Semarang - Penutupan lokalisasi Sunan Kuning (SK) oleh Pemkot Semarang ternyata belum sepenuhnya menghapus praktik prostitusi di wilayah tersebut. Para PSK alumni SK ternyata banyak beralih layanan lewat online, salah satunya aplikasi MiChat.
Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua Paguyuban Karaoke Argorejo (Pakar), Rohmad menyikapi fenomena prostitusi online di Kota Semarang pascaterungkapnya kasus pembunuhan PSK di sebuah hotel belum lama ini.
Rohmad menuturkan pihaknya mengapresiasi Pemkot Semarang mengingat setelah SK ditutup, kawasan Argorejo tak ada praktik prostitusi. "Kalaupun ada sistemnya terselubung," ujar dia, Minggu, 14 Januari 2021.
Hanya saja, bukan berarti para wanita yang semula bekerja sebagai PSK kemudian pensiun dari dunia hitam. Kasil pengamatannya, setelah prostitusi di Argorejo, banyak di antara mereka yang kemudian memindahkan layanan ke tempat lain.
Saya tahu ini karena mereka pada cerita, 90 persen eks Argorejo pada bermain di luaran sana di panti pijat, spa, dan hotel-hotel yang ada di Kota Semarang.
Hotel adalah salah satu tempat paling banyak diminati para eks PSK Sunan Kuning. Mereka praktik esek-esek di kamar hotel dengan sistem online.
"Bisa dicek langsung melalui aplikasi MiChat. Saya tahu ini karena mereka pada cerita, 90 persen eks Argorejo pada bermain di luaran sana di panti pijat, spa, dan hotel-hotel yang ada di Kota Semarang. Mereka pada ngomong karena di sini tidak boleh," beber dia.
Rohmad berharap Pemkot Semarang dapat melakukan kajian atas praktik prostitusi yang sulit terkontrol tersebut. Sebab aktivitas itu bisa berdampak pada kesehatan maupun keamanan para pekerja seks. Termasuk potensi melonjaknya penyebaran penyakit kelamin.
"Kasihan dengan anak-anak (eks SK) tidak terkontrol kesehatannya, dan keamanannya," imbuh dia.
Baca juga:
- Polrestabes Semarang Incar Prostitusi Online di Hotel
- Pembunuhan PSK Subang Menguak Prostitusi Online di Semarang
- Fakta Jelang Pembunuhan PSK Subang di Semarang, Indehoi Dulu
Diketahui lokalisasi Sunan Kuning atau resosialisasi Argorejo, di Kalibanteng Kulon, Kota Semarang, ditutup pada Oktober 2019. Pemkot Semarang melarang adanya aktivitas prostitusi di tempat tersebut.
Persoalan prostitusi di Kota Semarang kembali mencuat ke permukaan seiring terbunuhnya PSK asal Subang di sebuah hotel di kawasan Sriwijaya, Kamis, 11 Februari 2021. Korban melayani jasa esek-esek secara online via MiChat selama sepekan di hotel tersebut. []