Jakarta - Dalam memaknai kebijakan politik Amerika Serikat yang berdampak terhadap kaum muslim di dunia, maka yang paling utama harus dipahami menurut Dosen HI Universitas Wahid Hasyim Semarang, Dr. Ali Martin, adalah doktrin-doktrin dan nilai-nilai yang selama ini tercatat dalam sejarah Amerika.
Pernyataan tersebut disampaikan Ali Martin dalam Seminar Nasional bertajuk ‘Hudson Institute dan Kebijakan Luar Negeri AS terhadap Muslim di Dunia’ yang diselenggarakan oleh Indonesia Muslim Crisis Center (IMCC) & Prodi HI Universitas Wahid Hasyim Semarang secara virtual pada hari Rabu, 15 September 2021.
Kebijakan-kebijakan yang bisa dibilang berdalih atau berkamuflase misalnya resolusi PBB dan kebijakan PBB yang diintervensi Amerika.
Sebagai narasumber pertama, dalam diskusi tersebut Ali Martin lebih banyak mengupas tentang pijakan-pijakan yang digunakan oleh Amerika Serikat dalam membuat kebijakan luar negeri.
- Baca Juga: Angka Tertinggi Defisit Perdagangan Amerika Pada Maret 2021
- Baca Juga: Mulai 9 Agustus 2021 Warga Amerika Boleh Masuk Kanada
Meskipun tidak selalu, namun kebanyakan kebijakan yang diambil oleh AS berlandaskan konsep pragmatisme realis. AS membentuk kebijakan demi kepentingan dan keamanan nasionalnya.
“Kebijakan-kebijakan yang bisa dibilang berdalih, atau berkamuflase. Misalnya resolusi PBB dan kebijakan PBB yang diintervensi Amerika. Kasus Irak atau kasus-kasus di Timur Tengah banyak yang berdalih dan selalu dari keputusan AS,” kata Ali Martin.
- Baca Juga: Amerika Serikat Blokir Penerbangan Dari Belarus
- Baca Juga: Pengamanan Joe Biden Dilantik Jadi Presiden Amerika Serikat
Berkaitan dengan pernyataan tersebut, pada intinya tujuan dari kebijakan-kebijakan AS adalah untuk menjaga perannya sebagai polisi dunia.
Menguasai balance of power, di mana AS menjaga keseimbangan, mengatur bahkan mengendalikan regulasi-regulasi di kawasan yang ada di bawah kekuasaannya.
(Risma Perdana Izzati)