Jakarta - Epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman mengatakan pengawasan (surveillance) harus diperkuat sebagai deteksi dini terhadap varian baru Covid-19.
Menurut Dicky, pengawasan yang telah dilakukan pemerintah sebelumnya tidaklah cukup karena melihat situasi pandemi Covid-19 yang masih berlangsung. Perlu ada pengawasan pada hewan. Apalagi, lanjut Dicky, adanya berita mengenai mutasi atau varian baru Covid-19.
Akan banyak virus di masyarakat. Artinya potensi bereplikasi, menginfeksi, jauh lebih besar.
"Jadi bukan pada manusia saja. Jadi, surveilance pada hewan ini sangat penting karena ingat bahwa virus dari SARS-CoV-2 ini asalnya dari hewan," ujar Dicky melalui rekaman yang diterima Tagar, Senin, 28 Desember 2020.
Dicky menyarankan, untuk mengantisipasi situasi ini perlu adanya satu strategi yakni "One Health Approach" atau pendekatan kesehatan. Artinya, ada penataan kesehatan pada manusia dan hewan.
Menurutnya, berita mengenai mutasi ini sebenarnya sudah ada di China sejak Januari, tapi baru saat ini menjadi dominan.
Kejadian ini menjadi pesan penting dan pelajaran bagi semuanya. Sebab, mutasi atau adanya sifat karakter dari varian baru Covid-19 sebetulnya relatif mungkin terjadi dimana-mana.
"Itu yang terjadi, ketika awal-awal pandemi ini. Ketika Desember akhir China mengumumkan, sebetulnya ke Eropa sudah ada belakangan. Akhirnya kedeteksi, termasuk dalam hal ini saya menyampaikan bahwa di Indonesia bisa jadi sudah," kata Dicky.
Dicky menegaskan tidak ada cara lain untuk mengatasinya, selain memperkuat pengawasan dalam deteksi dini. Sebab, ada tidaknya mutasi varian virus baru ini, bergantung pada masyarakat.
"Akan banyak virus di masyarakat. Artinya potensi bereplikasi, menginfeksi, jauh lebih besar. Dan itu probabilitas atau kemungkinan dia berevolusi dan bermutasi tinggi," sambungnya.
Karena itu, ia meminta masyarakat untuk tidak mengabaikan dan tetap melakukan protokol kesehatan 3M, yakni menggunakan masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.
Bagi pendatang yang ingin ke Indonesia, kata Dicky, selain menyerahkan hasil Tes PCR yang negatif, tapi wajib juga melakukan karantina mandiri. [] (Grace Natalia Indah)