Jakarta – Jerman sepertinya tidak memandang ancaman militer Rusia terhadap Ukraina dengan urgensi yang sama seperti Amerika Serikat (AS) dan beberapa sekutu Eropa, yang mulai menilai Berlin sebagai titik lemah dalam aliansi Barat, kata para diplomat dan analis.
Kanselir baru negara itu, Olaf Scholz, ikut memberi peringatan keras mengenai konsekuensi bagi Rusia apabila Presiden Vladimir Putin memerintahkan invasi terhadap Ukraina. Tapi Jerman telah menolak permintaan bantuan militer dari Ukraina, memicu kejengkelan Kyiv.
Berlin juga telah mencegah negara-negara Baltik seperti Latvia, Estonia dan Lithuania untuk memasok senjata buatan Jerman ke Kyiv.
Kekecewaan Ukraina kian mendalam pada Sabtu, 22 Januari 2022, ketika Kepala Angkatan Laut Jerman, Wakil Laksamana Kay-Achim Schönbach, menggambarkan kekhawatiran Barat mengenai invasi Rusia sebagai "omong kosong" dan menyerukan agar Vladimir Putin untuk diberi "kehormatan yang ia kehendaki dan layak ia dapatkan." Kementerian pertahanan Jerman segera mengecam komentar itu, dan laksamana itu langsung mengundurkan diri.
Tapi, itu tidak cukup menenangkan kejengkelan Ukraina. Kyiv meyakini pernyataan laksamana itu mencerminkan sikap sebagian besar pemerintah Jerman dan telah menyerukan Berlin agar mengubah sikapnya dalam konflik geopolitik itu (vm/jm)/voaindonesia.com. []
Bundeswehr Militer Jerman Dalam Misi NATO
Ngeri! Skenario Perang Dunia Ketiga: Empat Blok Pecah, Dimana Posisi Indonesia?
Aliansi NATO Makin Tidak Sabar dengan Agresi Turki
Menlu Amerika Bertemu Menlu Rusia Bahas Ukraina