rangkaian kereta api Senja Utama Solo, 1994. (Foto: wikipedia.org).
Pada 2007, lintas pelayanan beberapa perjalanan kereta api Prameks diperpanjang hingga Kutoarjo seiring dengan pengoperasian jalur ganda lintas Yogyakarta - Kutoarjo pada 29 September 2007. Sejak 15 Oktober 2007 telah dilakukan uji coba perjalanan lintas Surakarta-Yogyakarta-Kutoarjo sebanyak dua kali perjalanan dalam sehari.
Dengan bertambahnya lima rangkaian KRDE yang diluncurkan pada 16 Februari 2008, jumlah perjalanan kereta api Prameks lintas Solo-Yogyakarta ditingkatkan menjadi sepuluh kali perjalanan pulang-pergi. Sementara untuk lintas Surakarta-Kutoarjo ditingkatkan menjadi empat kali perjalanan pulang-pergi.
Pengoperasian Kereta Api Prameks Saat Ini
Kereta api Prameks kini juga melayani penumpang di Stasiun Maguwo, berdekatan dengan Bandara Internasional Adisucipto. Hal ini sebagai bagian dari sistem terpadu transportasi Yogyakarta yang menghubungkan sarana transportasi umum darat (bus Trans Jogja dan taksi), kereta api, dan pesawat terbang.
Simak Pula: New Normal, Penumpang Bergairah Lagi Naik Kereta Api
Terkait dengan elektrifikasi jalur kereta api lintas Surakarta-Yogyakarta, pengoperasian kereta api Prameks akan diganti dengan KRL mulai akhir 2020. []
