Ansaar International Organisasi Muslim Terlarang di Jerman

Pemerintah Jerman nyatakan organisasi Muslim, Ansaar International, yang dituduh dukung terorisme global sebagai organisasi terlarang
Polisi di depan markas besar Organisasi Muslim Ansaar International di Duesseldorf, Jerman, setelah dinyatakan sebagai organisasi terlarang, 5 Mei 2021 (Foto: voaindonesia.com - REUTERS/Erol Dogrudogan).

Jakarta – Pemerintah Jerman, 5 Mei 2021, menyatakan sebuah organisasi Muslim, Ansaar International, yang dituduh mendukung terorisme secara global melalui sumbangan-sumbangannya sebagai organisasi terlarang.

Polisi menggerebek gedung-gedung yang terkait dengan Ansaar International di 10 negara bagian Jerman, kata Kementerian Dalam Negeri Jerman dalam sebuah pernyataannya.

Kementerian itu menuduh bahwa dana yang dikumpulkan organisasi tersebut, yang seolah-olah digunakan untuk proyek-proyek kesejahteraan, sesungguhnya ditujukan untuk membantu mendanai kelompok-kelompok seperti afiliasi Al-Qaeda Suriah yang dikenal sebagai Front Nusra, kelompok Palestina Hamas dan al-Shabab di Somalia.

“Organisasi Ansaar International dan anak-anak organisasinya merupakan jaringan terlarang. Jaringan tersebut mendanai terorisme secara global melalui sumbangan-sumbangannya,'' cuit Juru Bicara Kementerian Dalam Negeri di Twitter.

polisi menyegelPolisi menyegel markas organisasi muslim Ansaar International di Duesseldorf, Jerman, setelah dinyatakan sebagai organisasi terlarang, 5 Mei 2021. (Foto: voaindonesia.com - REUTERS/Erol Dogrudogan)

Lebih dari 1.000 petugas polisi menggerebek gedung-gedung dan ruang-ruang kantor Ansaar International di berbagai penjuru Jerman dan menyita sekitar 150.000 euro atau sekitar 180.000 dolar AS.

“Sewaktu memerangi terorisme, kita perlu mengeringkan sumber-sumber pendanaannya, '' kata Menteri Dalam Negeri Jerman, Horst Seehofer. Ia menuduh Ansaar International menyebarkan pandangan Salafi tentang dunia dan mendanai teror di berbagai penjuru dunia dengan berpura-pura memberikan bantuan kemanusiaan.

Seorang pria yang menjawab panggilan telepon ke kantor pusat organisasi di kota Duesseldorf, Jerman barat, segera menutup telepon ketika kantor berita Associated Press menelepon untuk meminta komentar (ab/uh)/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Dituduh Islamofobia Profesor Jerman Dilindungi Polisi
Seorang profesor Jerman di sebuah universitas di Prancis, sasaran kampanye kebencian karena tidak mau bandingkan antisemitisme dengan islamofobia
0
Ini Alasan Mengapa Pemekaran Provinsi Papua Harus Dilakukan
Mantan Kapolri ini menyebut pemekaran wilayah sebenarnya bukan hal baru di Indonesia.