Andriana, Pacar Misterius dan Gaun Desain Pertama

'Anak saya memutuskan pacarnya itu, namun si pacar tidak mau dan minta untuk menjalin hubungan kembali dan ditolak.'
Andriana Yubelia Noven Cahya. (Foto: Facebook/Noven Andriana)

Cianjur, Jawa Barat, (Tagar 11/1/2019) - Andriana Yubelia Noven Cahya (18) suka mendesain baju. Itulah kenapa ia mengambil jurusan tata busana di SMK Baranangsiang Bogor.

Dan ketika Andriana meninggal, orangtuanya membalut jasadnya dengan gaun yang merupakan hasil desain pertama Andriana. 

Tapi meninggal dengan cara ditikam pisau oleh seseorang di jalanan, ini sungguh berat diterima orangtuanya. 

Baca juga: Gang Sepi, Saksi Bisu Terbunuhnya Andriana

Orangtua Andriana berharap pelaku pembunuhan terhadap anaknya segera ditangkap dan jatuhi hukuman seberat-beratnya.

Isak tangis keluarga pecah ketika jenazah Andriana tiba di rumah duka di Gang Wargasari, Kelurahan Sawahgede, Cianjur, Rabu (9/1) dilansir kantor berita Antara.

Keluarga tidak menyangka siswi kelas III jurusan tata busana itu meninggal secara tragis.

"Kami sangat terpukul ketika mendapat kabar anak kami meninggal dengan tragis dan kami tidak menyangka," kata ayah kandung Andriana, Yohanes Bosco Wijanarko.

Ia menuturkan, selama ini anak sulungnya itu tidak pernah memiliki musuh atau masalah di tempatnya menuntut ilmu, namun Andriana pernah bercerita pada adiknya terkait hubungan cintanya dengan pacarnya yang sudah putus beberapa waktu lalu.

"Anak saya memutuskan pacarnya itu, namun si pacar tidak mau dan minta untuk menjalin hubungan kembali dan ditolak, itu yang diceritakan pada anak saya yang kedua," katanya.

Pihak keluarga tidak menaruh curiga pada seseorang sebagai pelaku penusukan terhadap anaknya, namun identitas pelaku sudah ada di pihak kepolisian karena saat melakukan aksinya terekam CCTV di dekat lokasi kejadian.

"Kami hanya berharap pelaku bisa segera ditangkap dan diproses hukum. Semoga ke depannya tidak ada kejadian serupa seperti yang terjadi pada anak saya," katanya.

Jenazah Andriana disemayamkan di Gedung Santo Yosep Gereja Santo Petrus Cianjur selama satu hari dan selanjutnya dimakamkan di Bandung.

Scientific Investigation

Sementara itu, Polresta Bogor Kota, Polda Jawa Barat, tengah melakukan scientific investigation untuk mengungkap pelaku penusukan Andriana yang hingga kini masih dalam pengejaran.

"Ada beberapa bukti elektronik yang sedang kami lakukan scientific investigation, di antaranya handphone korban, media sosial, termasuk kegiatan korban jauh hari sebelum kejadian," kata Kapolresta Bogor Kota Kombes Pol Hendri Fiuser di Bogor, Kamis.

Hendri menjelaskan, banyak kendala yang dihadapi aparat kepolisian dalam mengungkap identitas pelaku penusukan terhadap Andriana karena informasi dan petunjuk yang terbatas. 

Menurutnya, meski pelaku penusukan terekam oleh kamera pemantau (CCTV) tetapi posisinya jauh sekali, menyebabkan kualitas gambar yang ditampilkan kurang jelas, sehingga sulit mengidentifikasi pelaku.

"Kendala banyak sekali, pertama minim saksi yang melihat langsung kejadian. Ada beberapa bukti elektronik yang didapat seperti laptop, buku harian tapi belum ada yang mengarah kepada siapa-siapa," kata Hendri.

Ia mengatakan, pihaknya berharap besar dari pembesaran wajah pelaku yang terekam kamera pemantau dapat membantu petugas mengenali pelaku.

Polresta Bogor Kota juga meminta bantuan dari Mabes Polri dan Polda Jawa Barat untuk mengambil secara detail gambar yang ada di rekaman CCTV tersebut.

Sampai saat ini Satreskrim Polresta Bogor Kota sedang melakukan pendalaman penyelidikan, sebanyak delapan orang saksi telah dimintai keterangan, yakni penjaga kos, teman dekat korban, mantan pacar, termasuk salah satu berinisial S yang diamankan petugas di Bandung.

Hendro menyebutkan, terhadap saksi S masih dilakukan pendalaman dan belum dikatakan sebagai pelaku. Karena dari beberapa alibi yang dikemukakan S, bukti-bukti yang didapat, serta saksi yang dihadirkannya, tidak menjurus pada pelaku.

"Pria berinisial S benar sudah diamankan, tetapi setelah dilakukan pemeriksaan awal S bukanlah pelakunya," kata Hendri.

Hendri menegaskan, pria yang terekam dalam CCTV berbeda fisiknya dengan S yang pernah menjadi teman dekat korban. Selain itu, tidak ditemukan sidik jari di senjata tajam yang dipakai pelaku menusuk korban.

"Foto yang beredar di media sosial ada S, masyarakat menilai S adalah pelaku. Tetapi dari hasil pendamalam yang kami lakukan, S masih sebatas saksi," katanya.

Hendri meminta masyarakat untuk bersabar dan mendukung aparat kepolisian dapat segera mengungkap kejadian tersebut.

"Anggota masih di lapangan dan ini adalah tantangan bagi saya selaku Kapolresta Bogor, seperti mendapatkan kado yang tidak mengenakkan kira-kira seperti itu," kata Hendri.

Peristiwa penusukan Andriana terjadi di Bogor, Selasa (8/1) sekitar pukul 15.55 WIB. 

Tingginya atensi masyarakat terhadap peristiwa penusukan Andriana, dan ramainya pemberitaan yang menampilkan gambar korban usai ditikam membuat pihak keluarga bersedih.

Kasubag Humas Polresta Bogor AKP Yuni Astuti meminta media untuk menggunakan foto korban dengan gambar ilustrasi agar tidak melukai hati keluarga.

"Kita jajaran Polresta Bogor yang menangani dapat teguran, jadi saya mohon untuk foto korban diganti dengan perumpamaan saja," kata Yuni. []

Berita terkait
0
Ini Dia 10 Parpol Pendatang Baru yang Terdaftar di Sipol KPU
Sebanyak 22 partai politik (parpol) telah mengajukan permohonan pembukaan akun atau akses Sistem Informasi Partai Politik (Sipol).