Amankah Jaga Jarak dan Higiene Saat Pandemi Virus Corona

Pandemi virus corona membawa bermacam perubahan antara lain terhadap perilaku untuk mencegah penyebaran virus
Harap jaga jarak minimal 1,5 meter (Foto: dw.com/id)

Jakarta - Saat pandemi virus corona (Covid-19), jaga jarak itu penting. Tapi aturan jarak yang ditetapkan, tidak akan dapat mencegah penyebaran virus secara nyata yang amat kompleks. Juga banyak fenomena baru dalam penularan virus corona. Fabian Schmidt merangkum beberapa hal terkait dengan pandemi di dw.com/id yang dilansir Tagar berikut ini.

harap jaga jarakHarap jaga jarak minimal 1,5 meter (Foto: dw.com/id)

Harap jaga jarak minimal 1,5 meter. Pandemi Covid-19 memunculkan serangkaian aturan baru. Salah satunya jaga jarak minimal 1,5 meter. Selain itu faktor higiene dan mengenakan masker. Namun, hal itu tidak menjelaskan bagaimana realita penyebaran virus SARS-CoV2 lewat aerosol yang amat rumit. Demikian laporan para peneliti dari Oxford dan London di Inggris serta Cambridge di AS dalam British Medical Journal akhir Agustus lalu.

dari mana asalnyaDari mana asalnya aturan jarak 2 meter? (Foto: dw.com/id)

Dari mana asalnya aturan jarak 2 meter? Pakar kedokteran Jerman Carl Flügge tahun 1897 sarankan agar menjaga jarak 2 meter dari penderita TBC agar tidak tertular. Partikel cairan yang yang mengandung bakteri streptococcus disemburkan saat penderita batuk, masih menular pada jarak 2 meter. Riset lainnya pada tahun 1948 menunjukkan, sekitar 90% bakteri tuberkolosa yang disemburkan saat batuk, tidak sampai mencapai jarak 1,70 meter.

jaga jarak 2 meterJarak dua meter tidak mencukupi (Foto: dw.com/id)

Jarak dua meter tidak mencukupi. Riset dari tahun 1948 itu dipublikasikan dalam American Medical Journal. Namun, juga ditunjukkan sekitar 10% bakteri mencapai jarak lebih jauh, hingga 2,90 meter. Foto ilustrasi menunjukkan, warga yang berjemur di bantaran sungai Rhein ikut aturan menjaga jarak berupa lingkaran berdiameter dua meter. Tapi sekarang yang kita hadapi adalah virus SARS-CoV2 bukan bakteri TBC.

virus menyebarVirus menyebar lewat aerosol (Foto: dw.com/id)

Virus menyebar lewat aerosol. Virus lebih kecil dari bakteri, dan mampu mengambang di udara selama beberapa jam dan bisa menyebar dalam ruangan. Karena itu para ahli menyarankan, bukan hanya jaga jarak dua meter sebagai kriteria keamanan. Melainan juga beberapa faktor lainnya: ventilasi ruangan, memakai masker, dan jangan berbicara atau menyanyi terlalu kencang.

jangan batukJangan batuk atau menyanyi (Foto: dw.com/id)

Jangan batuk atau menyanyi. Sejumlah riset teranyar juga menunjukkan, saat batuk atau bersin paket virus bisa tersembur hingga jarak 8 meter. Juga berbicara kencang atau menyanyi, membuat turbulensi aerosol di dalam ruangan. Jika berbicara lirih, seperti di perpustakaan dan orang berada di udara terbuka, jarak antara dua orang bisa jauh lebih dekat.

berapa lamaBerapa lama aman berada di dalam ruangan? (Foto: dw.com/id)

Berapa lama aman berada di dalam ruangan? Yang juga menentukan untuk mitigasi bahaya, adalah lamanya berada dalam ruangan yang terkontaminasi dan berapa banyak orang berada dalam ruangan. Dari beragam faktor ini, para ahli membuat model seperti lampu pengatur lalu lintas. Yang jelas: di dalam ruangan dengan banyak orang, sebaiknya hanya tinggal sebentar, masukkan udara segar, memakai masker, dan bicara lirih.

fenomena kontakFenomena kontak hanya semenit (Foto: dw.com/id)

Fenomena kontak hanya semenit. Kontak sangat singkat mencukupi untuk terinfeksi virus pemicu COVID-19. Contoh kasus di AS, di mana seorang sipir tertular virus corona dari seorang narapidana, padahal dia hanya kontak beberapa menit saja. Karenanya jawatan kesehatan AS-CDC terapkan aturan baru yang lebih ketat. Definisi kontak erat adalah: jarak di bawah dua meter, minimal 15 menit namun terakumulasi dalam waktu 24 jam. (as/rap)/dw.com/id. []

Berita terkait
Kemajuan Hak-hak Perempuan Diperburuk Pandemi Virus Corona
Laporan PBB menunjukkan bahwa kemajuan dalam hal hak-hak perempuan dan partisipasi pasar kerja secara global diperburuk pandemic virus corona
Seberapa Aman Perjalanan Udara Selama Pandemi Virus Corona
Sebuah penelitian simpulkan perjalanan udara mungkin tidak begitu aman, sebuah penerbangan ke Irlandia disebut penyebab 59 kasus corona baru
Perdagangan Manusia Sulit Ditumpas Saat Pandemi Virus Corona
Pakar PBB mengatakan bahwa di masa pandemi virus corona perdagangan manusia sulit ditumpas karena terkait dengan masalah ekonomi
0
David Beckham Refleksikan Perjalanannya Jadi Pahlawan untuk Inggris
David Beckham juga punya tips untuk pesepakbola muda, mengajak mereka untuk menikmati momen sebelum berlalu