Andi Arief Soal Rocky Gerung: PDIP Cuma Pakai Otot!

Menanggapi Rocky Gerung, politikus Partai Demokrat Andi Arief menilai PDIP hanya mengedepankan otot daripada otak.
Akademisi Rocky Gerung memberikan kesaksian dalam sidang kasus dugaan penyebaran berita bohong atau hoaks dengan terdakwa Ratna Sarumpaet di PN Jakarta Selatan, Jakarta, Selasa (23/4/2019). Rocky Gerung menjadi saksi fakta yang dihadirkan Jaksa Penuntut Umum atas dugaan penyebaran berita bohong atau hoaks yang dilakukan Ratna Sarumpaet. (Foto : Antara/Reno Esnir)

Jakarta - Politikus Partai Demokrat Andi Arief angkat bicara terkait kader PDI Perjuangan (PDIP) Henry Yosodiningrat melaporkan Rocky Gerung ke kepolisian. Menurut dia, laporan itu didasari kader partai berlogo banteng kini banyak yang hanya mengedepankan otot daripada otak

Rocky dinilai menghina Presiden Joko Widodo (Jokowi) karena menyebut tidak mengerti Pancasila. Andi menambahkan, orang yang melaporkan Rocky ke polisi sebagai preman.

"Kawan-kawan PDIP yang sekarang ada dan mendapatkan posisi dalam partai dan kekuasaan --mayoritas PDIP otot--. Faksi otak tersingkir. Itu penjelasan kenapa preman seperti Hendriyosodiningrat melaporkan Rocky Gerung," tulis Andi dalam akun Twitternya, @AndiArief_, Senin, 9 Desember 2019.

Sebelumnya, Rocky Gerung dalam acara Indonesia Lawyers Club (ILC) di TV One, menyebut Jokowi tak memahami nilai-nilai Pancasila. Dia mengatakan Jokowi hanya menghapal lima sila dasar negara tersebut.

Menurutnya, apabila Presiden ke-7 Indonesia itu menyelami Pancasila, maka tidak akan melanggar Undang-undang (UU) tentang lingkungan hidup, serta bisa menyejahterakan rakyat tanpa berutang.

"Jadi sekali lagi, polisi Pancasila atau Presiden (Jokowi) enggak ngerti Pancasila, dia hapal tapi enggak paham. Kalau dia paham dia enggak berutang, kalau dia paham dia enggak naikin BPJS, kalau dia paham dia enggak melanggar UU Lingkungan," kata Rocky.

Rocky kemudian pamer, dia sempat menulis risalah panjang-lebar di majalah Prisma dengan riset akademis yang kuat, bahwa Pancasila bukan ideologi dalam pengertian akademik.

Mantan dosen Universitas Indonesia (UI) itu berujar, dalam diskursus akademis tersebut, sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa, ia interpretasikan, mengakui bahwa perbuatan manusia hanya bermakna kalau diorientasikan ke langit.

"Sila kedua Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab. Apa dalilnya bahwa saya boleh berbuat baik tanpa menghadap langit, itu namanya humanisme tu. Lalu saya berbuat baik supaya masuk surga, artinya kemanusiaan saya itu palsu," kata dia seperti dilihat Tagar, Rabu, 4 Desember 2019.

"Sila kelima Keadilan Sosial. Versi siapa? Liberalisme? Libertarianisme. Orang boleh isi sila kelima itu dengan marxisme, boleh saja. Diisi dengan islamisme boleh saja. Karena tidak ada satu keterangan final tentang isi dari keadilan sosial itu," ucapnya. []

Berita terkait
Alasan Politikus PDIP Polisikan Rocky Gerung
Politikus PDIP Henry Yosodiningrat membeberkan alasanya melaporkan Rocky Gerung ke Bareskrim Polri.
Jubir Jokowi Bela Rocky Gerung Soal Ejekan Pancasila
Jubir Presiden Joko Widodo (Jokowi), Fadjroel Rachman tidak kaget dengan kritik Rocky Gerung, yang menilai RI-1 tidak memahami Pancasila.
Rocky Gerung Anggap Jokowi Gagal Paham Pancasila
Pengamat politik Rocky Gerung menganggap Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak memahami lima sila Pancasila, yang menjadi dasar negara Indonesia.
0
Sejarah Ulang Tahun Jakarta yang Diperingati Setiap 22 Juni
Dalam sejarah Hari Ulang Tahun Jakarta 2022 jatuh pada Rabu, 22 Juni 2022. Tahun ini, Jakarta berusia 495 tahun. Simak sejarah singkatnya.