Anak Usia 9 Tahun Merawat Ayah Lumpuh

Putri Depi Nur'aini, anak di Kulon Progo ini baru berusia 9 tahun, kelas 4 SD, tapi bisa merawat ayahnya yang lumpuh karena jatuh saat bekerja.
Putri Depi Nur\'aini usia 9 tahun, kelas 4 SD, merawat ayahnya bernama Sakijo yang lumpuh karena terjatuh saat bekerja sebagai penderas nira kelapa, Rabu, 31 Juli 2019. (Foto: Tagar/Harun Susanto)

Kulon Progo - Sekelompok anak berseragam merah putih, berjalan keluar dari sekolahnya di SD Negeri 2 Pripih, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Mereka bersenda gurau layaknya anak kecil pada umumnya. 

Di antara mereka ada seorang anak perempuan bernama Putri Depi Nur'aini. Tubuhnya kecil, rambut pendek hitam tebal sedikit ikal. Tidak tampak sama sekali, raut kesedihan di wajah kecilnya.

Usai berpisah dengan temannya, Depi bergegas pulang ke rumahnya. Langkah kakinya bergerak cepat, memburu waktu. Jarak yang ditempuh sekitar 3 kilometer tidak menghambatnya untuk segera pulang ke rumah.

Sampai di rumah, Depi hanya berganti baju dan tidak bisa istirahat layaknya anak sekolah pada umumnya. Dia harus bergegas melaksanakan kegiatan rumah, seperti menyapu dan merawat ayahnya.

Pada usia masih 9 tahun, kelas 4 SD, Depi harus merawat ayahnya yang lumpuh akibat terjatuh. 

Pekerjaan yang seharusnya dilakukan orang dewasa itu, harus dilakukannya karena sang ibu sudah tiada saat usianya masih 3 tahun. 

Saya hanya ingin ayah sembuh, bisa berjalan seperti sedia kala. Itu saja.

Memang dalam melaksanakan kegiatan sehari hari, saudara ayahnya ikut membantu, tapi mayoritas kegiatan perawatan dilakukan Depi.

Meski harus merawat ayah pada usia sekecil itu, Depi tidak berkecil hati.

"Saya hanya ingin ayah sembuh, bisa berjalan seperti sedia kala. Itu saja," ujar Depi kepada Tagar di rumahnya, Rabu, 31 Juli 2019.

Depi bertekad belajar lebih giat agar orang tuanya senang, bahagia melihatnya sukses pada masa depan. Apalagi cita-cita Depi sangat mulia, yaitu menjadi dokter, menyembuhkan orang-orang sakit seperti bapaknya. 

"Saya sayang bapak karena itu bapak akan saya rawat sesuai kemampuan saya," ucapnya.

Jatuh Saat Bekerja

Sakijo, ayah Depi, jatuh saat bekerja sebagai penderas nira kelapa. Ia bangga dan terharu, merasakan anaknya merawat dirinya dengan ikhlas sepenuh hati. 

Ia mengatakan tidak ada sedikit pun keluhan keluar dari mulut kecil Depi, meski setiap hari harus menyiapkan makan dan minum. Juga membuang kotoran Sakijo menggunakan pispot dan kaleng bekas cat.

"Dia anak yang rajin. Saat saya membutuhkan apa-apa, langsung dilayani oleh Depi," kata Sakijo.

Sakijo merasa beruntung, selain ada Depi yang merawatnya, para tetangga dan kerabat juga berhati mulia. Mereka secara rutin membantunya, melakukan sejumlah kegiatan seperti mandi yang harus menggunakan kursi panjang di depan rumah setiap hari. 

Mandi adalah satu-satunya kesempatan Sakijo untuk menghirup udara bebas. Setelahnya, ia akan kembali berbaring di ranjang. Jika ingin berpindah tempat atau posisi, Sakijo harus berjalan lambat dari kursi ke kursi.

"Jikalau tidak, entah harus bagaimana. Saya tidak bisa lagi bekerja, sementara Depi juga terlalu kecil untuk mencari uang," ucap Sakijo.

Sakijo berbangga, putri semata wayangnya tersebut tumbuh menjadi anak yang tegar, pintar dan tidak nakal. Anaknya selalu berhasil mendapatkan rangking di sekolah. Bahkan perasaan sedih, tidak pernah ditunjukkan di depan teman-teman dan gurunya. Depi lebih memilih tetap bersikap riang seperti anak sebayanya.

Tanggapan Tokoh Masyarakat Setempat

Sementara itu, Tokoh masyarakat setempat, 

Trisno Pratondo, tokoh masyarakat setempat, mengatakan mayoritas pekerjaan utama masyarakat Tangkisan III adalah penderes nira. Namun ironisnya, tidak ada asuransi dari pemerintah untuk para pekerja dengan risiko tinggi itu.

"Mereka yang berprofesi penderes nira kelapa, harus berhati-hati karena tak ada asuransi," katanya. []

Berita terkait
Pembunuhan Remaja di Tegal, 2 Tersangka Masih Anak-Anak
Dua tersangka pembunuh Nur Hikmah, 16 tahun, warga Desa Cerih, Kecamatan Jatinegara, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah masih di bawah umur.
Saat Anak SLB di Kulon Progo Rayakan Hari Kemerdekaan
Tidak mau ketinggalan, lomba untuk memperingati kemerdekaan juga dilakukan para siswa berkebutuhan khusus.
Main Internet Aman untuk Anak di Smartphone
Butuh pengawasan orang tua untuk memberi pemahaman kepada anak-anak tentang sisi negatif dan positif kehadiran teknologi ini.
0
Elon Musk Sebut Pabrik Mobil Baru Tesla Rugi Miliaran Dolar
Pabrik mobil baru Tesla di Texas dan Berlin alami "kerugian miliaran dolar" di saat dua pabrik kesulitan untuk meningkatkan jumlah produksi