Ambisi Rebut Juara Liga Inggris, Chelsea Terus Kejar Manchester City

Kiper Chelsea Thibaut Courtois mengatakan masih ada banyak waktu bagi klub London itu terus mengejar sang pemuncak klasemen dan meraih gelar Liga Inggris.
Ambisi Rebut Juara Liga Inggris, Chelsea Terus Kejar Manchester City. (Foto:Ist)

London, (Tagar 7/11/2017) - Manchester City terlihat sedang berada dalam laju "tidak dapat dihentikan", namun kiper Chelsea Thibaut Courtois mengatakan masih ada banyak waktu bagi klub London itu untuk mengejar sang pemuncak klasemen dan meraih gelar Liga Inggris mereka.

City sempat memimpin persaingan perebutan gelar pada awal musim lalu dan unggul delapan poin dari Chelsea setelah enam pertandingan pembukaan, sebelum pasukan Antonio Conte mencatatkan laju 13 kemenangan beruntun untuk memanjat ke peringkat pertama serta mengamankan trofi liga.

Musim ini, pasukan Pep Guardiola memiliki keunggulan sembilan poin atas Chelsea, namun Courtois mengatakan Chelsea berpeluang kehabisan nafas seiring bergulirnya musim.

"Tahun lalu kami tertinggal delapan poin di belakang City pada satu titik dan kemudian kami mencatatkan laju kemenangan. Saya berharap kami mampu melakukan hal yang sama," kata Courtois kepada situs resmi klub (www.chelseafc.com).

"Kami sekarang harus berharap mereka kehilangan poin demi poin. Pada saat ini mereka sedikit tidak dapat dihentikan, mereka bermain sangat baik dan mencetak gol demi gol." "Namun musim masih sangat panjang, mereka bisa saja mengalami masalah cedera, bermain sedikit buruk, dan kalah pada sejumlah pertandingan. Kami harus berada di sana dan menjaga laju kemenangan kami." Manajer Chelsea Antonio Conte juga menepis rumor media yang mengait-ngaitkan dirinya dengan AC Milan, setelah kemenangan atas Manchester United di Stamford Bridge pada Minggu. Chelsea akan kembali tampil di liga setelah jeda internasional dengan lawatan ke markas West Bromwich Albion pada 18 November.(ant/wwn)

Berita terkait
0
Pemimpin G7 Janjikan Dana Infrastruktur Ketahanan Iklim
Para pemimpin dunia menjanjikan 600 miliar dolar untuk membangun "infrastruktur ketahanan iklim" perang Ukraina juga menjadi agenda utama