Anies Umumkan PSSB di DKI, Memang Memengaruhi IHSG?

Peneliti Indef Bhima Yudhistira menanggapi pernyataan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto yang menyebut IHSG anjlok karena PSBB.
Karyawan mengamati layar pergerakan perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis, 10 September 2020. (Foto: Antara/Reno Esnir/aww)

Jakarta - Peneliti di Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira menilai pernyataan Menteri Koordinator bidang Perkonomian Airlangga Hartarto yang menyebut Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) menjadi salah satu penyebab Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok sangat memengaruhi kepercayaan pelaku pasar saham.

"Khususnya investor asing, karena pernyataan Menko Perekonomian terkesan mempolitisasi bursa saham," kata Bhima Yudhistira saat dihubungi Tagar, Selasa, 15 September 2020.

Efek jangka panjang dari apa yang dilakukan Airlangga, kata Bhima, ketika pemerintah ingin mengirim sinyal kebijakan ke market, para pelaku bakal makin sulit percaya pada kebijakan terkait. Sebab, menurutnya tidak mungkin para pelaku pasar melakukan aksi tanpa mengukur dengan data yang jelas terlebih dahulu.

"Toh sebelum ada pengumuman PSBB pun investor asing lakukan nett sells atau aksi jual bersih untuk tekan rugi, akibat sentimen sempat dihentikannya uji coba vaksin Astrazeneca dan Oxford serta membaca data fundamental ekonomi di negara maju dan kawasan yang melambat," ujarnya.

PSBB DKIKaryawan mengenakan pelindung wajah saat membersihkan lantai di salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta, Rabu, 9 September 2020. Pihak pusat perbelanjaan diharapkan memperketat protokol kesehatan terhadap pengunjung dan karyawannya seiring meningkatnya kasus konfirmasi positif COVID-19 di masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi di Jakarta. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memaparkan kondisi epidemiologis COVID-19 di wilayah DKI Jakarta selama sepekan terakhir tergolong mengkhawatirkan dengan angka positivity rate 13,2 persen. (Foto: Antara/Indrianto Eko Suwarso/foc)

Jadi, menurut dia anjloknya IHSG sebaiknya dilihat dari berbagai faktor. "Bukan semata karena pengumuman PSBB diperketat," ucap Bhima.

Ia menuturkan kalaupun ada, pengaruh PSBB terhadap perilaku pasar akan berimbas dalam jangka pendek. Penyebabnya, investor khawatir PSBB akan menurunkan konsumsi masyarakat dan retail. "Ini berpengaruh terhadap laba emiten di bursa," tuturnya.

IHSG drop 5,01 persen ke level 4.891 pada akhir perdagangan Kamis, 10 September 2020. Bursa Efek Indonesia sempat melakukan penghentian perdagangan sementara atau trading halt pada sesi I perdagangan karena IHSG terus turun hingga batas 5 persen.

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan anjloknya IHSG karena Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengumumkan penerapan PSBB di Ibu Kota, mulai Senin, 14 September 2020.

"Beberapa hal yang kita lihat sudah menampakkan hasil positif, berdasarkan indeks sampai dengan kemarin, karena hari ini indeks [IHSG] masih ada ketidakpastian karena announcement Gubernur DKI tadi malam, sehingga indeks tadi pagi sudah di bawah 5000," ujar Airlangga dalam Rapat Koordinasi Nasional Kamar Dagar dan Industri, Kamis, 10 September 2020. []

Berita terkait
Aksi Jual Sampai Rp 1,1 T Membuat IHSG Merosot 1,2%
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan perdagangan Selasa, 15 September 2020 merosot 1,2% atau 60,96 di posisi 5.100,87 poin.
Ada Aksi Jual Cukup Gede, Namun IHSG Naik 2,89%
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan perdagangan Senin, 14 September 2020 melesat 2,89% atau 145,11 di posisi 5.161,83 poin.
Analis Perkirakan IHSG Respon Positif PSBB DKI
Tim riset Samuel Sekuritas memperkirakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan positif menanggapi kebijakan pengetatan kembali PSBB DKI.