Anggota Komisi VII: Harga BBM Harusnya Turun

Pemerintah seharusnya dapat mendorong penurunan harga bahan bakar minyak (BBM), mengingat anjloknya harga minyak mentah dunia sejak Maret 2020.
Anggota Komisi VII DPR, Saadiah Uluputty menilai pemerintah seharusnya dapat mendorong agar harga bahan bakar minyak (BBM) dalam negeri diturunkan, setelah mencermati anjloknya harga minyak mentah sejak Maret 2020. (Foto: Tagar|Dokumen Pribadi).

Jakarta - Anggota Komisi VII DPR, Saadiah Uluputty menilai, pemerintah seharusnya dapat mendorong penurunan harga bahan bakar minyak (BBM). Hal ini setelah mencermati anjloknya harga minyak mentah dunia sejak Maret 2020.

“Harga minyak mentah dunia jatuh. Angkanya pada level 30 dolar AS per barel. Harganya separuh dari asumsi harga minyak Indonesia atau ICP dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2020 yang ditetapkan 63 dolar AS per barel,”kata Saadiah dalam keterangan yang diterima Tagar, di Jakarta, Jumat, 17 April 2020.

 Kebijakan menurunkan harga BBM menjadi opsi yang rasional

Menurutnya, turunnya harga minyak dunia akan menurunkan biaya impor dalam neraca migas. Sejak 2013, neraca migas Indonesia selalu negatif. "Kita menyandang status net importer minyak. Harga Minyak dunia mempengaruhi harga BBM non subsidi. Turunnya harga minyak berdampak linier terhadap harga BBM non subsidi,” tutur Saadiah.

Baca Juga: Isu Harga BBM Naik, Ini Penjelasan Lengkap Pertamina 

Harga minyak mentah yang meluncur turun pada level US$ 30 dolar AS per barel, dapat menjadi pijakan untuk membuat perhitungan ulang dalam menetapkan harga baru BBM non subsidi yang lebih rendah dari harga saat ini. Pemerintah dapat melakukan hitungan untuk itu.

Harga keekonomian BBM saat ini akan jauh lebih rendah dibanding dengan harga keekonomian BBM dengan asumsi yang dipakai dalam APBN 2020.

"Walaupun nilai rupiah terhadap dolar melemah dibanding dengan asumsi nilai kurs dalam APBN yang ditetapkan Rp 14.400 per dolar, harga minyak mentah yang cukup rendah menjadi argumen yang kuat untuk harga BBM non subsidi dapat didorong turun," katanya.

Dengan mencermati variabel pembentuk harga BBM yakni harga dasar, margin dan pajak, maka dipastikan harga keekonomian BBM saat ini jauh lebih rendah. “Harga keekonomian BBM saat ini akan jauh lebih rendah dibanding dengan harga keekonomian BBM dengan asumsi yang dipakai dalam APBN 2020”, ucap politisi dari Fraksi PKS.

Saadiah menambahkan, maka wajar jika kebijakan menurunkan harga BBM menjadi opsi yang rasional. Selama ini pemerintah selalu sigap untuk menaikan harga BBM ketika perubahan harga minyak mentah dunia menanjak. 

Langkah serupa harus dilakukan, saat komponen pembentuk harga BBM menurun. “Itu sikap proporsional. Jangan hanya sumringah saat menaikan harga BBM, tapi respons rendah untuk menurunkan harganya”, tuturnya.

Simak Pula: Jokowi Beri Tiga Opsi Penyesuaian Harga BBM dan Gas

Dalam kondisi dimana dampak wabah virus corona menyebabkan darurat ekonomi, kebijakan menurunkan harga BBM menjadi stimulan bagi perekonomian. “Turunnya harga BBM akan memperkuat daya beli masyarakat. Ini stimulasi yang positif di tengah perekonomian nasional yang goyah karena pandemik corona”, kata Saadiah.[]

Berita terkait
Jokowi Beri Tiga Opsi Penyesuaian Harga BBM dan Gas
Pemerintah menyiapkan tiga opsi penyesuaian harga bakar minyak (BBM) dan harga baha bakar gas (BBG) untuk mengatasi gejolak harga minyak dunia.
Harga Minyak Merosot, Pertamina Diminta Turunkan BBM
Pengamat Ekonomi Energi UGM Fahmy Radhi menyarankan PT Pertamina menurunkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) seiring anjloknya minyak dunia.
Pertamina Diminta Turunkan Harga BBM
PT Pertamina diminta turunkan harga bahan bakar minyak (BBM) seiring penurunan drastis harga minyak dunia.
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.