Antara Kebutuhan dan Keinginan dalam Berinvestasi

Berbicara persoalan kebutuhan atau keinginan sebenarnya tergantung pribadi setiap orang melakukan investasi.
Antara kebutuhan dan keinginan dalam Investasi (Foto: Tagar/Pixabay)

Jakarta - Belakangan investasi merupakan hal yang digandrungi banyak orang karena mampu menghasilkan uang yang banyak. Namun nyatanya, masih banyak yang keliru persoalan apakah investasi tersebut kebutuhan ataukah keinginan belaka?

Investasi sendiri mempunyai banyak instrumen, seperti saham, kripto, emas, valas, reksa dana, obligasi, dan sebagainya. Investasi di zaman sekarang ini rupanya bisa dibilang adalah suatu hal yang harus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan di masa yang akan datang.

Bagi sebagian orang, investasi merupakan suatu hal yang rumit dan merepotkan. Hal itu karena mereka harus mempelajari lebih dalam seputar investasi dan instrumennya. Namun beberapa orang beranggapan, investasi merupakan hal yang menyenangkan sekaligus jembatan bagi setiap orang untuk menuju kesuksesan.

Berbicara persoalan kebutuhan atau keinginan sebenarnya tergantung pribadi setiap orang melakukan investasi. Karena prinsip investasi sendiri adalah menggunakan dana lebih untuk dikembangkan dan menghasilkan keuntungan. 

Namun nyatanya masih banyak orang yang sering menggunakan dana lebihnya untuk memenuhi keinginannya yang kurang penting.

Jika kamu berinvestasi karena keinginan untuk membeli barang semisal handphone di tahun 2021, tidak ada yang salah dari hal tersebut. Namun perlu diingat, mendapatkan keuntungan dalam investasi tidak secepat membalikkan telapak tangan. 

Jika ingin mendapatkan keuntungan yang besar, modal yang dikeluarkan juga harus besar serta diikuti oleh risiko kerugian yang besar pula.

Jika kamu ingin berinvestasi jangka panjang, semisal 3 tahun, bisa dibayangkan bahwa harga gawai tersebut akan berubah dan menurun setiap tahunnya. Akibatnya, kamu hanya membuang-buang uang untuk sesuatu yang setidaknya tidak kamu butuhkan secara mendesak.

Namun ketika kamu memilih untuk berinvestasi karena kebutuhan, hal tersebut tentulah bertahan lama dan berpengaruh kepada cash flow mu. Semisal kamu berinvestasi untuk kebutuhan dana di masa yang akan datang atau uang sekolah anak. Kamu akan menerima hasilnya sesuai masa atau jangka investasi yang telah kamu tentukan.

Selain itu, tidak menutup kemungkinan terjadinya inflasi di masa yang akan mendatang. Jika kamu menginvestasikan uangmu, kamu dapat menghindari hal tersebut karena kamu sudah menginvestasikan uangmu dan mendapatkan keuntungan berkali-kali lipat.

Seperti halnya manusia, pastinya selalu mempunyai kebutuhan yang sudah direncanakan maupun yang tidak direncenakan. Terlebih di masa yang akan mendatang, tidak ada yang tahu apa yang terjadi pada dirimu. Dengan berinvestasi, setidaknya kamu mempunyai dana darurat atau dana pegangan yang nantinya akan berguna ketika dibutuhkan.

Seperti jika kamu ingin menikah 3 tahun lagi dan berniat membeli rumah 4 tahun lagi, jika kamu terus mengandalkan gaji pokokmu mungkin akan tercapai, namun sangat membutuhkan waktu yang cukup lama. 

Namun jika kamu sudah menginvestasikannya dari sekarang, tidak menutup kemungkinan kamu akan menikmati hasil investasimu di masa yang akan datang dengan memenuhi segala kebutuhanmu.[]


(Rafi Fairuz)

Baca Juga:

Berita terkait
Peter Lynch, Investor Top Amerika yang Sangat Dermawan
Selama 13 tahun masa jabatannya, aset yang dikelola meningkat dari US$18 juta menjadi US$14 miliar.
Benjamin Graham, Legenda Investor Guru Warren Buffet
Warren Buffett pernah belajar di bawah naungan sang dosen, Benjamin Graham di Universitas Columbia.
4 Jenis Gaya Investasi yang harus Diketahui Investor Baru
Ada juga berbagai jenis gaya investasi, juga dikenal sebagai strategi investasi, selain berbagai jenis investasi.
0
FAO Apresiasi Capaian Kinerja Pertanian Indonesia
Kepala Perwakilan FAO, Rajendra Aryal mengapresiasi capaian kerja yang dilakukan jajaran Kementerian Pertanian selama tiga tahun terakhir.