Anak-anak Tak Boleh Jadi Prioritas Terakhir Agenda Internasional

Laporan PBB menyebutkan bahwa anak-anak tidak boleh jadi pioritas terakhir pada agenda internasional
Seorang anak menunggu bersama anak-anak lain di dalam area kantor Komisi Bantuan Pengungsi Meksiko, sementara orang tua mereka mengisi dokumen, di Tapachula, Meksiko, 26 April 2019 (Foto: voaindonesia.com/AP)

Jakarta – Ketika mempresentasikan Laporan Tahunan Sekretaris Jenderal tentang Anak-anak dan Konflik Bersenjata, Perwakilan Khusus PBB, Virginia Gamba, mengatakan, “Anak-anak tidak bisa lagi menjadi prioritas terakhir dari agenda internasional atau kelompok individu yang paling tidak dilindungi di planet ini.”

Seraya menyatakan bahwa laporan itu mencakup periode dari Januari hingga Desember 2020 Gamba mengatakan, “Sangat tragis mengetahui bahwa laporan ini diterbitkan pada saat penderitaan anak-anak yang luar biasa mengingat banyaknya kemunduran proses demokrasi di beberapa negara dalam agenda Anak dan Konflik Bersenjata pada awal tahun ini dan meningkatnya kekerasan antara pihak yang berkonflik.”

pengungsi anak-anakLebih 42% pengungsi global adalah anak-anak di bawah 18 tahun (Foto: dw.com/id)

Gamba khawatir, semua itu akan membatalkan banyak kemajuan yang telah diupayakan dengan susah payah di banyak negara yang terimbas konflik dalam beberapa tahun ini.

Ditanya tentang situasi anak-anak dalam konflik Israel dan Palestina, Gamba mengatakan, “Anak-anak Israel dan Palestina tidak pantas menerima ini.” Menurut Gamba, yang harus diutamakan adalah dialog dan perlindungan anak. “Harus ada solusi damai untuk situasi ini,” ujar Gamba.

seorang anak laki-laki pengungsiSeorang anak laki-laki pengungsi mengintip dari hunian sementara di Kota Kabul, Afghanistan, 30 Desember 2020 (Foto: voaindonesia.com/AP)

Laporan itu menunjukkan bahwa pada tahun 2020, situasi anak-anak dalam konflik bersenjata ditandai dengan masih tingginya angka pelanggaran berat. PBB memverifikasi hampir 24 ribu pelanggaran berat yang dilakukan pada tahun 2020.

Jumlah tertinggi pelanggaran berat terhadap anak-anak diverifikasi di Afghanistan, Republik Demokratik Kongo, Somalia, Republik Arab Suriah, dan Yaman (ka/uh)/Associated Press/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Negara-negara yang Paling Berbahaya Bagi Anak-anak
Somalia, Kongo, Afghanistan dan Suriah merupakan negara yang paling berbahaya bagi anak-anak di zona konflik
Anak-anak yang Lahir Lebih Banyak Sebagai Pengungsi
PBB melaporkan ada lebih dari 82 juta pengungsi di seluruh dunia, lebih dari 40 persen adalah anak-anak di bawah usia 18 tahun