Amerika Serikat Bersiap Hadapi Kemungkinan Kerusuhan

Pejabat di seluruh Amerika Serikat (AS) yang ditugaskan amankan pilpres juga ambil tindakan tegas hadapi kemungkingan kerusuhan selama pilpres
Sejumlah pemilih melaksanakan hak pilihnya dalam pencoblosan dini untuk pemilihan presiden AS, di Houston, Texas, 13 Oktober 2020. (Foto: voaindonesia.conm/Reuters)

Jakarta - Pejabat-pejabat di seluruh Amerika Serikat (AS) yang ditugaskan untuk mengamankan pemilihan presiden mendatang mengambil tindakan pencegahan tambahan, dan bersiap-siap menghadapi kemungkinan kekerasan pada 3 November 2020 dan sesudahnya.

Peringatan paling nyata bukan berasal dari pihak federal, tetapi dari pejabat tingkat negara bagian, dan beberapa mengatakan, kampanye disinformasi asing bisa memicu sejumlah masalah, mulai dari gangguan ketertiban kecil sampai kekerasan yang lebih parah.

“Penundaan hasil penghitungan suara dan penghitungan kembali bisa mengarah kepada protes dan usaha untuk menduduki kantor pemilihan,” demikian bunyi peringatan dari Departemen Keamanan Dalam Negeri New Jersey dalam laporan penilaian ancamannya yang diterbitkan pada akhir September lalu.

“Insiden keresahan sipil yang mengakibatkan huru-hara, tindak kekerasan, dan jatuhnya korban akan muncul seiring ketidak pastian hasil pemilihan, konfrontasi antara pemrotes dan demonstrasi kontra yang mempertanyakan hasil pemilihan,” demikian catatan dari laporan itu.

Pejabat negara bagian dan pemilihan lokal sangat serius dalam menangani peringatan seperti itu, khususnya setelah FBI bulan ini berhasil membongkar sebuah persekongkolan oleh milisi anti-pemerintah yang merencanakan penculikan Gubernur Michigan Gretchen Whitmer, seorang Demokrat.

Pejabat Michigan mengatakan, mereka sedang mengkaji situasinya dan fokusnya adalah pada pemilihan. Mereka merencanakan untuk menerbitkan panduan tambahan di hari-hari mendatang.

Namun, rencana penculikan pejabat, yang menurut Biro Penyelidik Federal (the Federal Bureau of Investigation/FBI), juga diarahkan kepada Gubernur Virginia Ralph Norhtam, bukan satu-satunya insiden yang menimbulkan kekhawatiran di kalangan pejabat pemilihan.

Beberapa mengacu pada sebuah protes pada akhir September di sebuah tempat pemungutan suara (TPS) pemilihan dini di Fairfax County, Virginia, sebuah daerah di pinggiran Washington DC, yang beritanya segera menyebar di Internet.

Video dari protes itu yang diunggah di media sosial, memperlihatkan sekelompok pendukung Presiden Trump mendekati TPS dengan poster dan bendera, sambil meneriakkan “Empat Tahun Lagi!”

Laporan polisi dari insiden itu menunjukkan pintu masuk ke bangunan TPS, sebuah bangunan pemerintah lokal, tidak pernah diblokir, dan pejabat mengatakan, tidak ada petunjuk bahwa ada peraturan yang dilanggar. Namun beberapa pemilih di sana memberitahu media bahwa mereka merasa keselamatan diri mereka terancam. [(jm/pp)/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Donald Trump Sesumbar Soal Virus Corona Jelang Pilpres AS
Di tengah-tengah pandemi virus corona yang menginfeksi 7,99 juta warga AS, Trump sesumbar soal virus corona jelang pilpres dengan keunggulan Biden
Pilpres di Amerika Serikat Dipastikan 3 November
Kepala Staf Gedung Putih, Mark Meadows memastikan pemilihan presiden (Pilpres) di Amerika Serikat akan dilaksanakan pada 3 November 2020.
Biaya Pilpres Amerika Serikat 2020 Capai Rp 164 Triliun
Pemerhati keuangan memperkirakan biaya Pemilu Presiden Amerika Serikat tahun 2020 mencapai Rp 164 triliun
0
Harga Emas Antam di Pegadaian, Rabu 22 Juni 2022
Harga emas Antam hari ini di Pegadaian, Rabu, 22 Juni 2022 untuk ukuran 1 gram mencapai Rp 1.034.000. Simak rincian harganya sebagai berikut.