Antara Rizieq dan Wacana #2019GantiPresiden Dalam Pilkada 2018

Antara Rizieq dan wacana #2019GantiPresiden dalam Pilkada 2018. Mana yang berpengaruh secara signifikan.
Antara Rizieq dan Wacana #2019GantiPresiden Dalam Pilkada 2018 | Sudrajat-Ahmad Syaikhu kandidat gub-wagub usungan PKS-Gerindra. (Foto: Tagar/Gemilang Isromi Nuari)

Jakarta, (Tagar 30/6/2018) - Aksi para calon pemimpin daerah yang jauh-jauh datang ke Mekkah, Arab Saudi, untuk sowan pada Ketua Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab tak berbuah hasil. Buktinya dari hasil hitung cepat sejumlah lembaga survei, mereka kalah suara dan dipastikan gagal melenggang menjadi kepala daerah.

Adi Prayitno Pengamat Politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarief Hidayatullah Jakarta, menilai sebenarnya ketokohan Rizieq sudah tak moncer lagi dalam Pilkada serentak ini.

Beberapa kandidat diusung Gerindra maupun PKS, sebut saja di antaranya Sudrajat-Ahmad Syaikhu. Pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jawa Barat (Jabar) yang pada 30 April lalu sowan, kalah lawan paslon Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum, versi hitung cepat tujuh lembaga survei.

Ada juga calon bupati dan wakil bupati melakukan tradisi sowan, meminta dukungan dan restu pada Rizieq. Seperti calon wakil bupati Kuningan Udin Kusnaedi yang diusung PKS, Gerindra, PAN. Juga calon wali kota Bekasi Nur Supriyanto yang diusung PKS-Gerindra. Keduanya sama-sama mengalami kekalahan.

"Lain lubuk lain ikan. Itu kalimat yang pas menggambarkan aura ketokohan Habib Rizieq yang tak moncer di banyak Pilkada. Terutama Pilkada yang diusung PKS dan Gerindra," ujar Adi saat dihubungi Tagar News di Jakarta, Jumat, (29/6).

Meski para kandidat mendapatan dukungan pasca-pertemuan, namun dukungan tersebut menurut Adi tak bisa hanya bisa dilakukan dari jarak jauh.

"Pada saat bersamaan Rizieq tak di Indonesia. Pilkada tak bisa hanya dilawan dengan fatwa jarak jauh. Perlu sentuhan langsung pada rakyat," jelas Adi.

Adi juga menjelaskan, kenyataanya tak ada pengaruh Ketua FPI yang akrab disapa Habib itu dalam Pilkada luar Jakarta. Terbukti lagi dengan kekalahan calon gubernur Jawa Tengah (Jateng) Sudirman Said. Cita-cita mantan Menteri ESDM menggantikan Ganjar Pranowo, sang petahana dari kader PDI Perjuangan pun kandas.

"Kalau di Jakarta mungkin Rizieq masih cukup pengaruhnya, tapi tidak di daerah lain. Ini menunjukkan bahwa Rizieq hanya berpengaruh di Jakarta," imbuhnya.

"Gerindra dan PKS tak bisa terus-terusan mencari berkah kekuatan Rizieq. Perlu upaya konkret untuk meyakinkan pemilih dengan tawaran solusi menjanjikan," lanjutnya.

Wacana #2019GantiPresiden

Idil Akbar Pengamat Politik dari Universitas Padjajaran mengatakan bahwa kekalahan maupun kemenangan yang diperoleh kandidat dari Partai Gerindra dan PKS, bukan hasil sowan pada Ketua FPI itu.

"Adanya sowan ke HRS (Habib Rizieq Shihab) menurut saya tidak begitu berpengaruh besar. Itu jika dilihat secara eksternal yang memberi pengaruh," katanya.

Kalau ada kenaikan suara kandidat, menurutnya didapatkan partai dari hasil kerja maksimal mesin partai.

Ia menambahkan, pengaruh lain yang signifikan adalah wacana #2019GantiPresiden yang sering disuarakan tokoh PKS maupun Gerindra.

"Kalau saya berpendapat, yang cukup besar pengaruhnya atas kenaikan tersebut adalah upaya menghubungkan kemenangan di Pilkada dengan wacana ganti presiden pada 2019," terang Idil.

"Jadi memang pengaruh HRS tidak begitu besar mengubah konstelasi politik calon yang diusung PKS dan Gerindra," tambahnya.

PKS Menang 8 Pilgub

Mardani Ali Sera Ketua DPP PKS mengatakan, PKS mendapatkan peningkatan suara dari Rizieq.

"Peningkatan suara signifikan. Pengaruh Habib dan ulama jelas terlihat. Bukan dari habib sendiri, tapi gabungan dari habib dan ulama serta para ustaz," kata Mardani saat dihubungi Tagar News, di Jakarta, Jumat (29/6).

Menurutnya PKS kini sudah meraih kemenangan di delapan Pilgub. Hal tersebut, katanya, selain karena besarnya pengaruh Rizieq dan ustaz pendukung PKS, karena partainya pun sudah menjalankan strategi pemenangan yang baik dalam Pilkada.

"PKS bahagia dengan hasil Pilkada 2018. Di Pilgub ada delapan pasangan calon kami yang menang. Dan yang lebih utama strategi kami berjalan dengan baik," kata Anggota Komisi II tersebut.

Sementara itu Partai Gerindra yang mengalami banyak kekalahan dalam kontestasi Pilkada, enggan menjawab soal pengaruh Rizieq untuk partainya di Pilkada.

Ferry Julianto Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra mengatakan, fokus Gerindra kini bukan pada kalah menang kandidatnya. 

"Gerindra punya strategi sendiri dalam Pilkada gubernur 2018 ini. Kami memang melawan mainstream, tapi konsolidasi partai maksimal," kata Ferry pada Tagar News, di Jakarta, Jumat, (29/6).

"Ukurannya bukan paling banyak menang di Pilkada. Namun, pasangan yang popularitas sangat rendah bisa mengimbangi kandidat yang popularitasnya sangat tinggi," sambungnya. (nhn)

Berita terkait