Makassar - Jumlah orang terjangkit virus Corona atau covid-19 di Sulawesi Selatan hampir mencapai angka 10 ribu, dengan angka tersebut masyarakat banyak di jumpai tak lagi menjalankan protokol kesehatan dengan baik, bahkan beberapa diantaranya sudah tidak percaya dengan bahaya Corona.
Kebiasaan tidak takut Corona tanpa protap Covid-19 pun rupanya menjadi bagian terselubung dari konteks new normal ini.
Sosiolog Universitas Indonesia Timur Anshar Aminullah mengatakan penciptaan hal baruyang bisa jadi ini yang dinamakan new normal merupakan produk yang dihasilkan dari peristiwa pandemi ini rupanya bukan hanya menghadirkan kebiasaan baru, tapi juga menghadirkan kebiasaan yang harus tetap dalam Protap Covid-19.
"Kebiasaan tidak takut Corona tanpa protap Covid-19 pun rupanya menjadi bagian terselubung dari konteks new normal ini. Ironisnya, makin lambat kenaikan kasus makin takut masyarakat, makin cepat kenaikan kasus Corona justru masyarakat menjadi makin berani," ujar Anshar, Rabu, 5 Agustus 2020.
Ansar melihat fenomena ini lucu dan unik serta mempertanyakan apa sesungguhnya yang tengah terjadi dalam masyarakat. Memang lanjut Ia, Covid-19 yang menginfeksi puluhan ribu orang dan merenggut nyawa belasan ribu saudara-saudara kita diberbagai daerah adalah fakta nyata didepan mata.
"Namun situasi di Indonesia ini khususnya di Sulawesi Selatan bisa lebih buruk karna wabah berbanding lurus dengan peluang besar terjadinya krisis sosial dan tekanan ekonomi," ujarnya.
Anshar menambahkan dalam konteks yang lebih mikro, ketakutan berlebih akan tekanan ekonomi pada masyarakat kita menghadirkan rasa nekad dimana banyak yang berkata “kita semua akan mati, namun jangan sampai Corona justru membuat kita mati kelaparan disaat kita menunggu ketakpastian melandainya kurva”.
"Idiom ini pada akhirnya menjadi pendamping stigma lain bahwa Pemerintah memang takkan pernah berhasil mengatasi dengan baik Pandemi ini. Jadi wajarlah jika tak sedikit masyarakat disekitar kita seolah tak peduli lagi dengan wabah ini, toh urusan perut keluarga adalah bagian dari harga diri yang perlu dipertahankan sampai mati, bukan menunggu mati dengan ketakutan terhadap Covid-19," jelasnya. []