Amerika Dukung Demokrasi di Dunia Tanpa Intervensi Militer

Menlu AS, Antony Blinken, katakan pemerintahan Presiden Joe Biden akan dukung demokrasi di dunia, tapi tidak melalui campur tangan militer
Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken (Foto: voaindonesia.com/Reuters)

Jakarta – Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS), Antony Blinken, mengatakan pemerintahan Presiden Joe Biden akan mendukung demokrasi di luar negeri (dunia), tapi tidak melalui campur tangan militer yang mahal, yang gagal pada masa lalu. Blinken mengatakan itu hari Rabu, 3 Maret 2021, ketika ia menjelaskan tujuan kebijakan luar negeri Presiden Joe Biden.

Setelah militer AS terlibat di Irak selama 30 tahun dan di Afghanistan selama 20 tahun, pengecam intervensi militer di sana sejak lama menyerukan agar Amerika menarik pasukannya dan tidak lagi terlibat dalam upaya-upaya "perubahan rezim" pada masa depan.

Menlu Blinken hari Rabu, 3 Maret 2021, mengatakan pemerintahan Biden menyusun kebijakannya sendiri, berupaya mendukung demokrasi dengan memberi contoh kepada negara-negara lain, tetapi tidak dengan paksaan.

pasukan as di irakPasukan AS di Irak (Foto: fanabc.com)

“Kami akan menawarkan insentif bagi perilaku demokrasi, tetapi kami tidak akan mempromosikan demokrasi melalui campur tangan militer yang mahal atau mencoba menggulingkan rezim otoriter dengan kekerasan. Kita sudah mencoba taktik ini pada masa lalu. Meskipun maksudnya baik, namun pendekatan seperti itu gagal," kata Blinken.

Blinken menambahkan, intervensi militer memberi nama buruk bagi penggalakkan demokrasi dan menghilangkan rasa percaya rakyat Amerika. Ia berjanji pemerintahan Biden akan melakukan hal-hal itu secara berbeda, termasuk memperbaiki demokrasi di dalam negeri yang akan menjadi dasar penting bagi kebijakan luar negeri.

Blinken mengatakan China merupakan ancaman terbesar karena satu-satunya negara yang punya kekuatan untuk menantang dan mengguncang sistem internasional yang terbuka. Ia menambahkan Washington harus berdialog dengan Beijing, tetapi harus dilakukan dari posisi Amerika yang kuat.

pasukan as di afghanistanDalam file foto yang diambil pada 6 Juni 2019 ini, tentara AS melihat ke lereng bukit di pos pemeriksaan Tentara Nasional Afghanistan (ANA) di distrik Nerkh, Provinsi Wardak, Afghanistan (Foto: france24.com - © THOMAS WATKINS/AFP)

“Itu memerlukan kerja sama dengan sekutu dan mitra-mitranya, bukan merendahkan mereka, karena gabungan kekuatan kita akan jauh lebih sulit untuk diabaikan oleh China. Ini memerlukan keterlibatan dalam diplomasi dan organisasi internasional, karena kalau kita melakukan langkah mundur, China selalu berusaha mengisi vakum yang kita tinggalkan."

Meskipun diakui bahwa dirinya dan banyak anggota pemerintahan yang baru, termasuk Joe Biden pernah bertugas di bawah mantan Presiden Barack Obama, namun Blinken menolak anggapan bahwa tim yang sekarang merupakan pemulihan kembali dari pemerintahan Obama. Ia mengatakan, waktu telah berlalu, dan Biden akan melihat dunia ini dari sebuah sudut pandang yang baru pula (ps/jm)/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Penarikan Pasukan Amerika Serikat dari Afghanistan dan Irak
Muncul reaksi yang beragam atas rencana Amerika Serikat (AS) menarik pasukan dari Afghanistan dan Irak mulai tahun depan
Bertikai dengan Turki, Irak Minta Tolong Amerika
Irak mendesak Amerika Serikat untuk menyelesaikan perselisihan antara Irak dengan Turki pasca serangan bom drone ke wilayah Irak.
Donald Trump Tarik Pasukan Amerika Serikat dari Afghanistan
Presiden AS, Donald Trump, dalam cuitan di Twitter sebut akan menarik semua pasukan dari Afghanistan jelang Natal
0
David Beckham Refleksikan Perjalanannya Jadi Pahlawan untuk Inggris
David Beckham juga punya tips untuk pesepakbola muda, mengajak mereka untuk menikmati momen sebelum berlalu